Kenali Perbedaan Weight Loss vs Fat Loss

Kenali Perbedaan Weight Loss vs Fat Loss

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari

Terakhir ditinjau: 18 Juni 2020

Masyarakat saat ini memang sangat memuja tubuh ramping. Karena gaya hidup serba praktis memicu overweight hingga obesitas, sehingga banyak orang memimpikan penurunan berat badan.

Ya, menurunkan berat badan tidak benar-benar salah, tetapi yang seharusnya ingin dihilangkan bukan sekedar berat badan (weight loss) tapi lemak tubuh (fat loss). Siapa saja bisa menurunkan berat badan. Cukup tidak makan, pasti akan kehilangan berat badan. Sayangnya, berat badan yang turun bukan cuma lemak, tapi juga massa otot dan cairan tubuh.

Mungkin kamu pernah mendengar tentang orang-orang yang berfokus pada turunnya berat badan, tapi ada juga yang berfokus meningkatkan massa otot. Ada yang diet ekstrim, ada juga yang diet fleksibel dengan memastikan kecukupan nutrisi. Kalau di tempat kebugaran juga pasti kamu sering melihat orang yang hobi berjam-jam di treadmill, tapi ada juga yang bergantian dengan angkat beban.

Nah, yang membedakan dari semua itu adalah mindset tentang memilih untuk weight loss atau fat loss. Masih bingung dengan perbedaannya? Berikut ini penjelasan tentang perbedannya.

1. Total Weight vs Fat Weight

Weight loss menurunkan total berat badan (masa air, glikogen, otot dan lemak secara bersamaan). Faktanya banyak sekali orang yang lebih ingin berat badannya turun saja. Tidak peduli berat tubuh dari mana yang menghilang, yang penting total weight atau berat badan di timbangan turun.

Nah, fat loss dibandingkan memikirkan penurunan berat badan, lebih bertujuan untuk menurunkan massa lemak. Untuk orang yang overweight, fat loss secara otomatis akan menurunkan berat badan. Untuk orang yang underweight, berat badan justru bisa naik karena peningkatan massa otot.

Disitu perbedaannya! Kalau weight loss mementingkan turunnya berat badan, fat loss memperjuangkan penurunan lemak dalam tubuh dan peningkatan massa otot. Bisa jadi berat badan turun, naik, atau tetap sama. Tapi yang bisa dipastikan, lemak dalam tubuh akan berkurang.

2. Prosesnya

Diet untuk weight loss cukup ekstrim, ada juga yang benar-benar ekstrim. Kalau pernah mendengar diet mayo dan diet keto, itu hanya dua contohnya. Diet untuk weight loss memang terkesan menggiurkan, ya. Seperti menjanjikan penurunan kilat seperti 6 kg dalam 13 hari.

Risiko diet ekstrim kanan (misal, eat clean dan mayo) atau diet ekstrim kiri (misal, anti garam, anti karbo, diet keto, makan super sedikit) justru mengakibatkan dampak seperti badan jadi lemas, tidak bisa konsen, dehidrasi, mood swing, menstruasi berhenti, dan sebagainya.

Weight loss hasilnya juga ‘yoyo’, karena penurunannya bukan lemak tubuh saja, tapi juga masa air dan glikogen yang mudah sekali naik lagi.

Sebaliknya, fat loss itu eat right bukan eat less. Fat loss mencukupi dan menyeimbangi nutrisi, bukan meniadakan nutrisi (tetap makan enak, makan karbo, lemak, dan sodium dalam jumlah yang pas). Selain mementingkan konsumsi nutrisi yang seimbang, fat loss memperjuangkan protein harian yang harus selalu terpenuhi untuk pembentukan massa otot dan pembakaran lemak.

Fat loss penurunan beratnya wajar dan perlahan, namun hasilnya tidak ‘yoyo’. Fat loss tidak menurunkan metabolisme. Turun berat sedikit saja bentuk tubuh sudah berubah jauh karena pembentukan otot dan body shape.

Baca Juga : 5 Cara Efektif Disiplin Diet

3. Pilihan Olahraga Andalan

Karena lebih fokus pada turunnya berat badan, orang yang menginginkan weight loss saja cenderung memilih olahraga seperti kardio yang terkenal ampuh menurunkan berat badan. Biasanya juga takut melakukan olahraga dengan beban, karena takut peningkatan massa otot yang dianggap bikin badan tambah besar.

Kardio terkenal dalam menurunkan berat badan, hal tersebut memang benar. Tapi ingat, kardio menurunkan berat badan karena membakar tidak hanya lemak, tapi juga menurunkan massa otot, lho.

Olahraga yang baik harus menyeimbangkan antara kardio dan beban untuk menjaga massa otot. Orang yang melakukan olahraga dengan seimbang tampak lebih segar kan dibanding yang hanya selalu melakukan kardio. Karena meski lemak tubuh turun, massa otot tetap terjaga, sehingga membantu pembentukan tubuh yang terlihat lebih segar.

Nah, tapi ingat juga kalau pemilihan menu makanan juga mempengaruhi efektifitas olahraga. Supaya tidak mudah lemas, pastikan kecukupan nutrisi, apalagi protein yang berperan penting dalam pembentukan massa otot.

Kalau mungkin sudah terlalu kenyang untuk memenuhi protein harian, bisa juga tambah kebutuhan nutrisi harian dengan mengkonsumsi susu protein.

Baca Juga : Mengenal Whey Protein dan Manfaatnya

Jadi, mana yang lebih baik? Paling baik adalah lose fat dan menjaga massa otot dengan cara makan yang benar dan olahraga yang tepat.

Dengan cara ini, berat badan yang turun berasal dari masa lemak sehingga tidak hanya mendapatkan berat badan ideal, tapi juga bentuk tubuh yang ideal. Metabolisme juga akan meningkat sehingga bisa makan dengan bebas tapi terkontrol, dan membakar lebih banyak lemak tubuh.

Sumber :
Amber. (2017). Weight Loss vs Fat Loss – The Difference Explained. www.bodycarehealthclub.com.au
Catorina Harvey. (2018). This is The Difference between Fat loss and Weight Loss. www.cosmopolitan.com
Dapurfit. (2018). Perbedaan antara Weight Loss dengan Fat Loss. www.instagram.com