Itraconazole: Petunjuk Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping
Itraconazole: Petunjuk Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping
Penulis: Dea | Editor: Umi
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 13 Juni 2023
Itraconazole bermanfaat untuk menangani infeksi jamur parah. Penggunaan obat ini juga terkenal dengan nama merek Fungitrazol, Forcanox, Itzol, Itraconazole, Sporacid, Spyrocon, dan Trachon.
Itraconazole hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter, serta tersedia dalam beberapa bentuk berupa kapsul dan larutan. Obat ini bekerja dengan menghentikan dan melawan pertumbuhan jamur di tubuh.
Itraconazole larutan hanya dipakai untuk mengatasi kandidiasis orofaringeal atau esofagus. Sementara dalam bentuk tablet digunakan untuk menangani infeksi jamur berupa onikomikosis kuku, aspergillosis (infeksi jamur yang muncul di paru-paru), blastomikosis (penyakit Gilchrist), atau histoplasmosis.
Baca Juga: Manfaat Obat Nystatin Untuk Mengatasi Infeksi Jamur
Peringatan Itraconazole
Anda dilarang mengonsumsi itraconazole bila mempunyai alergi dengan obat sejenis, seperti fluconazole dan ketoconazole, atau bila Anda pernah mengidap gagal jantung kongestif.
Efek samping berbahaya bisa muncul jika Anda memakai itraconazole bersama dengan obat tertentu. Dokter akan mengubah rencana pengobatan bila Anda sudah mengonsumsi obat lain dalam 2 minggu terakhir, termasuk:
- Avanafil
- Cisapride
- Irinotecan
- Metadon
- Naloxegol
- Ranolazine
- Ticagrelor
- Warfarin
- Rifampin
- Rifabutin
- Clarithromycin
- Lurasidone atau pimozide (obat antipsikotik)
- Indinavir
- Ritonavir
- Saquinavir
- Carbamazepine
- Lomitapide, lovastatin, atau simvastatin (obat penurun kolesterol)
- Ergotamine atau methylergonovine
- Eplerenone, felodipine, Ivabradine, atau nisoldipine (obat jantung atau tekanan darah)
- Disopyramide, dofetilide, atau quinidine (obat untuk menangani denyut jantung bermasalah)
- Midazolam oral atau triazolam.
Bila mengidap penyakit hati atau ginjal, hindari konsumsi itraconazole dengan colchicine, solifenacin, atau telitromisin.
Itraconazole bisa berbahaya untuk janin. Gunakan alat kontrasepsi untuk menghindari kehamilan ketika Anda mengonsumsi obat ini, paling tidak 2 bulan setelah dosis terakhir Anda.
Beri tahu juga pada dokter bila Anda sedang berada dalam kondisi:
- Jantung bermasalah
- Fibrosis kistik atau gangguan paru-paru yang lain
- Gangguan hati atau ginjal
- Sistem imun yang lemah
- Hamil atau menyusui.
Petunjuk Penggunaan Itraconazole
Agar obat bisa bekerja secara maksimal, berikut ini beberapa petunjuk penggunaan itraconazole yang perlu Anda perhatikan:
- Konsumsi itraconazole pada waktu yang sama setiap harinya.
- Bila dokter menyarankan Anda untuk mengonsumsi itraconazole 2 kali sehari, maka konsumsi obat dengan 1 dosis di pagi hari dan dosis lainnya di malam hari.
- Tandai dengan kalender jika Anda menggunakan itraconazole pada jadwal selain setiap hari (misalnya 1 minggu tiap bulan).
- Sebaiknya konsumsi obat dengan atau setelah makan.
- Telan kapsul itraconazole secara utuh.
- Untuk sediaan obat cair sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan atau menunggu hingga 2 jam setelahnya.
- JIka Anda lupa mengonsumsi itraconazole, segera minum saat Anda mengingatnya. Namun, bila sudah hampir menuju dosis selanjutnya, gunakan dosis berikutnya pada waktu yang tepat.
- Konsumsi itraconazole sampai habis, meski infeksi sudah menghilang.
- Manfaat penuh dari itraconazole bisa Anda dapatkan setelah menjalani penanganan selama beberapa bulan.
- Simpan obat pada suhu kamar yang jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari.
Dosis Itraconazole
Dosis akan berbeda pada setiap orangnya. Ikuti perintah dokter atau petunjuk yang ada pada label kemasan.
Informasi berikut bisa mencakup dosis rata-rata obat ini. Jangan pernah untuk mengubah dosis, kecuali dokter Anda yang menyarankannya. Jumlah obat yang Anda konsumsi bergantung dengan masalah medis yang Anda alami.
Kondisi Aspergillosis, Blastomikosis, atau Histoplasmosis
Dosis awal: 200 mg sebanyak 3 kali sehari pada 3 hari pertama.
Dosis perawatan: 200 mg sebanyak 1–2 kali sehari dengan durasi minimal 3 bulan sesuai kondisi klinis pasien.
Onikomikosis kuku
Dosis 200 mg/hari. Durasi pemberian selama 1–12 minggu berturut-turut tergantung pada keparahan penyakit.
Kandidiasis esofagus
Dosis 200 mg per hari selama minimal 3 minggu.
Kandidiasis orofaringeal
Dosis 100 mg sekali sehari. Untuk pasien AIDS dan neutropenia, dosis yang diberikan sebesar 200 mg per hari selama 1–2 minggu.
Tinea
Pada kasus tinea (tinea corporis, tinea capitis, dan lainnya), pemberian dosis sebesar 200 mg sebanyak 1–2 kali sehari. Durasi pengobatan selama 1–2 minggu tergantung pada kondisi pasien.
Efek Samping Itraconazole
Efek samping yang paling umum dari itraconazole adalah:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Ruam
- Edema
- Kelelahan
- Pusing.
Efek samping yang tidak umum, tetapi lebih berbahaya mencakup hepatitis dan gagal jantung kongestif. Anda perlu memberitahu dokter bila mengalami gejala yang merujuk pada disfungsi hati. Tanda-tandanya mencakup:
- Kelelahan yang tidak biasa
- Tidak nafsu makan
- Jaundice
- Feses berwarna pucat
- Urine berwarna gelap.
Baca Juga: Cara Penggunaan Fungiderm untuk Infeksi Jamur
Drugs. (2021). Itraconazole. www.drugs.com
Health Navigator. (2015). Itraconazole. www.healthnavigator.org.nz
Mayo Clinic. (2021). Itraconazole (Oral Route). www.mayoclinic.org
Medicine Net. itraconazole. www.medicinenet.com