Kenali Penyebab dan Faktor Risiko PPOK (COPD)

Kenali Penyebab dan Faktor Risiko PPOK (COPD)

Penulis: Fajar | Editor: Umi

Seseorang kerap mengeluhkan gangguan pada pernapasan. Keluhan tersebut timbul dari beberapa kemungkinan, salah satunya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau juga kerap disebut chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

PPOK adalah gangguan yang disebabkan oleh iritasi jangka panjang sebagai dampak paparan asap yang terus-menerus dan berkala, seperti dari asap rokok ataupun polusi udara. Masalah kesehatan ini akan mengganggu fungsi paru-paru, yang berakibat seseorang sulit bernapas.

Penyakit ini cukup umum dan mematikan. Pada 2015, menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO secara global diperkirakan 3,17 juta kematian disebabkan oleh PPOK. Bahkan lebih dari 90% kematian PPOK terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca Juga : 9 Penyebab Napas Terasa Berat yang Perlu Anda Ketahui

Penyebab Umum PPOK

Sejumlah hal dapat berkontribusi pada kemunculan PPOK di tubuh seseorang. Tentu saja faktor di bawah ini sebaiknya Anda hindari agar terhindar dari penyakit kronis yang satu ini.

1. Merokok

Sudah barang tentu merokok berisiko besar membawa diri Anda pada masalah pernapasan, termasuk PPOK. Sejauh ini penelitian terus menyatakan bahwa kebiasaan buruk ini merupakan penyebab nomor satu PPOK. The American Lung Association mencatat 85-95 persen kasus PPOK berkaitan dengan kebiasaan merokok.

Intensitas dan jumlah rokok yang seseorang hisap dalam sehari berpengaruh pada semakin besarnya kemungkinan orang tersebut menderita PPOK. Hal tersebut akan diperparah jika seseorang memiliki riwayat PPOK pada keluarga.

Tak hanya yang merokok, Anda yang kerap terpapar asap rokok atau perokok pasif pun riskan terhadap PPOK. Ini berlaku bagi setiap asap rokok, apa pun kandungan rokok yang dihisap.

2. Paparan Zat Kimia

Jika Anda bukan merupakan seorang perokok, bukan berarti Anda terhindar dari risiko PPOK. Paparan zat kimia dapat juga menjadi pemicu penyakit kronis ini.

Zat kimia yang dimaksud termasuk debu tambang, debu kapas, debu-debu yang terdapat di tempat umum, atau di tempat Anda beraktivitas sehari-hari.

Paparan zat kimia tersebut juga memungkinkan didapat dari hal-hal, seperti bulu binatang, serta keberadaan zat-zat kimia, seperti isosianat (senyawa kimia dalam pestisida), lateks, dan garam platinum.

Risiko semakin besar jika situasi tersebut berlangsung lama. Paparan uap, debu, asap, dan gas yang mengandung zat-zat berbahaya di tempat Anda beraktivitas bisa meningkatkan risiko PPOK sebesar 22 persen.

3. Polusi

Polusi udara merupakan salah satu dari daftar ancaman seseorang terkena PPOK. Polusi udara yang dimaksud adalah asap yang bergerak bebas di udara yang Anda hirup.

Sejumlah polusi yang mungkin ada jika Anda sedang di dalam ruangan adalah jamur, serbuk sari, bulu binatang, hingga asap rokok yang dibuang dari mulut orang lain di sekitar.

Asap yang muncul dari peralatan dalam rumah Anda juga tak luput sebagai salah satu sumber zat pengancam PPOK, seperti asap memasak, penghangat udara, dan sebagainya.

Risiko tersebut menjadi lebih besar ketika Anda terpapar polusi di luar ruangan, yang sumbernya lebih sulit untuk diidentifikasi. Studi epidemiologi mencatat bahwa polusi di luar ruangan berkaitan sekali dengan risiko penyakit saluran napas termasuk PPOK.

Baca Juga : 7 Cara Mengatasi Sesak Napas Secara Alami

Faktor Risiko PPOK

Selain penyebab umum, terdapat juga sejumlah faktor risiko yang dapat menempatkan Anda pada golongan terancam penyakit saluran napas termasuk PPOK, di antaranya:

Asma

Jika Anda mengidap asma, meski bukan seorang perokok, berarti Anda memiliki faktor risiko PPOK. Penelitian Global Initiative for Chronic Lung Disease menyebut orang dengan asma memiliki risiko 12 kali lebih besar daripada orang yang tidak memiliki asma.

Risiko akan lebih tinggi jika penderita asma memiliki kebiasaan merokok. Peradangan saluran pernapasan berkelanjutan karena asma memiliki kemungkinan cukup besar membawa seseorang hingga terkena PPOK.

Mengendalikan asma dengan baik, berhenti merokok, dan menjalankan pola hidup sehat jadi solusi utama bagi penderita asma agar terhindar dari risiko PPOK.

Infeksi Paru-paru

Infeksi paru-paru akibat dari virus dan bakteri kerap dikaitkan dengan risiko PPOK, termasuk yang terjadi sejak dini atau usia anak. Infeksi paru-paru, termasuk tuberkulosis amat berkaitan dengan penyakit kronis seperti PPOK.

Selain itu, ketika seseorang mengidap HIV, maka risiko terkena PPOK semakin besar. Tentunya, risiko tersebut akan menjadi semakin besar ketika Anda memiliki kebiasaan merokok.

Jenis Kelamin

Mungkin ini menjadi kabar buruk bagi kaum wanita, tapi faktanya wanita memiliki risiko tinggi mengidap PPOK. Tentunya, ini di samping kebiasaan merokok pada seseorang.

Wanita memiliki risiko mengidap, jangka waktu sakit, dan risiko meninggal yang lebih besar akibat PPOK. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti berat badan dan ukuran paru-paru wanita yang lebih kecil.

Cara Menghindari Risiko PPOK

Tak banyak saran yang bisa diberikan untuk menghindarkan diri Anda dari risiko PPOK selain berhenti merokok dan mengubah pola hidup agar terhindar dari paparan polusi. Jika napas Anda sudah merasa lebih pendek, maka sebaiknya Anda waspada.

Cara lainnya adalah memahami penyebab umum dan faktor risiko penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Kenali diri Anda dan sesuaikan gaya hidup Anda dengan kondisi tersebut, agar Anda senantiasa terhindar dari PPOK dan memiliki organ pernapasan yang lebih baik.

Baca Juga : Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Apa Perbedaannya?

Sumber

Verywell health. (2020). Causes and Risk Factors of COPD. www.verywellhealth.com

Centers for Disease Control and Prevention. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Includes: Chronic Bronchitis and Emphysema. www.cdc.gov

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. (2018). Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of COPD. goldcopd.org

National Health Service. (2019). Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). www.nhs.uk

WHO. (2017). Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). www.who.int