Roseola: Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko

Roseola: Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko

Penulis: Audrie | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 16 Maret 2023

 

Roseola adalah infeksi yang berasal dari virus. Infeksi ini menyebabkan demam tinggi yang kemudian diikuti oleh ruam merah pada kulit. Meski demikian, roseola adalah infeksi yang tergolong ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Roseola umumnya terjadi pada anak-anak berusia enam bulan hingga dua tahun.

Namun, tidak menutup kemungkinan infeksi ini dapat menyerang remaja dan orang dewasa. Ada beberapa penderita yang tidak menunjukkan indikasi jelas dari infeksi ini karena hanya memiliki gejala ringan. Namun, ada juga yang menunjukkan berbagai macam tanda dan gejala.

Gejala Roseola

Gejala roseola biasanya muncul 5-15 hari atau satu hingga dua minggu setelah penderita terinfeksi oleh virusnya. Berikut ni beberapa gejala yang dialami oleh penderita roseola, antara laini:

1. Demam tinggi

Awalnya, penderita mulai mengalami demam tinggi yang datang secara tiba-tiba dengan suhu lebih dari 39°C. Gejala ini juga bisa diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, batuk, hingga bengkak pada kelopak mata dan kelenjar getah bening. Demam ini umumnya berlangsung selama 3-7 hari.

Pada gejala demam tinggi ini, penderita terkadang bisa mengalami kejang ketika suhunya naik secara tiba-tiba. Penderita akan kehilangan kesadaran sambil menyentakkan badan, terutama tangan dan kaki selama beberapa detik.

Meskipun mengkhawatirkan, kejang yang timbul akibat demam biasanya hanya berlangsung sebentar dan tidak berbahaya. Namun, segera cari pertolongan darurat ketika anak Anda mengalami hal seperti ini.

2. Ruam

Setelah demam menurun, penderita mulai memperlihatkan ruam berwarna merah hingga merah muda pada kulit. Ruam yang mempunyai bentuk bintik-bintik atau bercak ini mulai muncul di daerah perut, dada, dan punggung sebelum menyebar ke lengan, leher, hingga wajah.

Bintik-bintik tersebut juga dapat terlihat merata atau menonjol dengan beberapa lingkaran putih di sekelilingnya. Ruam ini tidak menimbulkan rasa gatal dan dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam atau hari.  Selain demam tinggi dan ruam, beberapa gejala roseola lainnya adalah:

  • Sakit telinga
  • Nafsu makan berkurang
  • Diare ringan
  • Mudah terganggu atau rewel

Jika gejala-gejala ini berlangsung lebih lama dari periode biasanya, Anda dianjurkan untuk segera menghubungi dokter. Hal ini agar penderita bisa mendapat pengobatan secara tepat.

Baca Juga : Ketahui Gejala Infeksi Parasit dan Cara Mengatasinya

Penyebab Roseola

Penyebab umum roseola adalah virus bernama human herpes virus 6 (HHV 6), tapi bisa juga disebabkan oleh human herpes virus 7 (HHV 7). Seperti virus lain, roseola dapat menyebar dari satu orang ke yang lain melalui kontak cairan, seperti sekresi dan air liur, terutama ketika sedang batuk, bersin, berbicara, atau berbagi makanan dan minuman dengan orang yang terinfeksi.

Selain itu, virus ini juga tetap berada dalam tubuh penderita, meskipun dalam kondisi laten atau tidak aktif. Masa inkubasi virus HHV berlangsung selama 14 hari. Selama periode tersebut, penderita roseola yang belum menunjukkan gejala tetap dapat menularkan infeksi ini pada orang lain. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk terus memeriksa gejala pada anak Anda setelah ia berkontak dengan penderita roseola.

Faktor Risiko Roseola

Bayi berusia enam bulan ke atas lebih berisiko terkena roseola dibandingkan anak-anak. Hal ini karena mereka belum membangun antibodi atau bagian dari sistem imun, yang dapat melawan berbagai macam penyakit. Meskipun telah menerima antibodi dari ibu saat masih dalam kandungan, antibodi tersebut terus berkurang seiring waktu.

Selain bayi dan anak-anak, roseola juga dapat menyerang remaja atau orang dewasa, terutama bagi mereka yang belum pernah terinfeksi virus ini ketika masih kecil. Infeksi ini akan terlihat lebih ringan pada orang dewasa, tapi mereka tetap bisa menularkannya pada anak-anak.

Orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah juga berisiko terkena roseola dengan gejala yang lebih parah. Salah satu contohnya adalah seseorang yang baru saja menjalani operasi transplantasi organ atau tulang sumsum.

Pasalnya, sistem imun orang tersebut telah terganggu, sehingga kurang bisa mencegah virus pada umumnya. Dengan demikian, orang tersebut bisa mengalami komplikasi akibat infeksi ini, seperti pneumonia atau ensefalitis, yang dikenal sebagai radang otak.

Baca Juga : Gejala Infeksi Virus pada Kelenjar Parotitis yang Perlu Diketahui

Sumber

Healthline. (2018). Roseola: Symptoms, Treatment, and More. www.healthline.com.
Mayo Clinic. (2020). Roseola – Symptoms and causes. www.mayoclinic.org.
National Health Service. (2020). Roseola. www.nhs.uk.
WebMD. (2021). Roseola: Symptoms, Causes, and Treatments. www.webmd.com.