Kenali Gejala Demam Paratifus dan Faktor Penyebabnya

Kenali Gejala Demam Paratifus dan Faktor Penyebabnya

Penulis: Ericha | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 Desember 2022

 

Demam paratifus adalah infeksi akibat oleh strain kuman (bakteri) pada saluran usus dan aliran darah. Bakteri yang bertanggung jawab atas penyakit ini adalah Salmonella paratyphi. Paratifus sering atau dengan nama lain termasuk demam enterik, demam lambung, tifus abdominalis, demam infantile, remittent, demam saraf, demam lambat, dan demam phytogenic.

Bakteri penyebab demam paratifus paling sering akibat seseorang tidak menjaga standar kebersihan. Kemudian, kebersihan yang baik tidak dapat dipertahankan karena kurangnya air bersih yang mengalir dan pembuangan air limbah yang aman.

Baca Juga: Cara Mencegah Tipes (Demam Tifoid) serta Tips Pemulihan Jika Terkena

Penularan Paratifus

Orang yang terinfeksi memiliki bakteri dalam kotorannya, termasuk urin. Jika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan hati-hati setelah pergi ke toilet, bakteri dapat menyebar dari tangan ke permukaan dan benda-benda yang dapat bersentuhan dengan makanan atau disentuh oleh orang lain.

Tangan Anda juga bisa terkontaminasi saat mengganti popok bayi yang terinfeksi. Sumber air yang terkontaminasi feses yang terinfeksi adalah cara umum penularan infeksi.

Masa inkubasi (waktu yang diperlukan bakteri untuk berlipat ganda hingga dapat menimbulkan gejala pada inangnya) paratifus sekitar satu hingga 10 hari. Timbulnya gejala mungkin lambat, secara bertahap memburuk sekitar tiga atau empat hari. Jika tidak mendapatkan pengobatan, penyakit biasanya berlangsung hingga empat minggu. Setiap komplikasi cenderung terjadi setelah dua atau tiga minggu.

Gejala

Gejala awal penyakit ini bisa berupa menggigil samar, berkeringat, sakit kepala, lemas, batuk, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan, pusing, dan nyeri otot. Semua itu sering muncul sebelum timbulnya suhu tinggi atau demam. Gejala paratifus, meliputi:

Pola khas penyakit ini terdiri dari empat tahap, masing-masing berlangsung sekitar satu minggu. Selama tahap-tahap ini, Anda menjadi kelelahan dan mungkin kehilangan berat badan secara signifikan. Berikut ini tahapan pada tiap minggunya, antara lain:

  • Pertama. Suhu tubuh naik secara perlahan, bahkan turun. Lalu, disertai batuk, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan. Sering terjadi mimisan.
  • Ke-dua. Terjadi demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius dan akan memburuk pada sore hari. Biasanya denyut nadi lebih lambat dan terjadi bintik-bintik pada dada dan perut bagian bawah. Nyeri perut dan diare sering terjadi, dan feses seringkali berwarna hijau. Terkadang ada pembengkakan pada hati dan limpa, yang mungkin bisa diketahui saat Anda periksa ke dokter.
  • Ke-tiga. Komplikasi serius mungkin dapat terjadi. Misalnya, dua komplikasi paling umum adalah perdarahan dari usus dan perforasi (pecahnya) usus. Dalam kondisi ini, usus halus atau usus besar mungkin akan berlubang. Hal tersebut menyebabkan isi dari usus bocor ke lambung dan bisa menyebabkan sakit perut parah, mual, muntah, dan infeksi aliran darah (sepsis).
  • Ke-empat. Mulai akhir minggu ketiga demam mulai mereda dan berlanjut hingga minggu keempat.

Pengobatan

Tanpa perawatan medis yang tepat, demam paratifus bisa berakibat fatal. Pilihan pengobatan mungkin termasuk:

  • Rawat inap, pasien mungkin memerlukan perawatan medis khusus selama beberapa hari.
  • Antibiotik, untuk membunuh bakteri, mengurangi risiko komplikasi, dan mempercepat pemulihan.
  • Banyak cairan, untuk mengatasi dehidrasi yang akibat oleh diare dan demam.

Cara Mencegah

Sangat penting untuk berhati-hati dengan apa yang Anda sentuh merupakan langkah yang tepat untuk menghindari penularan bakteri. Berikut ini cara mencegah paratifus, antara lain:

  • Minum hanya dengan air matang dalam kemasan atau air mendidih, Anda bisa memastikan kesterilan airnya.
  • Makan makanan yang baru disajikan atau dimasak, hindari makanan yang dibiarkan dengan rak terbuka. Makan buah dari hasil kupasan tangan sendiri lebih baik untuk menghindari penyakit ini.
  • Minum susu hanya susu pasteurisasi atau sudah dimasak dan steril, hindari minum susu mentahan yang tidak diolah sama sekali.
  • Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau gunakan hand sanitizer.
  • Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, makan atau minum, dan setelah menggunakan toilet.

Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Gejala Tifus

Sumber

Better Health. (2018). Typhoid and paratyphoid. www.betterhealth.vic.gov.au

Mayo Clinic. (2020). Typhoid fever. www.mayoclinic.org

Patient. (2018). Typhoid and Paratyphoid Fever. www.patient.info

WebMD. (2019). Typhoid Fever Causes, Symptoms, Treatment and Vaccine. www.webmd.com