Inilah Perbedaan Anoreksia dan Bulimia!

Inilah Perbedaan Anoreksia dan Bulimia!

Penulis: Dhiya | Editor: Nia Happy

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari

Terakhir ditinjau: 25 Juli 2020

 

Apakah Anda pernah melihat orang dengan gangguan makanan? Atau bahkan Anda sendiri yang mengalaminya? Terdapat dua istilah medis mengenai seseorang dengan gangguan terhadap makanan, yaitu anoreksia dan bulimia. Sebenarnya ada beberapa jenis gangguan makan, tetapi anoreksia dan bulimia adalah dua jenis gangguan makan paling umum.

Anoreksia dan bulimia memang memiliki persamaan yang hampir mirip, salah satunya adalah citra tubuh yang terdistorsi. Namun, ditandai dengan perilaku makan yang berbeda. Misalnya penderita anoreksia sangat membatasi jumlah asupan makanan supaya berat badan mereka turun. Sedangkan penderita bulimia makan dalam jumlah yang berlebihan dalam waktu singkat, kemudian membuangnya atau menggunakan cara lain untuk mencegah bertambahnya berat badan.

Serupa tapi tak sama, anoreksia dan bulimia memiliki beberapa perbedaan, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:

Tanda-Tanda dan Gejalanya

Anoreksia

Anoreksia atau disebut anoreksia nervosa merupakan akibat dari rasa cemas, depresi, atau trauma emosional. Biasanya penderita anoreksia melakukan diet ekstrim atau penurunan berat badan sebagai cara untuk mendapatkan kembali kendali dalam hidup mereka. Banyak gejala emosi, perilaku, dan fisik yang menandakan penderita anoreksia. Gejala fisik yang dialami penderita anoreksia diantaranya: penurunan berat badan yang parah, dehidrasi, kelelahan, rambut menipis, insomnia, kulit kering atau kekuningan, sensitif dengan udara dingin, bahkan detak jantung tidak teratur.

Penderita anoreksia dapat menunjukkan perubahan perilaku sebelum gejala fisik muncul yaitu melewatkan makan, berbohong tentang jumlah makanan yang dikonsumsi, menyortir makanan atau memotongnya menjadi kecil-kecil, hanya makan makanan yang dianggap “aman”, menyembunyikan bentuk tubuh dengan pakaian longgar, menghindari situasi yang melibatkan makanan di depan orang banyak, dan olahraga ekstrim.

Selain kedua gejala tersebut, gejala emosional yang dialami penderita anoreksia antara lain depresi, kegelisahan, isolasi sosial, citra diri yang buruk, dan perubahan suasana hati.

Bulimia

Penderita bulimia memiliki tanda dan gejala yang tumpang tindih dengan anoreksia, serta melibatkan seseorang yang berfokus pada berat badan dan menjadi kurus. Bulimia atau bulimia nervosa ditandai dengan perilaku makan berlebihan kemudian membersihkannya. Bahkan penderita bulimia dapat menyalahgunakan obat pencahar, diuretik, atau enema.

Sama seperti anoreksia, bulimia memiliki gejala emosi, perilaku, dan fisik. Gejala fisik yang dialami oleh bulimia seperti bibir pecah-pecah karena dehidrasi, berat badan yang meningkat dan menurun dalam jumlah signifikan, mata merah, sensitivitas mulut karena erosi email gigi dan gusi, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Selain itu penderita bulimia mengalami perubahan tertentu sebelum gejala fisik terjadi seperti tidak nyaman saat makan, terlalu mengkhawatirkan berat badan atau penampilan, berolahraga secara berlebihan, pergi ke kamar mandi setelah makan, membatasi kalori, dan tidak mau makan di depan orang lain. Selain tanda-tanda dan gejala tersebut, penderita bulimia juga mengalami gejala emosional seperti citra tubuh yang buruk, depresi, anxiety, isolasi sosial, dan cepat marah.

Penyebab

Anoreksia

Sebenarnya para profesional medis belum menemukan hubungan pasti antara gangguan makan dan penyebab tertentu. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami anoreksia, yaitu:

– Cenderung menjadi obsesif.

– Memiliki anggota keluarga dengan anoreksia.

– Berasal dari lingkungan yang memiliki rasa kurang menghargai.

– Tidak percaya diri.

– Kecemasan sosial.

Bulimia

Sama halnya dengan anoreksia, penyebab pasti dari bulimia pun tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan bulimia yaitu:

– Depresi

– Percaya diri yang rendah

– Kecemasan sosial

– Pernah mengalami pelecehan saat kecil

– Obesitas

– Mengalami pubertas di usia yang masih sangat muda

– Memiliki anggota keluarga dengan bulimia

Efek Samping Anoreksia dan Bumilia

– Menjadi sangat kurus

– Rambut dan kuku menjadi tipis

– Sembelit

– Suhu tubuh rendah

– Kelelahan

– Perubahan menstruasi

– Kulit tampak kering dan menguning

– Tulang tipis

– Nafas melambat

– Kegagalan organ lainnya

– Dehidrasi

– Kerusakan gigi

– Kelenjar membesar di leher dan rahang

– Masalah pencernaan seperti refluks asam

– Sakit tenggorokan

– Ketidakseimbangan elektrolit

– Dapat mengakibatkan stroke dan serangan jantung

Bentuk Perawatan

Anoreksia

Perawatan anoreksia perlu melibatkan pemantauan perilaku dan rehabilitasi nutrisi untuk menormalkan berat badan. Dilakukan oleh psikoterapi untuk mengoreksi serta mencegah kambuhnya gangguan makan. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi penderita anoreksia adalah meresepkan diet yang memadai, memantau penambahan berat badan, dan program rawat inap khusus atau rawat inap parsial.

Program khusus yang menggabungkan pemantauan perilaku dengan terapi psikologis umumnya sangat efektif untuk menambah berat badan pasien. Rasa takut gemuk dan rasa tidak puas terhadap tubuh sendiri cenderung menghilang secara bertahap selama beberapa bulan jika target berat badan dipertahankan. Sekitar 50 – 75% pasien akhirnya dapat pulih.

Bulimia

Sebagian besar tidak sulit merawat kasus bulimia meskipun terkadang membutuhkan pengobatan rawat inap. Perawatan psikologis terbaik adalah melibatkan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan gangguan makan. Terapi ini difokuskan untuk menormalkan perilaku makan dan mengidentifikasi hal yang memicu makan berlebihan dan membersihkannya. Pasien diajarkan untuk menantang keyakinan irasional mereka tentang berat badan dan harga diri. Selain itu antidepresan juga telah terbukti efektif untuk mengurangi perilaku makan bulimia.

Setelah mengetahui perbedaan dari kedua gangguan makan di atas, mulai sekarang Anda dapat lebih peka terhadap diri sendiri atau orang di sekitar Anda. Jika Anda merasa ada orang terdekat Anda mengalami anoreksia atau bulimia, jangan ragu untuk memberitahu mereka dan meminta bantuan teman atau kerabat Anda.

Sumber

John Hopkins Medicine. Frequently Asked Question about Eating Disorders. www.hopkinsmedicine.org

Healthline. (2018). Anorexia vs. Bulimia: What’s the Difference?. www.healthline.com

The Recovery Village. (2020). Anorexia vs. Bulimia: What’s the Difference?. www.therecoveryvillage.com