Hipogonadisme: Penyebab, Gejala, serta Penanganan

Hipogonadisme: Penyebab, Gejala, serta Penanganan

Penulis: Anggita | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 5 Maret 2023

 

Setiap orang memiliki berbagai jenis hormon di dalam tubuh, salah satunya adalah hormon seksual.

Hormon ini memiliki peran yang bermacam-macam yang tidak hanya untuk organ seksual, tapi juga organ-organ vital lainnya.

Ketika tubuh Anda tidak memproduksi cukup atau bahkan tidak memproduksi hormon seksual sama sekali, maka tubuh akan mengalami masalah.

Kondisi ini disebut dengan istilah hipogonadisme. Pada wanita, hal ini ditandai dengan rendahnya hormon estrogen dan progesteron di rahim wanita, serta rendahnya testosteron di testis pria.

Baca Juga: 8 Makanan Aphrodisiac yang Dipercaya Membantu Meningkatkan Gairah

Penyebab Hipogonadisme

Sesuai dengan jenisnya, penyebab hipogonadisme dibagi menjadi ke dalam dua jenis, yaitu karena hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder.

1. Hipogonadisme primer

Terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon seksual karena masalah di organ gonad.

Penyebab:

  • Penyakit autoimun
  • Kelainan genetik
  • Pengobatan kanker seperti terapi radiasi atau kemoterapi
  • Penyakit hati dan ginjal
  • Cedera pada organ reproduksi

2. Hipogonadisme sekunder

Kondisi ini terjadi saat hormon seksual Anda kurang karena hipotalamus dan kelenjar pituitari yang ada di otak tidak bekerja dengan optimal. Sementara, organ tersebut berfungsi untuk mengatur gonad.

Penyebab:

  • Pendarahan di kelenjar pituitari
  • Penggunaan obat tertentu
  • Gangguan makan anoreksia nervosa
  • Kekurangan nutrisi
  • Radiasi pada hipotalamus atau kelenjar pituitari
  • Penurunan berat badan yang drastis
  • Tumor pituitari
  • Pengobatan kanker
  • Operasi otak
  • Infeksi seperti HIV
  • Penyakit peradangan seperti sarkoidosis dan tuberkulosis
  • Penggunaan steroid atau opioid

Gejala Hipogonadisme

Pada pria dan wanita, gejala hipogonadisme memiliki perbedaan sesuai dengan jenis kelamin dan usia pada sebelum memasuki masa pubertas maupun setelah terjadinya pubertas.

1. Pria sebelum masa pubertas

  • Pertumbuhan bulu di tubuh yang lambat
  • Ukuran testis yang tumbuh dengan lambat
  • Suara memberat lebih lambat dari yang seharusnya
  • Ukuran tubuh yang lebih kecil

2. Pria setelah masa pubertas

  • Penurunan gairah seksual atau libido
  • Pembesaran payudara
  • Kehilangan massa otot
  • Tidak subur
  • Disfungsi ereksi

3. Wanita sebelum masa pubertas

  • Menstruasi pertama muncul lebih lambat
  • Pertumbuhan tinggi dan payudara yang lebih lama

4. Wanita setelah masa pubertas

  • Siklus menstruasi yang tidak teratur bahkan bisa berhenti
  • Perubahan mood
  • Sensasi panas di tubuh atau hot flashes
  • Keluarnya cairan tak normal dari payudara

Baca Juga: Tak Bergairah? Coba 5 Makanan Peningkat Libido Berikut Ini

Penanganan Hipogonadisme

Ketika Anda mengalami gejala-gejala hipogonadisme, maka Anda sebaiknya berkonsultasi pada dokter untuk menemukan penyebab dan penanganannya. Sebab, hipogonadisme bisa mengakibatkan komplikasi seperti kemandulan dan kerusakan pada organ-organ tubuh.

1. Obat-obatan sesuai dengan penyebabnya

Untuk mengobati hipogonadisme, Anda perlu mengutamakan pengobatan dari penyebab yang mendasarinya.

Misalnya ketika hipogonadisme terjadi karena penyakit autoimun, maka Anda perlu melakukan pengobatan hingga tuntas, begitu juga pada kondisi medis lainnya.

2. Terapi penggantian hormon

Selain itu, karena hipogonadisme disebabkan oleh kurangnya hormon, maka Anda bisa mencoba terapi penggantian hormon. Selain digunakan sebagai pengobatan utama dari hipogonadisme, metode ini juga umum digunakan pada wanita yang memasuki masa menopause.

Pada pria, maka ada beberapa bentuk obat penggantian hormon testosteron yang ditawarkan, seperti gel, suntikan, tablet, koyo, serta implan.

Sementara, obat yang diberikan pada wanita bisa berupa estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron. Bentuknya bisa berupa pil KB, koyo, suntikan, serta koyo.

3. Konsumsi makanan sehat

Selain dengan obat-obatan, Anda juga bisa mencoba melakukan perubahan gaya hidup, misalnya pada menu makanan Anda. Salah satunya adalah fitoestrogen, yakni makanan yang mengandung hormon estrogen secara alami, di antaranya:

Selain estrogen, ada pula jenis makanan yang bisa meningkatkan kadar testosteron pada pria, seperti:

4. Konseling

Ketika Anda atau pasangan mengalami hipogonadisme, maka banyak aspek yang bisa terpengaruh olehnya. Mulai dari perasaan Anda, kondisi fisik Anda, hingga hubungan Anda dan pasangan.

Untuk mengatasi masalah-masalah psikologis, Anda bisa mencoba melakukan konseling. Langkah ini bisa Anda terapkan jika Anda mengalami stres, kecemasan, hingga depresi.

Anda juga mungkin mengalami penurunan hasrat seksual. Dengan berkonsultasi pada psikolog atau psikiater, maka Anda juga bisa mengatasi masalah tersebut. Maka itu, cobalah untuk datang bersama pasangan jika ini adalah kondisi yang Anda alami.

Baca Juga: Inilah Manfaat Mendesah saat Berhubungan Intim

Sumber

Healthline. (2018). Hypogonadism: Types, Causes & Symptoms. www.healthline.com

Cleveland Clinic. (2020). Low Sex Drive (Hypogonadism): Symptoms, Treatment. my.clevelandclinic.org

MedlinePlus. (2020). Hypogonadism: MedlinePlus Medical Encyclopedia. medlineplus.gov

Very Well Health. (2022). Hypogonadism Natural Treatment: Tips for Men and Women. www.verywellhealth.com