Kenali Gejala Paranoid dan Cara Pengobatannya

Kenali Gejala Paranoid dan Cara Pengobatannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 17 Oktober 2022

 

Paranoid adalah pola berpikir yang mengarah pada kecurigaan dan kecurigaan yang tidak rasional terhadap orang lain. Hal ini mengenai tentang perasaan tidak nyaman hingga pola berpikir yang berlebihan yang mengindikasikan bahwa kesehatan mental seseorang berada dalam risiko yang serius.

Anda merasa paranoid jika merasa gugup atau gelisah tentang suatu situasi atau seseorang, karena memiliki kecurigaan tertentu yang kemudian mempengaruhi pola pikir dan perilaku. Anda merasa terancam seperti sedang diawasi oleh orang-orang sekitar, meskipun Anda tahu bahwa kekhawatiran tersebut tidak berdasarkan dengan kenyataan.

Baca Juga: Ketahui Ciri-Ciri Mental Illness dan Faktor Penyebabnya

Gejala

Kebanyakan penderita gangguan ini memiliki pikiran paranoid dari waktu ke waktu, ketidakpercayaan yang terus menerus, tidak rasional, dan tidak berdasar. Hal-hal berikut ini mungkin termasuk:

  • Bersikap defensif dan agresif
  • Mudah tersinggung
  • Percaya bahwa diri sendiri selalu benar
  • Tidak bisa berkompromi, memaafkan atau menerima kritik
  • Merasa menjadi korban
  • Merasa disalahpahami
  • Ketidakpercayaan pada orang lain
  • Merasa teraniaya
  • Mengucilkan diri
  • Kecemasan dan stress yang berkelanjutan
  • Hubungan dengan orang lain buruk karena ketidakpercayaan
  • Sulit melihat masalahnya sendiri
  • Selalu merasa gelisah

Penyebab Paranoid

Penyebab dari paranoid sendiri masih belum jelas dan tergantung pada kondisi yang terkait, tetapi faktor genetik dianggap memiliki peran penting. Berikut adalah teori-teori yang mungkin menjadi salah satu penyebab gangguan ini.

1. Kimia otak

Bahan kimia alami dalam otak (neurotransmitter) membentuk pola dasar pikiran dan perasaan. Obat-obatan tertentu seperti kokain, marijuana, dan amfetamin dapat mengubah kimiawi otak yang dapat menimbulkan perasaan, pikiran, dan perilaku paranoid. Hal ini membuat beberapa peneliti percaya bahwa paranoid mungkin merupakan kelainan biokimia otak.

2. Peristiwa traumatik

Misalnya pelecehan atau kekerasan pada masa kanak-kanak dapat merusak cara berpikir dan perasaan seseorang sepanjang hidupnya. Inilah salah satu alasan kenapa peran keluarga dan lingkungan tempat tinggal sangat berperan penting pada tumbuh kembang anak.

3. Reaksi stres

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa paranoid lebih terjadi pada orang yang pernah mengalami stres yang parah dan berkelanjutan. Misalnya, mendapat tekanan dari lingkungan keluarga dan sekitar atau di tempat kerja. Namun, kejelasan tentang stres sebagai pemicu paranoid masih belum jelas.

4. Gangguan kejiwaan

Salah satu kondisi masalah kejiwaan dapat dihubungkan dengan paranoid, karena merasa kesulitan untuk mempercayai orang lain. Hal ini yang menyebabkan pikiran negatif tentang orang-orang yang tidak benar. Misalnya, menganggap orang lain membenci, mengolok-olok, atau bahkan merasa akan menyakiti Anda. Meskipun terkadang tidak mempercayai setiap pikiran yang tidak realistis dalam kepala, tetapi Anda merasa hal itu seakan terjadi.

Diagnosis

Kondisi yang menyebabkan paranoid sulit didiagnosa karena rasa ketidakpercayaan yang berlebihan sering kali terjadi pada berbagai masalah kesehatan mental. Kesulitan lainnya adalah orang yang mengalami paranoid cenderung menghindari dokter, rumah sakit, dan tempat medis lainnya karena rasa takut.

Diagnosis yang dilakukan mungkin termasuk:

  • Riwayat kesehatan lengkap
  • Pemeriksaan fisik
  • Penilaian terhadap gejala
  • Tes psikologi
  • Tes untuk menentukan gangguan kejiwaan lain yang mungkin menyebabkan gejala paranoid

Cara Pengobatan

Perawatan dan pengobatan pada paranoid tergantung pada tingkat keparahan gejala serta penyebab yang mendasari. Dokter atau psikiater mungkin akan merekomendasikan pengobatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Antara lain:

1. Obat-obatan

Dokter Anda umumnya akan meresepkan obat seperti antipsikotik, terutama jika Anda memiliki kondisi kejiwaan yang mendasari seperti skizofrenia atau gangguan bipolar. Obat lain juga akan dokter rekomendasikan untuk mengobati gejala yang Anda alami seperti antidepresan, obat yang membantu menstabilkan suasana hati, dan obat anti kecemasan.

2. Psikoterapi

Metode yang dilakukan untuk mengenali kondisi, perasaan, dan pikiran yang dimaksudkan untuk membentuk perilaku positif terhadap masalah yang Anda hadapi. Hal ini membantu Anda yang menderita paranoid dalam mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih adaptif, menyelesaikan masalah, respon terhadap situasi, menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan meningkatkan kepercayaan diri.

3. Belajar mengatasi masalah

Jika Anda mengalami paranoid, penting bagi Anda untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan dalam diri dengan dokter atau psikiater. Dengan belajar bagaimana berkomunikasi dengan dokter, atau orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi perasaan paranoid dalam situasi sosial.

Baca Juga: Sindrom Asperger: Tanda, Diagnosis, dan Pengobatan

Sumber

Very Well Health. (2020). What Is Paranoia?. www.verywellmind.com

Web MD. (2019). Paranoia. www.webmd.com

Better Health Channel. (2020). Paranoia. www.betterhealth.vic.gov.au

Cleveland Clinic. (2017). Paranoid Personality Disorder. my.clevelandclinic.org