Detak Jantung Janin Cepat, Berbahayakah?

Detak Jantung Janin Cepat, Berbahayakah?

Penulis: Anggita | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 15 Februari 2023

 

Detak jantung bisa menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kondisi kesehatan seseorang, termasuk pada janin.

Selain itu, mendengar detak jantung janin bisa menjadi momen yang krusial selama masa kehamilan.

Namun, bagaimana kondisi jantung janin yang sehat, apakah jantung yang berdetak cepat atau lambat, dan apa saja faktor yang mempengaruhinya? Simak pembahasannya di artikel ini.

Baca Juga: Ketahui Lebih Jauh Mengenai Janin Cegukan

Tahap Perkembangan Jantung Janin

Sebelum lahir ke dunia, jantung seseorang memiliki berbagai tahap perkembangan sejak ia masih berada di dalam kandungan. Berikut adalah penjelasannya:

  • Minggu ke-4 hingga 6

4 hingga minggu setelah terjadinya pembuahan, jantung janin sudah mulai terdeteksi.

Meski begitu, fenomena ini lebih sering dianggap sebagai aktivitas jantung saja ketimbang detak jantung. Sebab, jantung janin belum sepenuhnya berkembang di minggu ini.

Anda sudah bisa memantau aktivitas jantung janin lewat pemeriksaan ultrasonografi (USG) dini.

Pada waktu yang sama, dokter atau penyedia jasa layananan kesehatan Anda juga bisa mendeteksi apakah janin memiliki masalah jantung atau tidak.

  • Minggu ke-10 hingga 16

Pada periode ini, Anda baru bisa benar-benar mendengar detak jantung janin, yakni pada kunjungan prenatal.

Untuk mendengarnya, dokter akan menggunakan alat bernama ‘Doppler janin’ yang ditempelkan dan ditekan ke perut Anda.

Walaupun begitu, terkadang detak jantungnya bisa sulit dideteksi karena beberapa hal, seperti:

    • Posisi rahim Anda
    • Bentuk perut Anda
    • Penuh atau tidaknya kandung kemih Anda
    • Kehamilan Anda masih terlalu dini
    • Anda mengalami keguguran
    • Kehamilan ektopik

Detak Jantung Normal Janin

Secara umum, detak jantung janin mencapai 110-160 detak per menit. Namun, angka ini adalah angka rata-rata saja.

Pada kondisi tertentu, jantung janin bisa berdetak lebih lambat atau cepat, misalnya saat sedang tertidur atau terbangun.

Selain itu, faktor lain yang memengaruhi perubahan detak jantung janin adalah tahap kehamilan ibu. Berikut adalah penjelasannya:

  • Awal kehamilan

Pada masa-masa awal kehamilan, Anda dapat mendeteksi detak jantung janin sedini mungkin, sebab jantungnya sudah mulai berkembang di minggu ke-5 kehamilan.

Pada minggu selanjutnya, detak jantung janin memiliki rata-rata 110 detak per menit.

  • Minggu ke-9 sampai 12

Memasuki minggu ke-9, detak jantung janin akan semakin cepat, yakni mencapai 140 sampai 170 detak per menit. Lalu di minggu ke-12, detak jantung janin akan sedikit lambat. Perlu diingat bahwa detak jantung ini masih terbilang normal.

  • 10 minggu terakhir kehamilan

Di sisa kehamilan, detak jantung janin akan stabil pada kisaran 110 sampai 160 detak per menit. Namun, detaknya akan sedikit lambat di 10 minggu terakhir.

Detak Jantung Tak Normal pada Janin

Detak jantung janin bisa dikatakan tidak normal ketika sudah mencapai 200 detak per menit.

Kondisi ini bisa membuat cairan berkumpul di dalam tubuh janin dan mengakibatkan detak jantungnya lebih sulit untuk dikontrol.

Alasan mengapa jantung janin berdetak cepat adalah masalah pada tubuh ibunya, yakni seperti:

Pemantauan Jantung Janin

Ketika Anda memasuki waktu-waktu akhir kehamilan dan persalinan, dokter akan melakukan pemantauan jantung janin Anda. Pemantauan ini berguna untuk mengukur detak jantung dan ritme janin untuk mengetahui kondisinya.

Biasanya, pemantauan ini akan berguna jika Anda memiliki kehamilan berisiko tinggi, seperti:

  • Hamil di usia remaja atau di atas 35 tahun
  • Memiliki hipertensi atau preeklampsia
  • Diabetes kehamilan
  • Mengandung lebih dari satu bayi
  • Janin yang tidak bertumbuh dengan baik
  • Janin memiliki masalah kesehatan atau kelainan pada kromosomnya
  • Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelum hamil
  • Anda menggunakan zat atau obat-obatan

Ada dua jenis pemantauan yang dilakukan, yaitu secara eksternal dan internal.

  • Eksternal

Dilakukan dengan doppler terutama saat melakukan USG.

Meskipun ada alat doppler yang dijual untuk digunakan di rumah, alat ini perlu digunakan melalui pengawasan dokter.

Jika Anda salah mendeteksi detak jantung janin di rumah, Anda bisa merasa khawatir.

  • Internal

Secara internal, pemantauan detak jantung janin dilakukan dengan kawat tipis yang ditempel ke kulit kepala janin.

Anda tidak diperbolehkan melakukan pemantauan denyut jantung janin secara internal jika memiliki HIV, sebab Anda bisa menularkan infeksi pada janin.

Selain itu, Anda perlu mendiskusikan masalah kesehatan apa pun sebelum melakukan pemantauan ini.

Baca Juga: Penyebab Janin Lebih Sedikit Bergerak pada Kehamilan 39 Minggu

Sumber

BabyCenter. (2022). When can I hear my baby’s heartbeat?. www.babycenter.com

BabyCenter. (2021). Fetal heart development: When does the fetus develop a heart? | BabyCenter. www.babycenter.com

Very Well Health. (2022). What’s a Normal Fetal Heart Rate During Pregnancy?. www.verywellhealth.com

What to Expect. (2022). When Your Baby’s Heartbeat Starts and When You Can Hear It. www.whattoexpect.com

Johns Hopkins Medicine. Fetal Heart Monitoring | Johns Hopkins Medicine. www.hopkinsmedicine.org