Penyebab Penyakit Diabetes Insipidus

Penyebab Penyakit Diabetes Insipidus

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 6 November 2022

Diabetes insipidus adalah kondisi yang membuat tubuh kehilangan terlalu banyak cairan melalui urinasi (buang air kecil). Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi sekaligus berbagai penyakit dan kondisi lainnya.

Diabetes insipidus merupakan kelainan langka yang memengaruhi pengaturan tingkat cairan tubuh. Penderitanya akan mengeluarkan urin dalam jumlah berlebihan. Efeknya, frekuensi buang air kecil meningkat dan tubuh akan menjadi mudah haus. Perlu diketahui bahwa penyebab dan gejala diabetes insipidus berbeda dengan diabetes tipe 1 dan 2.

Jenis-jenis dan Penyebab Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus disebabkan karena adanya masalah dengan zat kimia bernama vasopresin atau AVP di dalam tubuh. AVP dikenal juga sebagai hormon antidiuretik (ADH). AVP sendiri diproduksi oleh hipotalamus (area otak yang mengontrol suasana hati dan nafsu makan) dan disimpan di kelenjar pituitari sampai dibutuhkan. Kelenjar pituitari terletak di bawah otak Anda, di belakang batang hidung Anda.

AVP mengatur tingkat air di dalam tubuh dengan mengontrol jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal. Ketika tingkat air dalam tubuh Anda menurun, kelenjar pituitari akan melepaskan AVP untuk menghentikan produksi urin agar tubuh tidak kekurangan air.

Pada kasus diabetes insipidus, AVP gagal mengatur tingkat air tubuh Anda dengan benar. Akibatnya, terlalu banyak urin yang dikeluarkan oleh tubuh. Secara umum, ada 2 jenis diabetes insipidus yakni:

1. Diabetes Insipidus Kranial

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan AVP dalam jumlah cukup. Efeknya, tubuh mengeluarkan jumlah air yang berlebihan melalui urin. Ada 3 penyebab paling umum dari diabetes insipidus kranial yakni:

  • Tumor otak yang merusak bagian hipotalamus atau kelenjar pituitari
  • Cedera kepala parah yang merusak bagian hipotalamus maupun kelenjar pituitari
  • Komplikasi yang terjadi selama pembedahan otak atau pembedahan kelenjar pituitari.

Selain ketiga faktor di atas, ada juga kasus idiopatik (tidak diketahui secara pasti penyebabnya) pada diabetes insipidus kranial. Ada dugaan bahwa kondisi ini terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel sehat normal yang memproduksi AVP.

Penyebab lain yang jarang terjadi antara lain adalah kaner yang menyebar dari bagian tubuh lain ke otak, sindrom Wolfram (kondisi genetik yang menyebabkan penderitanya kehilangan penglihatan), kerusakan otak karena kehilangan oksigen secara tiba-tiba (misalnya karena stroke atau tenggelam) hingga infeksi otak seperti meningitis dan ensefalitis yang bisa merusak otak.

2. Diabetes Insipidus Nefrogenik

Ginjal kita memiliki nefron yang merupakan struktur rumit kecil. Tugasnya adalah untuk menyaring zat sisa dalam darah dan membantu produksi urin. Nefron juga bertugas mengontrol seberapa banyak air yang diserap kembali oleh tubuh dan berapa banyak yang dikeluarkan melalui urin saat buang air kecil.

Pada orang sehat, AVP bertindak memberikan sinyal ke nefron untuk menyerap kembali air ke dalam tubuh. Sedangkan pada penderita diabetes insipidus nefrogenik, nefron di ginjal tidak dapat merespon sinyal ini. Efeknya, tubuh jadi kehilangan air dalam jumlah lebih banyak dari yang seharusnya melalui urin. Untuk menyeimbangkan kembali jumlah cairan yang hilang, penderita akan merasa mudah haus.

Diabetes insipidus nefrogenik bisa muncul sebagai bawaan lahir atau berkembang karena faktor eksternal. Beberapa faktor eksternal yang bisa menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik antara lain:

  • Lithium yang terkandung dalam obat untuk mengatasi gangguan bipolar. Penggunaan obat yang mengandung lithium dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan ginjal
  • Hiperkalsemia yakni kondisi di mana darah mengandung terlalu banyak kalsium yang merusak ginjal
  • Hipokalemia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan kalium yang mendukung fungsi ginjal
  • Pielonefritis atau infeksi pada ginjal. Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi ginjal
  • Obstruksi ureter. Ini terjadi ketika salah satu atau kedua saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih atau ureter mengalami penyumbatan oleh sesuatu termasuk batu ginjal.

Diabetes insipidus tidak menyebabkan penderitanya mengalami gagal ginjal. Ginjal masih berfungsi normal, hanya saja Anda akan lebih mudah mengalami dehidrasi. Jika Anda mengidap diabetes insipidus, pastikan untuk selalu menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama ketika Anda sedang berolahraga atau beraktivitas berat.

Sumber

NHS (2019). Causes: Diabetes Insipidus. www.nhs.uk 

Webmd (2020). Diabetes Insipidus. www.webmd.com 

Medical News Today (2018). What’s to Know About Diabetes Insipidus? www.medicalnewstoday.com 

NCBI (2016). Diabetes Insipidus: The Other Diabetes. www.ncbi.nlm.nih.gov 

Healthline (2018). Everything You Should Know About Diabetes Insipidus. www.healthline.com