Fungsi Eritrosit (Sel Darah Merah) dan Gangguannya

Fungsi Eritrosit (Sel Darah Merah) dan Gangguannya

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen terpenting dalam darah. Sel ini juga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pengantar oksigen ke seluruh tubuh hingga ke dalam jaringan terkecil dan membawa karbondioksida ke luar tubuh.

Pembentukan sel darah merah terjadi di sumsum tulang merah yang disebut eritropoiesis. Eritrosit ini kemudian dilepas ke aliran darah untuk melakukan fungsinya.

Sel darah merah yang mengalir tersebut bertahan sekitar 100–120 hari. Setelah 120 hari, sel darah merah tua didaur ulang oleh limpa, hati, sumsum tulang dan kelenjar getah bening.

Baca Juga: Sering Lelah? Kenali Vitamin dan Suplemen Penambah Darah yang Cocok untuk Anda

Fungsi Eritrosit di Dalam Tubuh

Selain menjadi transportasi yang membawa oksigen dan karbondioksida, ternyata ada fungsi lain eritrosit yang tak kalah penting. Beberapa fungsi tersebut meliputi:

1. Menggambarkan kesehatan tubuh

Eritrosit dapat memberikan gambaran kondisi tubuh selama 3 bulan terakhir. Salah satunya untuk pemeriksaan kadar glukosa dalam darah bagi penderita diabetes melalui glycated hemoglobin (HbA1c).

2. Memelihara keseimbangan asam-basa

Tingkat asam dan basa dalam tubuh harus seimbang. Eritrosit berperan penting untuk menjaga kesimbangan pH karena bertindak sebagai penyeimbang untuk mengangkut karbondioksida dalam plasma sebagai ion karbonat.

3. Menunjukkan golongan darah

Membran (permukaan) sel darah merah mengandung antigen yang berfungsi sebagai pengenal dalam menentukan golongan darah. Pengenal inilah yang bisa menghasilkan 4 golongan darah utama yaitu A, B, O, dan AB.

Jumlah Eritrosit Normal

Pada dasarnya, tubuh mampu mempertahankan jumlah eritrosit yang cukup. Jumlah eritrosit normal akan berbeda tergantung berdasarkan jenis kelamin dan usia. Berikut ini jumlah eritrosit normal:

  • Wanita berkisar 3,9–5,1 juta per mikroliter darah
  • Laki-laki sekitar 4,3–5,6 juta per mikroliter darah
  • Anak-anak: 4–5,5 juta per mikroliter darah.

Biasanya untuk menghitung jumlah sel darah merah normal, akan dilakukan bersamaan dengan tes darah lengkap. Selama tes darah lengkap. komponen darah lainnya juga dihitung, seperti trombosit (keping darah), sel darah putih, dan plasma darah.

Baca Juga: Kadar Hematokrit Tidak Normal, Waspada Berbagai Penyakit Ini

Gangguan yang Bisa Menyerang Eritrosit

Penurunan jumlah eritrosit bisa mengakibatkan masalah pada tubuh Anda. Kadar eritrosit yang tinggi maupun rendah bisa menimbulkan beberapa gangguan atau kelainan pada tubuh Anda. Berikut ini gangguan pada sel darah merah:

Anemia

Kelainan sel darah merah ini paling umum terjadi. Anemia terjadi saat kadar eritrosit atau sel darah merah terlalu rendah sehingga tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

Ketika mengalami anemia, Anda mungkin akan merasakan berbagai gejala, seperti pucat, kelelahan, lemas, mudah marah, sesak napas, hingga pusing. Anemia sendiri terdiri dalam beberapa jenis sesuai penyebabnya antara lain:

  • Anemia hemolitik: terjadi karena kerusakan sel darah merah. Gejala anemia hemolitik termasuk kelelahan, kelesuan, dan peningkatan risiko infeksi.
  • Anemia sideropenic: dikenal juga sebagai anemia defisiensi besi yang terjadi ketika jumlah zat besi dalam tubuh dalam kadar rendah.
  • Anemia megaloblastik: Disebabkan oleh kekurangan atau gangguan penggunaan folat dan/atau vitamin B12.
  • Anemia aplastik: Penyakit langka akibat sumsum tulang tidak menghasilkan sel darah yang cukup. Kondisi ini berpotensi fatal yang bisa dipicu oleh radiasi, obat-obatan, kemoterapi, dan infeksi.
  • Anemia sel sabit: Adanya perubahan genetik pada hemoglobin sehingga hemoglobin berbentuk tidak normal, seperti bulan sabit.

Polisitemia

Kebalikan dari anemia, polisitemia merupakan kondisi yang terjadi karena peningkatan jumlah sel darah merah. Kondisi ini jauh lebih jarang terjadi daripada anemia.

Secara umum, polisitemia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Polisitemia Primer

Kondisi eritrosit tinggi ini biasanya terjadi akibat kelainan genetik atau riwayat keluarga. Kelainan darah ini biasanya mengakibatkan semua jenis sel darah meningkat (termasuk sel darah putih dan trombosit), yang disebut sebagai polisitemia vera.

  • Polisitemia Sekunder

Terbentuknya eritrosit secara berlebihan karena penyakit yang mendasarinya atau kondisi tertentu, seperti dehidrasi, penyakit jantung dan paru-paru, kanker, thalasemia, anemia sel sabit, sleep apnea, dan efek samping obat-obatan tertentu.

Untuk mengatasi gangguan pada eritrosit, dokter perlu menentukan penyebabnya terlebih dahulu. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan Anda memiliki gangguan sel darah merah, dokter akan menentukan jenis penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.

Baca Juga: Amankah Donor Darah Selama Pandemi COVID-19?

Sumber

Kenhub. (2021). Erythrocytes. kenhub.com

Chromo Science. (2021). Disorder of Erythrocytes. chromoscience.com 

ThoutCo. (2019). Red Blood Cells (Erythrocytes). thoughtco.com

Health Moma. (2016). What is the Function of Erythrocytes? healthmoma.com

Scope Heal. (2021). Erythrocytes: What are they? scopeheal.com