Jenis TORCH dan Gejalanya Saat Hamil

Jenis TORCH dan Gejalanya Saat Hamil

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnama Sari

Bagi Anda yang pernah hamil atau sedang merencanakan kehamilan, ada satu istilah yang mungkin terdengar mengerikan untuk Anda: TORCH. TORCH merupakan sindrom yang biasa menyerang janin di masa kehamilan. Meski terdengar seperti nama satu jenis penyakit, TORCH sendiri merupakan kepanjangan dari Toxoplasmosis, Other agents (termasuk HIV, sifilis, varicella, dan penyakit kelima), Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex.

Kenali Tanda dan Gejala TORCH di Masa Kehamilan

Sindrom TORCH yang menyerang di masa kehamilan sangat berbahaya bagi bayi yang dikandung. Virusnya bisa menyebar ke seluruh jaringan peredaran darah Anda hingga ke bayi. Karena sistem kekebalan tubuh bayi masih belum kuat, maka infeksi ini juga akan menyerangnya.

Ketika infeksinya bertahan di dalam janin, dia mungkin akan mengalami perkembangan organ yang tidak sempurna. Beberapa penyakit seperti gangguan pendengaran hingga sakit kuning adalah yang paling umum ditemui. TORCH di masa kehamilan juga akan menyebabkan kelahiran prematur hingga keguguran. Apa saja jenis TORCH ini dan bagaimana gejalanya?

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis merupakan kondisi langka yang terjadi ketika parasit masuk lewat mulut. Parasit ini bisa muncul ketika Anda makan daging mentah. Dalam keadaan hamil, infeksi bisa menyebar ke bayi dan mengakibatkan kerusakan otak, kelebihan cairan di otak, kejang, radang di bagian mata dan keterlambatan dalam kemampuan menggunakan otot. Gejalanya secara umum kadang tidak diketahui sehingga Anda disarankan untuk menjauhi makan daging mentah atau setengah matang saat hamil.

Other Agents (Penyebab Lain)

Yang termasuk dalam Other Agenst dalam sindrom TORCH mencakup virus HIV, penyakit kelima (Erythema infectiosum), sifilis dan varicella zoster. Untuk HIV, kebanyakan anak ditulari oleh ibunya semasa kehamilan. Saat baru lahir, bayi mungkin tidak akan menunjukkan hasil positif dalam pemeriksaan. Tapi beberapa gejala seperti keterlambatan pertumbuhan, pneumonia hingga pembengkakan kelenjar getah bening dan perut.

Risiko penularan sifilis di tri semester pertama dan kedua dari ibu ke bayi adalah sebesar 75% jika tidak ditangani. Banyak bayi yang tidak bertahan sampai lahir atau akan meninggal setelah lahir jika terinfeksi virus ini.

Penyakit kelima sendiri disebabkan oleh parvovirus B19. Kebanyakan wanita hamil dan bayinya biasanya tidak akan terkontaminasi virus ini. Tapi jika terinfeksi, bayi bisa mengalami anemia dan ibu hamil bisa mengalami keguguran. Namun risikonya sangat kecil.

Varicella zoaster merupakan virus yang menyebabkan cacar air dan bisa menyerang bayi yang ada dalam kandungan, meski risikonya saat kecil. Jika Anda terkena cacar saat hamil, tetap ada 2% kemungkin janin akan terinfeksi juga.

Rubella

Rubella, yang juga dikenal sebagai campak Jerman, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Jika Anda menderita rubella, kemungkinan Anda akan mengalami demam ringan, sakit tenggorokan, dan ruam. Jika Anda hamil dan terkena rubella pada trimester pertama, kemungkinan Anda akan menularkannya kepada bayi Anda. Dampaknya bisa sangat serius mulai dari keguguran atau cacat lahir yang parah pada bayi saat lahir.

Cytomegalovirus

Dikenal juga dengan sebutan CMV, virus ini termasuk ke dalam kelompok herpes. Jika Anda sedang hamil dan terpapar virus ini, Anda bisa menularkannya pada janin yang belum lahir. Infeksi CMV merupakan yang paling umum ditularkan pada bayi yang baru lahir. Sekitar 1 dari 5 bayi yang terinfeksi CMV akan mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, penyakit kuning, kelahiran dengan bobot kurang dari yang seharusnya, masalah paru-paru, kejang, lemah otot hingga cacat mental.

Herpes Simplex

Ada dua jenis herpes: HSV-1, yang dapat menyebabkan lepuh di sekitar mulut, tetapi juga dapat ditularkan ke alat kelamin. HSV-2 adalah STD yang menyebabkan herpes genital, dan dapat menyebabkan lecet atau luka terbuka pada alat kelamin atau anus. HSV-2  juga dapat menyebabkan herpes oral.

Jika virus ini ditularkan oleh ibu ke janin di dalam rahim (kasus ini jarang terjadi) atau terjadi saat proses kelahiran. Jika seorang ibu hamil mengidap herpes, dokter biasanya akan menyarankan untuk melahirkan secara sesar untuk menghindari penularan pada bayi saat persalinan.

Risiko sindrom TORCH memang bisa muncul dari mana saja. Selain menghindari faktor-faktor penyebab, Anda bisa menjalani pemeriksaan TORCH screen. Ini untuk mendeteksi gejala awal yang mungkin muncul. Jika dokter menemukan ada agen TORCH di dalam tubuh Anda dan ini terdeteksi sejak dini, dokter bisa melakukan pencegahan agar tidak muncul komplikasi lebih jauh pada janin yang dikandung.

Baca Juga: 5 Jenis Vitamin Penting untuk Ibu Hamil

 

Sumber


Healthline (2018). TORCH Screen. www.healthline.com
Webmd (2018). What is TORCH Syndrome. www.webmd.com
Flo (2019). TORCH Syndrome: How Infections might Affect Your Pregnancy. www.flo.health
NORD (2019). TORCH Syndrome. www.raredisease.org