Kenali Gejala Hipotiroidisme dan Cara Pencegahannya

Kenali Gejala Hipotiroidisme dan Cara Pencegahannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 16 Oktober 2022

 

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak pada leher yang menghasilkan hormon tiroid yang mengatur metabolisme tubuh. Sedangkan hipotiroidisme adalah kondisi dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup bagi tubuh, sehingga mempengaruhi proses metabolisme. Metabolisme tubuh merupakan proses mengubah makanan menjadi energi. Termasuk mengontrol fungsi dari organ-organ penting dalam tubuh. Misalnya mempengaruhi pernapasan, detak jantung, dan sistem pencernaan.

Saat kekurangan hormon tiroid, produksi energi akan menurun sehingga mengakibatkan banyak fungsi dari organ tubuh penting bekerja dengan lambat. Tanda umum dari hipotiroidisme adalah kelelahan, penambahan berat badan, dan depresi.

Baca Juga: Kelenjar Tiroid Membesar? Ini Penyebab dan Penyembuhannya

Tanda dan Gejala

Gejala hipertiroidisme sangat beragam, beberapa darinya seringkali mirip dengan gejala kondisi masalah kesehatan lainnya. Bahkan Anda mungkin tidak menyadari tengah mengidap hipertiroidisme. Tingkat keparahan penyakit ini tergantung kondisi gejala awal yang umumnya muncul. Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin Anda alami, antara lain:

  • Pada wanita, terjadi perubahan terhadap siklus menstruasi
  • Kelelahan
  • Berat badan bertambah
  • Wajah bengkak dan sensitif
  • Suara serak
  • Depresi
  • Susah buang air besar
  • Demam
  • Detak jantung melambat
  • Peningkatan kolesterol darah
  • Kulit kering, kasar, dan mudah mengelupas
  • Rambut rontok dan menipis
  • Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
  • Kesulitan kesuburan atau perubahan menstruasi
  • Kuku rapuh
  • Otot terasa lemah dan nyeri
  • Persendian nyeri dan kaku
  • Sensitif terhadap cuaca dingin

Penyebab

Hipotiroidisme paling umum adalah akibat oleh Tiroiditis Hashimoto, yaitu peradangan pada kelenjar tiroid. Penyakit Hashimoto adalah kelainan autoimun dimana antibodi tubuh Anda menyerang kelenjar tiroid. Tiroiditis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus. Berikut ini penyebab lain hipotiroidisme, antara lain:

1. Terapi Radiasi

Beberapa orang penderita kanker kelenjar getah bening (limfoma) atau leukemia biasanya melakukan pengobatan berupa penyinaran radioterapi untuk membunuh sel-sel kanker tersebut. Radiasi ini dapat merusak sel-sel pada tiroid hingga menyebabkan kelenjar tiroid lebih sulit untuk memproduksi hormon.

2. Operasi Kelenjar Tiroid

Kondisi masalah tiroid termasuk penyakit seperti nodul tiroid, kanker tiroid, atau penyakit graves (gangguan sistem imun). Penyakit tersebut membutuhkan operasi pengangkatan kelenjar tiroid dengan mengambil sebagian kelenjar atau keseluruhan. Hal ini tergantung dengan tingkat keparahannya. Jika sebagian tiroid yang diangkat, kemungkinan produksi hormon tiroid masih bisa memproduksi hormon untuk menjaga kadar gula tetap normal. Namun, jika keseluruhan kelenjar tiroid dirangkat maka penderita perlu mengonsumsi obat tiroid seumur hidup.

3. Pengobatan untuk Hipertiroidisme

Hipertiroidisme atau hipertiroid merupakan penyakit akibatkan oleh produksi kadar hormon tiroid yang berlebihan. Pengobatan untuk penyakit ini umumnya adalah dengan radioiodine atau yodium radioaktif. Tujuan pengobatan ini untuk menurunkan produksi hormon tiroid dan mengembalikan fungsi tiroid menjadi normal. Terkadang, pengobatan ini dapat menyebabkan kadar hormon tiroid tetap rendah dan memicu hipotiroidisme.

4. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Obat-obatan tersebut adalah obat mengandung amiodarone yang berfungsi untuk penyakit jantung atau obat dengan kandungan lithium untuk pengobatan gangguan kejiwaan tertentu dan interferon. Selain itu, termasuk juga jenis obat yang berfungsi untuk mengobati penyakit kanker. Efek dari obat-obatan ini dapat mempengaruhi kinerja tiroid dalam produksi hormon.

Pencegahan

Sayangnya hipotiroidisme tidak dapat Anda hindari. Namun, cara terbaik adalah dengan mencegah perkembangan kondisi tersebut agar tidak menjadi kondisi yang lebih serius. Cara pertama adalah dengan memperhatikan tanda dan gejala yang memungkinkan Anda mengidap hipotiroidisme. Melakukan pemeriksaan kesehatan juga sangat penting untuk Anda yang memiliki faktor risiko terhadap penyakit tersebut, seperti:

  • Memiliki riwayat penyakit autoimun
  • Pernah melakukan pengobatan radiasi pada area kepala atau leher
  • Riwayat penyakit gondok
  • Riwayat kesehatan anggota keluarga terhadap penyakit tiroid
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi tiroid

Skrining ini bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala awal kondisi penyakit tersebut. Jika tes sudah dilakukan dan menunjukkan hasil yang positif, maka selanjutnya dokter akan mengambil tindakan untuk mencegah perkembangan penyakit hipotiroidisme.

Sejauh ini tidak ada diet khusus yang direkomendasikan untuk hipotiroidisme, hanya anjuran untuk mengikuti diet yang bervariasi dan seimbang. Dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan yang tidak tinggi lemak atau sodium. Berikut adalah jenis makanan yang dapat memicu hipotiroidisme, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, antara lain:

  • Kedelai dan brokoli, karena mengandung zat goitrogens yang dapat memperlambat produksi hormon tiroid.
  • Kandungan yodium yang terdapat dalam rumput laut, dalam suplemen, dan beberapa suplemen zat besi lainnya dapat mempengaruhi penyerapan tiroksin yang fungsinya mengatur metabolisme tubuh.
  • Sayuran seperti kembang kol, kangkung, dan kubis dapat menyebabkan gondok jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

Baca Juga: Hipertiroid, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Sumber

Mayo Clinic. (2020). Hypothyroidism (underactive thyroid). www.mayoclinic.org

Healthline. (2020). Everything You Need to Know About Hypothyroidism. www.healthline.com

Web MD. (2020). Hypothyroidism (Underactive Thyroid). www.webmd.com

Medical News Today. (2018). What is hypothyroidism?. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2018). Underactive thyroid (hypothyroidism). www.nhs.uk