Vaginitis; Memahami Gejala dan Penyebabnya

Vaginitis; Memahami Gejala dan Penyebabnya

Penulis: Meimei | Editor: Opie

Vaginitis adalah salah satu keluhan yang muncul di area kewanitaan. Kondisi ini disebabkan oleh peradangan yang menyebabkan keluarnya cairan, munculnya rasa gatal, serta rasa nyeri yang timbul di area vagina.

Penyebab umum dari vaginitis adalah perubahan keseimbangangan antara bakteri baik di dalam vagina yang dapat memicu infeksi.

Selain itu, kadar estrogen yang menurun setelah menopause dan beberapa jenis gangguan kulit juga bisa menjadi penyebabnya.

Bagi sebagian orang, vaginitis bisa disalahartikan sebagai keputihan biasa. Namun, infeksi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan karena bau yang tidak sedap pada vagina, serta keluhan lainnya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga bisa memicu sejumlah masalah lainnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk berhati-hati dalam memilih bahan kimia dalam sabun, semprotan, dan pakaian yang bersentuhan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan area kewanitaan Anda agar tidak mengiritasi kulit di area tersebut.

Baca Juga: Berbagai Pilihan Obat Miss V Gatal Berdasarkan Penyebabnya

Gejala Vaginitis

Vagina pada dasarnya secara rutin dan normal mengeluarkan cairan yang berwarna jernih atau sedikit keruh.

Pada setaip orang, aroma cairan vagina ini sangat khas, namun yang pasti tidak berbau menyengat dan menimbulkan rasa gatal. Tekstur dan tampilannya juga bisa berbeda, tergantung pada kondisi tubuh setiap wanita.

Di sisi lain, apabila Anda menderita vaginitis, terdapat sejumlah gejala yang mampu Anda kenali, antara lain:

1. Perubahan bau, warna atau volume cairan yang keluar dari liang vagina Anda

2. Vagina gatal atau iritasi

3. Sakit saat berhubungan badan

4. Buang air kecil terasa menyakitkan

5. Pendarahan vagina ringan atau keluarnya bercak darah dari liang vagina

Penyebab Vaginitis

Dunia kesehatan mengenal beberapa jenis vaginitis dengan berbagai sebab pula. Biasanya penyebabnya akan tergantung pada jenis penyakit yang Anda alami antara lain:

1. Vaginosis Bakteri

Penyebab paling umum dari vaginitis ini adalah adanya perubahan jumlah bakteri normal (lactobacilli), serta adanya pertumbuhan berlebih dari salah satu organisme atau bakteri lain (anaerob) yang ditemukan di vagina Anda.

Ketika bakteri anaerob menjadi terlalu banyak, maka kondisi ini bisa mengganggu keseimbangan dan menyebabkan vaginosis bakteri.

Jenis vaginitis ini sendiri sering dikaitkan dengan kebiasaan berhubungan seksual dengan banyak pasangan seks atau ketika Anda melakukan hubungan seksual dengan pasangan seks yang baru.

Walaupun begitu, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang sama sekali tidak aktif secara seksual.

Baca Juga: Miss V Bau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

2. Infeksi Jamur

Infeksi ini umumnya terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari organisme jamur C. albicans  di vagina Anda.

Perkembangan organisme ini juga menyebabkan infeksi di area lembab lainnya di tubuh Anda, seperti di mulut (sariawan), lipatan kulit, dan di dasar kuku Anda.

Tak hanya itu, jamur jenis ini juga dapat menyebabkan ruam popok pada bayi.

3. Trikomoniasis

Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) ini ditularkan melalui hubungan seksual dengan partner yang juga terinfeksi oleh trikomoniasis.

Kondisi ini disebabkan parasit bersel satu mikroskopis yang disebut Trichomonas vaginalis. Pada laki-laki, organisme ini biasanya menginfeksi saluran kemih, tetapi seringkali tidak menimbulkan gejala.

Sedangkan pada kaum hawa, trikomoniasis biasanya menginfeksi vagina, dan dapat menyebabkan gejala-gejala tertentu.

Tak hanya itu saja, kondisi ini juga mampu meningkatkan resiko wanita terkena infeksi menular seksual lainnya.

4. Vaginitis Tidak Menular

Kebiasaan menggunakan semprotan vagina, douche, sabun wangi, deterjen wangi dan produk spermisida dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi jaringan vulva dan vagina Anda.

Benda asing, seperti kertas tisu atau tampon yang tertinggal di dalam vagina juga dapat mengiritasi jaringan organ genital ini.

5. Sindrom Genitourinari Menopause (Atrofi Vagina)

Penurunan kadar estrogen setelah menopause atau operasi pengangkatan indung telur dapat menyebabkan lapisan vagina Anda menjadi menipis, yang terkadang menyebabkan iritasi, rasa terbakar, dan kekeringan pada vagina.

Kapan Harus Menghubungi Ahli Medis

Sebenarnya, Anda boleh menunda konsultasi dengan dokter jika memiliki riwayat diagnosis infeksi jamur vagina dan sudah paham cara menanganinya. Namun, ada beberapa indikasi yang membuat Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter, yakni:

1. Munculnya cairan pada vagina Anda, diiringi dengan timbulnya bau yang sangat menyengat dan rasa gatal yang mengganggu.

2. Keputihan mengganggu, padahal Anda tidak pernah mengalami infeksi vagina sebelumnya.

3. Keputihan mengganggu, terlebih ketika Anda pernah mengalami infeksi vagina sebelumnya.

4. Anda memiliki banyak pasangan seks atau pasangan baru belum lama ini.

5. Anda sudah minum obat anti-jamur yang dijual bebas dan masih merasakan keluhan serupa.

6. Anda mengalami demam, menggigil atau nyeri panggul.

Baca Juga: Penting! Ketahui 7 Penyebab Miss V Terasa Gatal

Sumber

Web MD. (2020). Vaginitis (Vaginal Infection). www.webmd.com

Medline Plus. (2021). Vaginitis. medlineplus.gov

Mayo Clinic. (2019). Vaginitis. www.mayoclinic.org