Clomifene (Clomiphene), Obat untuk Mengatasi Ketidaksuburan pada Wanita

Clomifene (Clomiphene), Obat untuk Mengatasi Ketidaksuburan pada Wanita

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 24 Mei 2023

Clomiphene merupakan obat untuk melawan masalah kesuburan pada wanita yang sedang menjalani program hamil. Gangguan pada proses ovulasi merupakan salah satu penyebab ketidaksuburan atau infertilitas pada wanita, sehingga wanita menjadi sulit untuk hamil.

Ovulasi atau proses lepasnya sel telur sebagian dikontrol oleh hormon bernama gonadotropin yang merangsang ovarium dalam menghasilkan sel telur. Hormon tersebut dibuat oleh kelenjar pituitari.

Clomiphene bekerja dengan memicu pembentukan dan peningkatan jumlah hormon gonadotropin dalam memproduksi sel telur. Bertambahnya jumlah hormon tersebut akan merangsang pematangan dan pelepasan sel telur (ovulasi).

Baca Juga: Kenali Obat Profertil untuk Meningkatkan Kesuburan

Peringatan Clomiphene

Anda tidak boleh mengonsumsi clomiphene bila alergi terhadap obat ini, atau mengalami kondisi, seperti:

• Penyakit hati
• Pendarahan di vagina yang tidak normal
• Tumor otak
• Masalah tiroid yang tidak terkendali
• Kista ovarium yang tidak berkaitan dengan sindrom ovarium polikistik
• Hamil.

Untuk memastikan keamanannya, segera beri tahu dokter apabila mengalami:

• Endometriosis atau fibroid rahim
• Trigliserida tinggi
• Masalah pada pankreas.

Selain itu, clomiphene bisa meresap ke dalam ASI sehingga dapat membahayakan bayi yang menyusu. Bahkan pada sebagian ibu menyusui, obat ini bisa menurunkan produksi ASI. Maka dari itu, beri tahu dokter bila Anda sedang menyusui.

Penggunaan clomiphene lebih dari 3 siklus pengobatan bisa mengembangkan potensi Anda terkena tumor ovarium. Tanyakan pada dokter mengenai risiko efek samping yang mungkin Anda alami.

Beri tahu juga pada dokter mengenai semua obat, suplemen, atau produk herbal apa pun yang Anda konsumsi. Segera kunjungi dokter bila setelah mengonsumsi clomiphene Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis.

Petunjuk Penggunaan dan Dosis Clomiphene

Selalu konsumsi obat berdasarkan anjuran dari dokter atau petunjuk pada label obat. Karena obat ini tergolong obat keras, Anda harus selalu berada di bawah pengawasan dokter ketika mengonsumsi clomiphene.

Dokter akan meresepkan clomiphene pada wanita usia subur yang ingin merencanakan program kehamilan.

Dosis untuk mengatasi infertilitas pada wanita yaitu 1 tablet clomiphene 50 mg per hari. Konsumsi obat ini selama 5 hari saat siklus menstruasi hari ke-5 atau ketika sudah tidak terjadi perdarahan (amenore).

Bila ovulasi tidak terjadi, dokter akan meningkatkan dosis menjadi 2 tablet atau 100 mg per hari, selama 5 hari, yang dimulai pada 30 hari setelah dosis pertama. Maksimal penggunaan obat ini adalah 3–6 kali siklus menstruasi.

Agar peluang hamil Anda semakin besar, maka Anda perlu berhubungan seksual pada masa ovulasi. Selain itu, pemeriksaan panggul juga akan sering dilakukan.

Pastikan Anda mengonsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan bisa maksimal. JIka Anda lupa mengonsumsi clomiphene, segera minum saat Anda mengingatnya.

Namun, bila sudah hampir menuju dosis selanjutnya, gunakan dosis berikutnya pada waktu yang tepat. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang dianjurkan, karena bisa menyebabkan overdosis atau efek samping yang berbahaya.

Selalu simpan obat di suhu kamar yang terhindar dari kelembapan, panas, dan cahaya. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Baca Juga: Cara Mengenali Masa Subur Melalui Lendir Serviks

Risiko Efek Samping Clomiphene 

Sebagian wanita yang menggunakan clomiphene berisiko tinggi mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Tingkat keparahan gejala OHSS sendiri bervariasi, dan dapat memburuk atau membaik seiring waktu.

Segera kunjungi dokter bila Anda mempunyai gejala OHSS yang mencakup:

• Mual
• Muntah
• Diare
• Berat badan bertambah
• Sakit perut ringan hingga parah
• Perut buncit.

Meski OHSS cenderung tidak berakibat fatal, komplikasi yang diakibatkannya bisa mengancam jiwa. OHSS yang parah juga bisa meningkatkan risiko keguguran.

Sementara itu, penggunaan clomiphene juga bisa menimbulkan beberapa efek samping berupa:

• Pembentukan kista
• Susah tidur
• Payudara terasa nyeri
• Rasa ngantuk yang berlebih
• Perdarahan atau flek di luar siklus menstruasi
• Nyeri dada, sesak napas, atau detak jantung cepat
• Rambut rontok
• Kejang
• Gangguan penglihatan
• Perubahan suasana hati.

Perlu Anda ketahui bahwa informasi ini tidak mengandung semua kemungkinan atau efek samping. Selalu diskusikan dengan dokter mengenai kemungkinan efek samping.

Baca Juga: Ketahui Peluang Hamil dengan Alat Tes Masa Subur