Skoliosis: Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Skoliosis: Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penulis: Marizka | Editor: Handa

Skoliosis adalah kondisi tulang belakang membengkok ke samping kanan atau kiri dengan membentuk huruf “C” atau “S”. Kondisi ini paling sering terjadi selama percepatan pertumbuhan tepat sebelum pubertas. Penyebab skoliosis sebagian besar tidak diketahui. Namun, beberapa kondisi, seperti cerebral palsy dan distrofi otot bisa memicu skoliosis.

Skoliosis yang cukup parah dapat menyebabkan kelumpuhan. Kondisi lekukan tulang belakang yang sangat parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada. Hal ini membuat paru-paru sulit berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui gejala dan penyebab skoliosis.

Gejala Skoliosis

Umumnya orang dengan skoliosis akan mengalami gejala berikut ini:

  • Bahu tidak rata
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol dari yang lain
  • Pinggang tidak rata
  • Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain

Jika lengkungan skoliosis semakin parah, tulang belakang juga akan berputar atau melintir, selain melengkung dari sisi ke sisi. Hal ini menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh penderita skoliosis lebih menonjol daripada di sisi lainnya.

Penyebab Skoliosis

Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80 persen kasus skoliosis tidak memiliki penyebab yang bisa diidentifikasi. Namun, beberapa kondisi dapat memicu hal ini, seperti:

  • Cerebral palsy. Kondisi ini merupakan gangguan sistem saraf yang memengaruhi gerakan, mendengar, melihat, dan berpikir.
  • Distrofi otot. Distrofi otot merupakan sekelompok kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot
  • Cacat lahir. Kondisi yang memengaruhi tulang belakang bayi, seperti spina bifida
  • Cedera atau infeksi. Cedera atau infeksi yang terjadi pada tulang belakang bisa memicu skoliosis.

Selain itu, orang dengan riwayat keluarga skoliosis lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut. Umumnya, anak perempuan lebih cenderung memiliki bentuk skoliosis yang lebih parah jika dibandingkan anak laki-laki.

Baca Juga : 11 Makanan untuk Memperkuat Sendi dan Tulang

Cara Mengatasi Skoliosis

Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi skoliosis yang perlu Anda pahami, di antaranya:

1. Pengamatan

Kasus skoliosis pada anak biasanya tidak membutuhkan perawatan yang intensif. Hal ini karena skoliosis yang terjadi pada kurva tulang belakang cukup ringan. Namun, jika dokter mendiagnosa ada kemungkinan kurva meningkat, biasanya dokter akan lebih mengawasi anak tersebut melalui pemeriksaan rutin setiap empat hingga enam bulan selama masa remaja.

Beda halnya jika terjadi pada orang dewasa. Sinar-X biasanya direkomendasikan setiap lima tahun sekali. Kecuali jika kondisinya parah, dokter mungkin akan menyarankan pilihan pengobatan lain.

2. Terapi Korset Penyangga (Brace Skoliosis) 

Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk menggunakan brace skoliosis. Korset penyangga ini berfungsi untuk menghambat atau menghentikan kelengkungan tulang belakang Anda lebih dari 25 hingga 40 derajat. Pengobatan ini lebih efektif jika diterapkan untuk kasus yang terdeteksi sejak dini.

Anda yang membutuhkan brace skoliosis harus memakainya 16 hingga 23 jam sehari, sampai tulang tidak lagi melengkung. Perlu diketahui juga, efektivitas korset penyangga ini meningkat dengan jumlah pemakaiannya per hari. Jadi, jangan ragu menggunakannya selama mungkin sesuai anjuran dokter.

3. Operasi

Pembedahan biasanya disediakan untuk orang dengan kelengkungan tulang lebih dari 40 derajat. Dalam prosedur ini, dokter akan menggabungkan tulang belakang Anda dengan batang disertai sekrup atau bahan sejenisnya.

Batang menjaga tulang belakang Anda dalam posisi lurus dan sekrup menahan di tempatnya. Namun perlu diketahui bahwa operasi fusi tulang dapat mendatangkan beberapa efek samping, seperti:

  • Pendarahan yang berlebihan
  • Infeksi
  • Rasa sakit
  • Kerusakan saraf

Komplikasi Skoliosis

Meski sebagian besar orang dengan skoliosis memiliki bentuk gangguan yang ringan, namun terkadang kondisi ini menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi, termasuk:

  • Kerusakan paru-paru dan jantung. Kondisi skoliosis yang parah menyebabkan tulang rusuk menekan paru-paru dan jantung. Hal ini membuat penderita lebih sulit untuk bernapas dan lebih sulit bagi jantung untuk memompa.
  • Masalah punggung. Orang dewasa yang menderita skoliosis saat anak-anak lebih mungkin mengalami sakit punggung kronis daripada orang pada umumnya.
  • Mengganggu Penampilan. Ketika skoliosis memburuk, hal ini dapat menyebabkan perubahan penampilan Anda. Termasuk termasuk pinggul dan bahu yang tidak rata, tulang rusuk yang menonjol, dan pergeseran pinggang, serta tubuh ke samping.

Efek jangka panjang skoliosis bergantung pada seberapa parah kelengkungannya. Untuk kasus ringan hingga sedang, kondisi tersebut tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderita skoliosis sering kali tidak percaya diri dengan penampilannya. Sehingga motivasi dari orang-orang terdekat dibutuhkan dalam hal ini.

Baca Juga : Memar Tulang: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sumber


Mayo Clinic. Scoliosis. www.mayoclinic.com
Medicine Net. Scoliosis. www.mediconenet.com
Healthline. 2019. Everything You Need to Know About Scoliosis. www.healthline.com
American Association of Neurological Surgeons. Scoliosis. www.aams.org