Gangguan Makan: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Gangguan Makan: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari

Terakhir ditinjau: 18 Juni 2020

Gangguan makan bisa diartikan sebagai kebiasaan makan yang tidak baik, misalnya sangat sedikit atau malah sangat banyak. Terobsesi dengan bentuk tubuh sehingga membenci makanan pun dikategorikan sebagai gangguan makan.

Upaya pengobatan mental dan klinis perlu dilakukan pada penderita gangguan makan. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa berakibat kematian.

Penyebab

Gangguan makan tidak hanya diidap oleh perempuan muda, melainkan laki-laki, remaja awal, hingga paruh baya bisa jadi mengidap penyakit mental ini.

Sebab terbesarnya adalah body image yang salah. Mereka merasa gemuk padahal kenyataannya tubuh mereka teramat kurus (hingga hanya 15% dari berat badan ideal).

Penyebab lainnya adalah:

  • Genetik

Salah seorang di keluarga punya riwayat gangguan makan, depresi, pecandu obat-obatan atau alkohol

  • Faktor sosial

Depresi karena kritik tentang bentuk tubuh, berat badan, atau kebiasaan makan. Bisa juga karena tekanan pekerjaan seperti model, penari atau atlet

  • Kesehatan mental

Mengalami depresi, rendahnya kepercayaan diri, perfeksionis atau terobsesi dengan role model tertentu.

  • Korban kekerasan seksual

Tipe dan Gejala

Anorexia Nervosa

Menurut pengidap anorexia, dirinya terlihat sangat gemuk meskipun kenyataannya kurus. Anorexia berkepanjangan buat penderita terserang gizi buruk dan tidak jarang hanya kulit melapisi tulang.

Mereka makan hanya sedikit, sangat pilih-pilih, olahraga berlebihan, dan menimbang dirinya berulang kali.

Dampak terburuk adalah penderita dapat terserang berbagai penyakit karena komplikasi, depresi hingga bunuh diri. Oleh karena itu, selain gangguan makan, anorexia juga termasuk gangguan mental.

Gejala yang jelas terlihat adalah:

  • Ketakutan ekstrim terhadap berat badan
  • Membatasi makanan dengan ekstrim
  • Sangat kurus
  • Menyangkal berat badannya yang kurus
  • Percaya diri rendah
  • Anemia
  • Osteoporosis
  • Kulit kering dan kuning
  • Konstipasi
  • Kerusakan otak dan hati
  • Tekanan darah, denyut nadi dan jantung melemah
  • Merasa dingin sepanjang waktu
  • Menstruasi terhenti (tidak menstruasi dalam jangka lama atau menopause dini)

Bulimia Nervosa

Penderita bulimia lebih banyak dibanding anorexia dan sulit terdeteksi. Sebab, penderita bulimia pada umumnya punya berat badan yang normal.

Penderita alami 2 fase dimana mereka makan sangat banyak dan tidak terkontrol (binge-eating), kemudian merasa bersalah sehingga makanan tersebut dikeluarkan secara paksa dari perut (pembersihan/ purging). Caranya dengan memuntahkan kembali, minum obat pencahar, puasa, atau olahraga berlebihan.

Gejala yang terlihat adalah:

  • Radang dan nyeri tenggorokan
  • Kelenjar ludah yang bengkak
  • Gigi yang terkikis dan sensitif karena sering terpapar asam lambung
  • Iritasi karena obat pencahar
  • Dehidrasi karena sering muntah
  • Berat badan yang naik turun dengan cepat

Binge-Eating

Penderitanya tidak bisa mengontrol nafsu makan dan cenderung makan dalam porsi banyak sekaligus.

Tidak seperti bulimia, penderita binge-eating tidak memuntahkan paksa makanan mereka. Sehingga penderita mengalami overweight bahkan obesitas.

Semakin cemas, depresi atau merasa bersalah, penderita malah semakin banyak makan.

Gejala yang terlihat adalah:

  • Konsumsi makanan dalam porsi besar dalam satu waktu
  • Makan walaupun tidak lapar
  • Makan hingga benar-benar kenyang
  • Makan sendirian dan sangat cepat
  • Merasa bersalah karena makan, namun diekspresikan dengan lebih banyak makan
  • Diet tidak teratur dan sebabkan efek yoyo

Penanganan

Psikoterapis

Dibantu oleh tim dokter, psikolog, dan ahli gizi, terapi berbasis keluarga penting dilakukan. Orang tua jadi kunci penting untuk memberikan serta mengawasi asupan makanan pada anak pengidap gangguan makan.

Terapi perilaku kognitif juga mesti diupayakan dalam rangka merubah pola pikir, keyakinan dan tindakan penderita.

Obat-obatan

Obat yang dimaksud lebih menyiasati faktor penyebab yaitu depresi dan kecemasan. Contohnya obat antidepresi, antipsikotik, dan penenang. Obat tersebut harus sesuai anjuran dokter atau psikiater dan terdaftar dalam BPOM RI.

Gangguan makan bisa menimpa siapa saja. Oleh karena itu peka terhadap diri sendiri dan sekitar. Percaya diri dan hiraukan komentar negatif. Namun harus tetap rajin olahraga agar badan bugar dan sehat.

 

Sumber:
Eating Disorder. 2016. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/eating-disorders/index.shtml
6 Common Type of Eating Disorders. 2017. https://www.healthline.com/nutrition/common-eating-disorders
Signs of Eating Disorder. 2017. https://www.webmd.com/mental-health/eating-disorders/signs-of-eating-disorders#1
Eating Disorders. 2018. https://www.nhs.uk/conditions/eating-disorders/