Dermatitis Kontak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Dermatitis Kontak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 29 Oktober 2022

Kalau Anda pernah mencoba skincare baru atau produk deterjen yang membuat kulit Anda merah serta iritasi, kemungkinan Anda mengalami dermatitis kontak.
Dermatitis kontak merupakan salah satu kondisi kulit yang mengalami masalah karena kontak langsung dengan substansi kimia dan mengalami iritasi. Biasanya, permukaan kulit akan mengalami ruam diserta gatal.

Meskipun tidak berbahaya, dermatitis kontak bisa membuat penderitanya menjadi tidak nyaman.

Penyebab Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak biasanya terjadi pada sebagian area tubuh yang bersentuhan langsung dengan substansi atau material penyebab alergi. Ruam bisanya akan terlihat mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam pasca terjadinya kontak. Ruam mungkin akan bertahan selama beberapa minggu.

Berdasarkan penyebabnya, dermatitis kontak dibagi menjadi dua yakni dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan.

1. Dermatitis Kontak Alergi

Jika dermatitis kontak terjadi karena alergi, daya tahan tubuh turut berperan. Ketika Anda menyentuh sesuatu yang dianggap berbahaya, tubuh akan merespon dengan melakukan pertahanan. Serangkaian peristiwa pertahanan ini akan menyebabkan pelepasan berbagai zat kimia di dalam tubuh, termasuk histamin.

Histamin inilah yang menyebabkan reaksi alergi berupa ruam dan gatal. Kondisi ini disebut dengan dermatitis kontak alergi.

Ruam biasanya tidak akan langsung muncul saat pertama kali kulit Anda menyentuh substansi penyebab alergi tersebut. Sentuhan pertama biasanya akan membuat kulit Anda peka dan beraksi lain saat Anda menyentuh untuk kedua kalinya.

Jika Anda mengalami ruam karena alergi, kemungkinan Anda sudah pernah menyentuh substansi atau material tersebut tanpa sadar sebelumnya.

Ada beberapa penyebab dermatitis kontak alergi antara lain produk perawatan kecantikan (termasuk parfum, sampo, loison dan skin care), pewarna rambut, nikel (logam yang ditemukan pada perhiasan atau ikat pinggang), bahan kulit (terutama yang melibatkan proses penyamakan dengan bahan kimia khusus yang sifatnya alergen), karet lateks, buah jeruk hingga obat-obatan yang diaplikasikan ke permukaan kulit.

2. Dermatitis Kontak Iritan

Dalam beberapa kasus dermatitis kontak, muncul ruam yang terlihat seperti alergi padahal sebenarnya bukan karena tidak ada reaksi kekebalan tubuh yang terlibat. Inilah yang dinamakan dengan dermatitis kontak iritan.

Dermatitis kontak iritan terjadi ketika Anda menyentuh sesuatu yang menyebabkan hilangnya minyak yang melindungi permukaan kulit. Semakin lama benda itu menempel di permukaan kulit Anda, semakin buruk reaksinya.

Beberapa substansi yang bisa menyebabkan dermatitis kontak iritan antara lain adalah asam, pembersih lantai atau saluran pembuangan, cairan tubuh (termasuk urin dan air liur), tanaman tertentu seperti poinsettia dan paprika, pewarna rambut, cairan penghapus cat kuku, cat, cairan pernis, sabun atau deterjen yang keras, resin, plastik dan epoksi. Orang yang menderita eksim lebih berisiko mengalami ruam semacam ini.

Selain kedua jenis dermatitis kontak di atas, ada satu bentuk lain yang kurang umum yakni dermatitis fotokontak. Ini adalah jenis ruam yang bisa terbentuk saat Anda menggunakan produk tertentu seperti tabir surya pada kulit, lalu menghabiskan waktu yang lama di bawah sinar matahari. Kombinasi antara sinar matahari dan alergen atau iritan pada kulit bisa menyebabkan reaksi berupa ruam.

Gejala Dermatitis Kontak

Jika mengalami dermatitis kontak, Anda mungkin akan mengalami beberapa gejala seperti:

  • Kulit yang gatal (seringkali intens)
  • Ruam (kulit berubah warna, bengkak dan terasa panas)
  • Kulit menjadi sangat kering, kadang pecah-pecah
  • Permukaan kulit menjadi lembut
  • Rasa terbakar atau menyengat
  • Muncul lepuh berisi cairan yang meninggalkan kerak dan sisik.

Cara Mengatasi Dermatitis Kontak

Kebanyakan kasus dermatitis kontak akan hilang dengan sendirinya begitu kulit tidak menyentuh substansi atau zat yang menjadi penyebabnya. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masalah kulit ini antara lain:

  • Hindari iritan atau alergen yang Anda ketahui bisa memicu munculnya ruam
  • Jika terjadi iritasi, jangan menggaruknya. Menggaruk ruam yang gatal bisa menyebabkan iritasi semakin parah dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotic
  • Bersihkan kulit dengan menggunakan sabun yang lembut dan air hangat untuk membersihkan sisa-sisa iritan pada permukaan kulit
  • Hindari menggunakan produk yang menyebabkan munculnya ruam alergi atau iritasi
  • Untuk menenangkan kulit yang mengalami iritasi atau alergi, oleskan petroleum jelly atau Vaseline.

Jika penanganan ringan di atas tidak membantu, Anda bisa menggunakan obat antihistamin (untuk dermatitis kontak alergi). Dalam kebanyakan kasus, dermatitis kontak sebenarnya tidak berbahaya. Tapi kalau ruam yang muncul berada di area mulut, mata atau menyerang permukaan kulit yang luas, sebaiknya hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga:Kenali Jenis – Jenis Ruam Kulit dan Penyebabnya

 

Sumber

Mayo Clinic (2020). Contact Dermatitis. www.mayoclinic.org

Healthline (2020). What Is Contact Dermatitis? www.healthline.com

National Eczema Association (2021). Contact Dermatitis. www.nationaleczema.org

Webmd (2020). Contact Dermatitis. www.webmd.com