Gejala Deep Vein Thrombosis, Penyebab, dan Perawatannya

Gejala Deep Vein Thrombosis, Penyebab, dan Perawatannya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 2 Januari 2023

 

Deep Vein Thrombosis (DVT) yaitu suatu kondisi yang menimbulkan terjadinya penggumpalan darah (trombus) yang terbentuk pada satu atau lebih pembuluh darah vena dalam tubuh. Pada umumnya, deep vein thrombosis terjadi pada kaki, sehingga dapat menyebabkan nyeri kaki atau pembengkakan.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Penyempitan Pembuluh Darah

Gejala Deep Vein Thrombosis

Beberapa orang dapat mengalami deep vein thrombosis tanpa terlihat gejalanya. Namun, jika gejala deep vein thrombosis berkembang, bisa dilihat atau dirasakan dengan ciri-ciri berikut ini:

  • Rasa sakit pada anggota tubuh yang terkena deep vein thrombosis yang muncul pada betis.
  • Pembengkakan pada anggota tubuh yang terkena
  • Daerah kaki yang bengkak dan nyeri terasa hangat
  • Timbul perubahan warna kulit atau kulit menjadi berwarna merah kulit merah. 

Kebanyakan orang, deep vein thrombosis hanya berkembang pada satu kaki. Akan tetapi, kedua kaki juga bisa terkena deep vein thrombosis meski kemungkinannya lebih sedikit. 

Jika gumpalan darah terlepas dan berjalan ke paru-paru, bisa menimbulkan gejala berikut mungkin mengindikasikan emboli paru (PE), yaitu:

  • Napas menjadi lambat atau mengalami sesak napas tiba-tiba
  • Nyeri dada, biasanya lebih parah saat bernafas dalam
  • Napas cepat
  • Detak jantung menjadi lebih cepat
  • Batuk berdarah
  • Merasa pusing atau mengalami pingsan.

Penyebab

Semua hal yang mencegah darah mengalir lancar dapat menyebabkan pembekuan darah. Sedangkan penyebab utama deep vein thrombosis adalah terjadinya kerusakan pada pembuluh darah vena akibat tindakan pembedahan atau trauma, serta peradangan akibat infeksi atau cedera. 

Faktor Risiko

Ada banyak penyebab yang dapat meningkatkan risiko terkena deep vein thrombosis. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin besar risiko terkena deep vein thrombosis. Faktor risiko deep vein thrombosis meliputi:

  • Usia. Usia di atas 60 tahun dapat meningkatkan risiko terkena deep vein thrombosis, meskipun deep vein thrombosis bisa terjadi pada usia berapa pun.
  • Duduk untuk waktu yang lama. Seperti saat mengemudi atau naik pesawat. Saat kaki harus diam selama berjam-jam, otot betis tidak mengalami kontraksi. Kontraksi otot biasanya membantu melancarkan sirkulasi darah.
  • Istirahat di Tempat Tidur yang Lama. Seperti harus dirawat di rumah sakit yang lama, atau kelumpuhan.
  • Penggumpalan darah. Dapat terjadi di betis kaki jika otot betis tidak bergerak untuk waktu yang lama.
  • Cedera atau pembedahan. Cedera yang terjadi pada pembuluh darah atau akibat pembedahan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

Kehamilan

Kehamilan dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah pada area panggul dan kaki. Wanita dengan kelainan pembekuan darah juga sangat berisiko terkena deep vein thrombosis. Risiko terbentuknya pembekuan darah karena faktor kehamilan dapat terus berlangsung sampai enam minggu setelah melahirkan.

Menggunakan Pil KB (untuk Kontrasepsi Oral) atau Terapi Penggantian Hormon

Konsumsi dua pengobatan tersebut dapat memicu darah jadi mudah membeku.  

  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di panggul dan kaki.
  • Merokok. Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi pembekuan dan sirkulasi darah, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya DVT.
  • Kanker. Beberapa kanker ada yang meningkatkan zat dalam darah yang menyebabkan darah menjadi menggumpal. Beberapa metode pengobatan kanker juga ada yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
  • Gagal jantung. Gagal jantung meningkatkan risiko DVT dan emboli paru. Karena orang dengan kondisi gagal jantung memiliki fungsi jantung dan paru-paru yang terbatas, gejala yang disebabkan oleh emboli paru kecil pun menjadi lebih terlihat.
  • Penyakit radang usus. Penyakit radang usus, seperti Crohn atau kolitis ulseratif, juga dapat meningkatkan risiko terkena DVT.
  • Riwayat pribadi atau keluarga yang memiliki DVT atau emboli paru. Jika seseorang dalam keluarga pernah mengalami DVT atau emboli paru, maka keturunannya juga berisiko lebih besar terkena DVT.
  • Genetika. Faktor risiko atau kelainan genetik ada yang diwariskan kepada keturunannya, seperti faktor V Leiden, yang membuat darah mereka lebih mudah menggumpal. Kelainan bawaan sendiri mungkin tidak menyebabkan pembekuan darah kecuali jika dikombinasikan dengan satu atau lebih faktor risiko lainnya. Tidak ada faktor risiko yang diketahui. Terkadang, bekuan darah pada pembuluh darah dapat terjadi tanpa faktor risiko yang jelas.

Pengobatan dan Perawatan DVT

Obat Antikoagulan

Obat ini dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah serta mengurangi risiko emboli. Dua jenis obat antikoagulan untuk DVT yaitu Heparin dan Warfarin. Seseorang yang memiliki kondisi DVT berulang memerlukan minum obat antikoagulan selama sisa hidup mereka.

Trombolisis

Orang dengan DVT atau PE yang lebih parah memerlukan pertolongan dari dokter segera. Dokter atau tim darurat akan memberikan obat yang disebut trombolitik, atau penghancur gumpalan, yang berfungsi untuk memecah gumpalan. Contoh obat trombolitik yaitu aktivator plasminogen jaringan (TPA).

Inferior Vena Cava Filter

Seorang ahli bedah dapat memasukkan alat yang sangat kecil, yang menyerupai payung ke dalam vena cava, yang merupakan vena besar. Alat tersebut akan menangkap gumpalan darah dan menghentikannya bergerak ke paru-paru sambil membiarkan aliran darah berlanjut.

Stoking Kompresi

Penderita DVT dapat menggunakan alat ini untuk membantu mengurangi rasa sakit, membatasi pembengkakan, dan mencegah bisul berkembang. Stoking kompresi juga dapat melindungi individu dari sindrom pasca-trombotik. Seseorang dengan DVT harus memakai stoking setiap saat setidaknya selama 24 bulan.

Trombektomi Mekanik

Ini adalah teknik yang relatif baru yang dapat digunakan ahli bedah untuk mengobati bekuan darah yang terjadi dengan DVT atau PE. Prosedur ini melibatkan penggunaan kateter dan alat penghilang bekuan darah, yang mungkin berupa kateter aspirasi, stent pengambilan, atau pompa.

Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Penyakit Kelainan Darah

Sumber

Mayo Clinic. Deep Vein Thrombosis (DVT). www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2021). What to know about deep vein thrombosis. www.medicalnewstoday.com

NHS. DVT (deep vein thrombosis). www.nhs.uk

WebMD. (2020). Could I Get Deep Vein Thrombosis?. www.webmd.com