Mengenal Fungsi Hormon Androgen bagi Pria dan Wanita

Mengenal Fungsi Hormon Androgen bagi Pria dan Wanita

Penulis : Emy | Editor : Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 27 Desember 2022

 

Androgen hormon adalah senyawa yang berperan dalam sifat-sifat pria dan aktivitas reproduksi. Meski demikian, wanita juga memiliki hormon androgen, namun jumlahnya tidak sebanyak pada laki-laki.

Jenis hormon androgen yang paling utama adalah testosteron dan androstenedion. Namun, testosteron adalah yang paling aktif. Testosteron diproduksi di testis atau buah zakar. Jenis hormon androgen lainnya yaitu dihidrotestosteron (DHT), dehydroepiandrosterone (DHEA) dan DHEA sulfat (DHEA-S).

Dalam tubuh wanita, androgen juga berfungsi untuk diubah menjadi hormon wanita yang disebut estrogen.

Androgen pada Wanita

Pada wanita, androgen diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal, dan sel lemak. Faktanya, wanita dapat memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon ini – gangguan kelebihan dan kekurangan androgen adalah salah satu gangguan hormonal yang lebih umum pada wanita.

Pada wanita, androgen memainkan peran kunci dalam kaskade hormonal yang memulai pubertas, merangsang pertumbuhan rambut di daerah kemaluan dan ketiak. Pada wanita dewasa, androgen diperlukan untuk sintesis estrogen yang memainkan peran kunci untuk mencegah pengeroposan tulang, serta hasrat dan kepuasan seksual.

Tingkat Androgen Tinggi

Jumlah androgen yang berlebihan dapat menimbulkan masalah, yang mengakibatkan “efek virilisasi” seperti jerawat, hirsutisme kelebihan pertumbuhan rambut di tempat yang “tidak umum”, seperti dagu atau bibir atas dan penipisan rambut di kepala.

Sekitar 10 persen wanita dengan tingkat testosteron tinggi memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang ditandai dengan gangguan siklus menstruasi yang bisa menyebabkan infertilitas. Masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi juga risiko prediabetes maupun diabetes tipe 2. 

Tingkat Androgen Rendah

Tingkat androgen yang rendah dapat menjadi masalah juga, seperti libido rendah (minat atau keinginan untuk seks yang rendah), kelelahan, dan penurunan rasa kesejahteraan. Selain itu juga bisa meningkatkan risiko pengeroposan tulang, osteoporosis dan patah tulang.

Karena gejala seperti lesu dan pengeroposan tulang memiliki berbagai penyebab, kekurangan androgen sering tidak terdiagnosis.

Tingkat androgen yang rendah dapat mempengaruhi wanita pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi selama transisi ke menopause atau perimenopause. Efek ini mungkin tidak terlihat sampai wanita berusia akhir 50-an atau awal 60-an.

Gairah seks yang rendah dan kekeringan pada vagina adalah dua gejala umum yang dialami oleh beberapa wanita selama masa transisi ke menopause, sehingga membuat seks tidak nyaman atau menyakitkan. Perubahan ini telah dikaitkan dengan rendahnya kadar estrogen serta androgen yang rendah.

Baca Juga : Fungsi Hormon Progesteron pada Pria dan Wanita

Sumber

Healthy Woman. (2009). Androgen Hormones for Men and Women. www.healthywoman.com

Cleveland Clinic. (2021). Androgens. my.clevelandclinic.org

Science Direct. (2015). Androgens. www.sciencedirect.com