Fakta Rokok Shisha dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Fakta Rokok Shisha dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Merokok menjadi candu bagi beberapa orang, baik pria maupun wanita. Sudah jelas sebenarnya bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan. Alih-alih menghentikan kebiasaan merokok, sekarang justru banyak alternatif dari rokok tembakau yang dianggap lebih aman.

Salah satunya shisha atau hookah. Shisha mulai populer di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara, terutama di kalangan anak muda. Kini, menjadi semakin populer di Inggris hingga akhirnya masuk ke Indonesia.

Cara kerja shisha ialah tembakau yang dipanaskan akan menghasilkan asap. Asap menggelembung melalui semangkuk air dan menguap dalam tabung atau pipa panjang, seperti selang. Kemudian, asap dihirup melalui corong yang dipasang di ujung pipa.

Adapun kandungan yang terdapat dalam shisha, seperti tembakau yang mengandung nikotin, batu bara atau arang, dan berbagai perasa yang akan menimbulkan wangi pada asap.

Baca Juga: Apakah Rokok Herbal Lebih Sehat? Ini Penjelasannya!

Tidak Lebih Baik dari Rokok Tembakau

Dibanding perokok tembakau, perokok shisha sebenarnya menghirup lebih banyak asap karena volume asap yang dihirup dalam satu sesi merokok dapat berlangsung selama 60 menit. Tak hanya itu, asap shisha juga mengandung senyawa tingkat tinggi, seperti tar, karbon monoksida, logam berat (arsenik dan timbal), dan karsinogen.

Sebenarnya, rokok shisha tidak lebih aman daripada rokok tembakau. Banyak orang berpikir bahwa mengisap asap tembakau melalui air membuat shisha kurang berbahaya daripada rokok, sebenarnya itu tidak benar.

Saat merokok shisha, seorang perokok dapat menghirup racun dalam jumlah yang sama dengan perokok yang mengonsumsi lebih dari 100 batang rokok tembakau. Seperti merokok, racun ini membuat perokok shisha berisiko terkena penyakit jantung, kanker, kecanduan nikotin, dan efek kesehatan lainnya.

Mitos Shisha yang Beredar

Jika melihat iklan rokok atau perokok shisha, mereka pasti akan mengatakan bahwa shisha tidak berbahaya dibanding rokok tembakau. Padahal, hal itu salah dan hanya menjadi mitos belaka. Adapun beberapa mitos tentang shisha yang beredar di kalangan perokok:

  • Merokok shisha tidak membuat ketagihan. Padahal, asap shisha mengandung nikotin, senyawa yang sangat adiktif.
  • Air dalam asap hookah menyaring bahan-bahan berbahaya. Padahal, air dalam asap hookah tidak menyaring bahan kimia berbahaya.
  • Rokok “membakar” paru-paru karena menggunakan panas, dan asap shisha lebih dingin sehingga tidak terbakar. Padahal, asap dari shisha dapat merusak jantung dan paru-paru, bahkan setelah pendinginan.

Baca Juga: Mana Lebih Baik: Rokok Tembakau vs Rokok Elektrik?

Dampak Shisha bagi Kesehatan

Seperti yang sudah kita tahu, merokok pasti menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Begitupun dengan rokok shisha, termasuk:

1. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Seperti yang sudah dijelaskan di atas terkait kandungan rokok shisha, jika mengonsumsinya terus-menerus dapat berisiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan peredaran darah, kanker, penyakit pernapasan, dan masalah lain.

Bahkan, jika menggunakan shisha bebas tembakau, seorang perokok masih akan berisiko terkena karbon monoksida dan racun dalam batu bara atau arang yang digunakan untuk membakar shisha.

2. Tertular Penyakit

Pipa shisha yang digunakan di bar dan kafe mungkin tidak dibersihkan dengan benar sehingga berisiko menyebarkan berbagai penyakit menular. Besar kemungkinan seseorang akan tertular penyakit herpes yang ditularkan melalui pipa shisha.

3. Terkena Kanker

Mengonsumsi shisha terus-menerus akan menyebabkan efek jangka panjang termasuk gangguan fungsi paru, penyakit paru obstruktif kronik, kanker esofagus, dan kanker lambung.

4. Keracunan Karbon Monoksida

Meskipun hanya jangka pendek, mengonsumsi shisha bisa menyebabkan efek kesehatan akut. Misalnya saja peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, penurunan fungsi paru, dan keracunan karbon monoksida.

5. Penuaan Kulit

Tidak hanya berisiko pada kesehatan dalam tubuh, shisha juga bisa berdampak buruk pada kesehatan kulit, salah satunya timbul masalah penuaan kulit. Hal itu disebabkan karena mengisap asap shisha dapat menurunkan jumlah oksigen yang mencapai kulit.

Beberapa orang percaya bahwa merokok shisha menjadi jalan alternatif yang lebih aman dari merokok tembakau. Justru faktanya bukan menjadi alternatif malah akan menimbulkan masalah kesehatan baru.

Merokok shisha juga menempatkan orang lain pada risiko menghirup asap rokok. Jadi, untuk mengurangi risiko kerusakan paru-paru dan organ tubuh lainnya, sebaiknya hindari merokok produk tembakau, termasuk dengan menggunakan shisha.

Sebelum segala masalah kesehatan datang pada diri Anda, berhenti merokok merupakan suatu keputusan yang tepat. Meskipun sulit, tetapi harus dilakukan. Apabila tidak bisa melakukannya sendiri, silakan hubungi dokter dan minta bantuan lebih lanjut.

Baca Juga: 7 Tips Efektif Berhenti Merokok

Sumber

BHF. (tidak tertera tahunnya). Information about smoking shisha. www.bhf.org.uk

Health Essentials. (2020). 3 Reasons why smoking the hookah is harmful. health.clevelandclinic.org

Mayo Clinic. (2020). Is hookah smoking saver than smoking cigarettes?. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2018). What are the health risks of hookah smoking?. www.medicalnewstoday.com