5 Gangguan yang Menyerang Kelenjar Tiroid

5 Gangguan yang Menyerang Kelenjar Tiroid

Penulis: Dea | Editor: Umi

Tiroid merupakan kelenjar berukuran kecil yang mempunyai bentuk menyerupai kupu-kupu. Lokasinya berada di bawah jakun. Kelenjar ini termasuk ke dalam sistem endokrin, yaitu sistem yang bertugas memimpin berbagai kegiatan tubuh Anda.

Kelenjar tiroid berperan dalam pembentukan hormon tiroid, hormon yang memegang kendali metabolisme tubuh kita. Anda bisa mengidap gangguan tiroid apabila tiroid Anda membuat hormon tiroid terlalu sedikit atau berlebih.

Keadaan tersebut dikenal dengan istilah hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Selain kedua gangguan tersebut, terdapat risiko penyakit lainnya yang bisa menyerang kelenjar tiroid.

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Dianjurkan untuk Penderita Hipertiroid

Siapa yang Berisiko Tinggi Mengalami Penyakit Tiroid?

Penyakit tiroid bisa memengaruhi siapa saja. Gangguan ini bisa muncul saat lahir (umumnya hipertiroidisme) dan bisa semakin memburuk seiring bertambahnya usia.

Penyakit yang menyerang tiroid sangatlah umum, dan lebih sering terjadi pada wanita. Anda berisiko mengidap penyakit tiroid apabila:

• Mempunyai anggota keluarga yang mengidap penyakit tiroid
• Mengidap kondisi medis tertentu, seperti anemia pernisiosa, diabetes tipe 1, insufisiensi adrenal primer, lupus, dan kondisi medis lainnya
• Mengonsumsi amiodarone, yaitu obat antiaritmia
• Wanita berumur lebih dari 60 tahun
• Sebelumnya pernah menjalani perawatan untuk tiroid atau kanker, misalnya dengan radiasi dan tiroidektomi.

Baca Juga: Ketahui Peran Dokter Spesialis Endokrin dan Penyakit yang Ditangani

Risiko Penyakit yang Bisa Menyerang Kelenjar Tiroid

Pada dasarnya, gangguan pada kelenjar tiroid terjadi akibat kelenjar tidak memproduksi hormon sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga hormon tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Berikut ini berbagai penyakit yang menyerang kelenjar tiroid:

1. Hipotiroidisme

Kondisi ini terjadi saat kelenjar tiroid tidak mampu membuat cukup hormon tiroid. Kurangnya kadar hormon tiroid di dalam tubuh memicu menurunnya tingkat metabolisme dan menimbulkan kondisi berbahaya.

Hipotiroidisme sering kali dipicu oleh penyakit Hashimoto, operasi pengambilan kelenjar tiroid, atau kerusakan akibat metode pengobatan radiasi. Gejalanya termasuk mudah lelah, kedinginan, kulit kering, mudah lupa, depresi, dan sembelit.

Dokter akan melakukan tes darah untuk menentukan kadar TSH dan hormon tiroid Anda. Kadar TSH yang tinggi dan tiroksin yang rendah menunjukkan tiroid Anda kurang aktif.

Metode utama untuk menanganinya adalah dengan mengonsumsi pil hormon tiroid. Konsumsilah dengan dosis yang dianjurkan, karena bila terlalu banyak bisa memicu hipertiroidisme.

2. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi saat Anda mempunyai kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi. Kondisi ini bisa berdampak terhadap terjadinya proses metabolisme yang terlalu cepat sehingga menjadi pemicu jantung berdenyut dengan cepat, tekanan darah tinggi, dan kelelahan.

Penyakit Graves adalah pemicu utamanya. Beberapa gejala yang sering tampak pada hipertiroidisme meliputi gelisah, jantung berdebar, mudah marah, keringat berlebih, gemetar, susah tidur, lapisan kulit menipis, rambut dan kuku menjadi rapuh, otot lemah, berat badan menurun, dan mata menonjol (pada penyakit Graves).

Penanganan hipertiroidisme dilakukan dengan cara mengonsumsi obat antitiroid, seperti methimazole (Tapazole) untuk menangkal produksi hormon tiroid secara berlebihan. Pembedahan juga menjadi metode penanganan yang efektif.

3. Penyakit Hashimoto (Hashimoto disease)

Hashimoto disease atau juga bernama penyakit Hashimoto merupakan gangguan autoimun saat tubuh merusak jaringan tiroid yang berakibat pada berhentinya produksi hormon.

Keadaan ini bisa terjadi di usia berapapun, tetapi wanita paruh baya yang paling rentan mengalaminya. Pada kasus yang ringan, penyakit hashimoto tidak menimbulkan gejala. Bahkan kondisi ini bisa selalu stabil selama bertahun-tahun.

Namun, bila mengalami gejala biasanya mencakup kelelahan, depresi, sembelit, berat badan bertambah, kulit serta rambut kering, wajah pucat dan bengkak, darah menstruasi keluar banyak dan tidak teratur, sensitif terhadap udara dingin, dan mengalami gondok.

Sayangnya, sampai saat ini belum ada cara untuk menangani penyakit Hashimoto. Namun, obat pengganti hormon sering kali direkomendasikan oleh dokter untuk menambah tingkat hormon tiroid dan mengurangi tingkat TSH.

4. Nodul Tiroid

Munculnya benjolan pada kelenjar tiroid ini bisa berada di leher sebelah kanan, kiri, ataupun tengah. Pemicunya sendiri belum diketahui secara pasti. Penyakit ini sangat umum terjadi.

Sebanyak 50% orang berusia di atas 60 tahun kerap mengidap nodul tiroid. Pada sebagian besar kasus, nodul tiroid tidak berbahaya.

Nodul tiroid umumnya tidak memicu gejala. Meski begitu, pada sebagian kasus, nodul tiroid bisa menjadi pemicu hipertiroidisme. Bila ada gejala yang mengarah ke kanker, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan operasi pengambilan nodul.

5. Gondok

Gondok (gondongan) atau juga dalam istilah medis bernama goiter merupakan pembesaran kelenjar tiroid, tetapi bukan karena kanker. Umumnya, gondok disebabkan oleh defisiensi (kekurangan) yodium.

Gondongan bisa memengaruhi siapa saja pada usia berapa pun. Namun, kondisi ini lebih sering muncul pada wanita berumur di atas 40 tahun. Faktor risiko lainnya adalah konsumsi obat tertentu, riwayat kesehatan keluarga, dan paparan radiasi.

Bila tumbuh cukup besar, gondok bisa memicu gejala, termasuk kesulitan bernapas atau menelan, batuk, mengi, dan suara serak.

Penanganan gondok dilakukan jika dalam keadaan yang cukup parah atau muncul gejala. Apabila Anda mengalami gondok karena defisiensi yodium, konsumsilah yodium dalam dosis kecil.

Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada penyakit tiroid, segera periksakan diri ke dokter untuk menentukan jenis gangguan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Ketahui Pentingnya Hormon Tiroid