Kenali Anoreksia dan Penyebabnya!

Kenali Anoreksia dan Penyebabnya!

Penulis: Gladiola | Editor: Niahappy

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 22 Juli 2020

 

Anoreksia adalah gangguan pada kondisi kesehatan mental. Bukan hanya keinginan untuk menjadi langsing, gangguan makan ini berpotensi mengancam jiwa.

Orang-orang dengan gangguan makan ditandai oleh kekhawatiran berlebihan tentang bentuk dan berat badan yang mengarah pada beberapa perilaku pengendalian berat badan yang berbahaya. Gangguan makan dapat dikatakan sebagai penyakit, bukan cacat maupun pilihan karakter. Individu tidak memilih untuk memiliki kelainan makan.

Umumnya, anoreksia terjadi pada anak perempuan, pelaku diet, dan sebagian besar terjadi pada masa remaja awal. Namun, anoreksia juga banyak terjadi pada pria. Individu dengan kelainan makan bisa jadi kurang berat badan, berat badan normal atau kelebihan berat badan.

Hal tersebut tidak dapat didiagnosis sembarangan hanya dengan melihat secara fisiknya saja. Gangguan makan bukanlah aspek dari kondisi kesehatan mental lainnya seperti depresi, meskipun kebanyakan penderita merasa menderita dan juga terobsesi. Secara umum, terdapat dua jenis anoreksia, yaitu sebagai berikut:

Baca Juga : Inilah Perbedaan Anoreksia dan Bulimia

Binge/Purge Type

Orang yang berjuang dengan gangguan makan jenis ini akan sering melakukan upaya-upaya untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsinya.

Dengan melakukan hal tersebut, penderita anoreksia merasa dapat meringankan rasa takut untuk menambah berat badan dan mengimbangi sebagian rasa bersalah karena menelan makanan yang menurutnya dapat mengganggu bentuk tubuhnya.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh penderita anoreksia dengan Purge Type ini dapat berupa olahraga secara berlebihan, muntah atau menggunakan obat pencahar secara berlebihan.

Restriktif

Individu yang menderita anoreksia restriktif merupakan individu yang dianggap sangat disiplin. Mereka membatasi jumlah makanan, kalori, dan seringkali makanan tinggi lemak atau tinggi gula. Mereka mengkonsumsi kalori jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan yang sehat.

Namun, hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa kelaparan dan bahkan kekurangan nutrisi pada tubuhnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Meskipun ada dua klasifikasi dari kelainan makan ini, kedua tipe menunjukkan gejala yang sama, seperti ketakutan irasional kenaikan berat badan dan pola makan yang tidak normal. Terdapat pula beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami anoreksia, sebagai berikut:

1. Faktor Biologis

Faktor biologis ini dapat berupa fungsi hormon yang tidak teratur dan juga genetika. Faktor genetika memiliki kontribusi yang signifikan dan dapat mempengaruhi individu terhadap gangguan makan.

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa kelainan makan cenderung berjalan dalam keluarga. Selain itu, terdapat tingkat kelainan makan yang lebih tinggi pada kembar identik daripada pada kembar fraternal atau saudara kandung lainnya.

2. Psikologis

Berbagai faktor psikologis dapat berkontribusi pada gangguan makan. Faktanya, kelainan makan sering terjadi pada individu yang mengalami depresi klinis, kelainan kecemasan, dan kelainan obsesif-kompulsif.

Faktor psikologis ini ditunjukkan dengan pribadi yang memiliki tingkat percaya diri yang rendah, mudah putus asa, sulit mengatasi emosi atau mengekspresikan emosi, pribadi yang perfeksionis, dan juga impulsif.

3. Lingkungan Hidup

Lingkungan Anda juga dapat memainkan peran utama dalam mengembangkan gangguan makan.

Individu yang rentan terkena gangguan seperti anoreksia ini umumnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti terdapat masalah hubungan pada keluarga, masa kecil yang sulit sehingga menimbulkan trauma, terdapat riwayat pelecehan secara fisik atau pun seksual, sering menerima intimidasi terhadap penampilan fisiknya, dan juga tekanan terhadap keharusan memiliki kebiasaan untuk melakukan kegiatan yang berfokus pada berat badan seperti menari atau menjadi model.

4. Budaya

Dewasa ini, media secara terus menerus mendorong masyarakat untuk membentuk pola pikir atau stereotip bahwa bentuk tubuh yang kurus merupakan proporsi yang ideal. Standar kecantikan sosial dengan mempromosikan bentuk tubuh yang kurus dan mengaitkannya dengan beberapa aspek seperti daya tarik, kesuksesan, dan cinta menjadi faktor pendukung atau pemicu terjadinya anoreksia.

Selain itu, pesan yang disampaikan mengenai bahayanya lemak juga dapat menimbulkan ketakutan sehingga lemak dipandang sebagai hal yang buruk. Padahal, tubuh kita juga tetap membutuhkan lemak sebagai penyeimbang nutrisi dan kebutuhan tubuh lainnya.

Penanganan penderita anoreksia ini biasanya dilakukan dengan terapi oleh dokter spesialis jiwa atau psikiater. Perawatan ini bertujuan untuk mengenali masalah mendasar yang terkait dengan gangguan makan, mengatasi dan menyembuhkan dari peristiwa kehidupan yang traumatis, mempelajari keterampilan koping yang lebih sehat dan lebih lanjut mengembangkan kapasitas untuk mengekspresikan dan menangani emosi.

Baca Juga : Ingin Langsing dan Sehat? Coba Tips Diet Mediterania

Sumber

Eating Disorder Hope (2018).  Anorexia Nervosa: Causes, Symptoms, Signs & Treatment Help. www.eatingdisorderhope.com

National Centre For Eating Disorder (2019). All About Anorexia. www.eating-disorders.org 

Psychology Today (2017).  What Causes Someone To Develop An Eating Disorder. www.psychologytoday.com

ULifeline (2019). Why Do Young Adults Develop Eating Disorders?. www.ulifeline.org