Pahami Cara Mengobati dan Mencegah Tetanus

Pahami Cara Mengobati dan Mencegah Tetanus

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Tetanus merupakan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar 10 hingga 20 persen infeksi tetanus berakibat fatal. Oleh karena itu, Anda harus segera mendapatkan perawatan medis apabila mengalami gejala, seperti otot kaku dan kejang yang menyakitkan agar infeksi tidak semakin memburuk.

Dokter akan mendiagnosis tetanus berdasarkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, serta gejala yang dialami pasien (seperti kejang otot, kekakuan, dan nyeri). Hal tersebut penting dilakukan karena sebagian besar kasus tetanus terjadi akibat tidak divaksin atau tidak mendapat suntikan booster sebelumnya.

Selain itu, dokter umumnya tidak melakukan tes laboratorium dalam mendiagnosis tetanus. Tes lab hanya dilakukan untuk membantu menghilangkan penyakit dengan gejala serupa, seperti meningitis dan rabies.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Gejala Tetanus

Cara Mengobati Tetanus

Sayangnya, belum ada obat untuk tetanus. Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi gejala sampai efek racun tetanus menghilang. Perawatan tergantung pada tingkat keparahan gejala.

Bila Anda mengalami luka dalam akibat benda yang telah bersentuhan dengan kotoran atau tertusuk paku berkarat, meski sebelumnya telah mendapatkan vaksin tetanus, dokter akan memastikan luka Anda telah bersih sepenuhnya dan memberikan suntikan Tetanus Immunoglobulin (TIG).

Tetanus Immunoglobulin atau juga dikenal sebagai antitoksin tetanus merupakan obat yang mengandung antibodi. Antitoksin ini berfungsi untuk menghalangi kerja racun tetanus dan menghentikan pengaruhnya pada saraf.

Antitoksin diberikan dengan cara disuntik pada otot lengan atas atau paha. Nyeri dan pembengkakan adalah efek samping yang umum terjadi. Suntikan tersebut bisa memberikan perlindungan langsung dari tetanus, walaupun hanya dalam jangka pendek.

Berikut ini berbagai pengobatan yang biasanya dilakukan pada kasus tetanus ringan:

  • Tetanus Immunoglobulin (TIG) yang diberikan melalui suntikan atau infus.
  • Obat antibiotik yang diberikan melalui infus atau suntikan. Pemberian antibiotik dilakukan untuk melawan infeksi bakteri tetanus.
  • Sedatif yaitu obat penenang yang kuat untuk mengurangi kejang yang diberikan secara oral atau infus.

Sedangkan pada kasus tetanus yang parah akan dokter akan memberikan berbagai jenis obat dan bantuan alat medis lainnya untuk mencegah munculnya beberapa gejala yang lebih parah. Pengobatan tersebut meliputi:

  • Pemberian antitoksin TIG melalui sumsum tulang belakang.
  • Pemberian vaksin tetanus bersamaan dengan antitoksin TIG dan antibiotik.
  • Trakeostomi yaitu penyisipan selang di tenggorokan yang berfungsi membantu pernapasan.
  • Magnesium sulfat atau juga dikenal sebagai garam epsom yang berfungsi untuk mengendalikan kejang otot, dan diberikan melalui infus.
  • Beta blocker yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah.
  • Morfin yang berfungsi untuk meredakan nyeri.

Apabila menurut dokter luka akibat tetanus terlalu besar, dokter akan melakukan tindakan operasi Debridement. Debridement adalah prosedur pembedahan untuk menghilangkan jaringan mati, terinfeksi, atau benda asing yang masih tertanam. Pada kasus luka tetanus bahan asing tersebut bisa berupa kotoran atau paku yang masih tertancap.

Baca Juga: Tips agar Luka Cepat Kering

Pencegahan Tetanus

Sebagian besar kasus tetanus terjadi pada orang yang belum pernah mendapatkan vaksin atau yang tidak mendapatkan suntikan penguat (booster). Karena itu, penting untuk mendapatkan vaksinasi agar mencegah risiko terkena tetanus.

Vaksin tetanus rutin diberikan kepada anak-anak sebagai bagian dari program imunisasi yaitu vaksin DTap/DPT/DTP. Pemberian vaksin ini merupakan kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis.

Vaksin DTaP diberikan sebanyak 5 kali. Sama seperti kebanyakan vaksin, vaksin ini biasanya diberikan melalui suntikan di lengan atau paha anak-anak pada saat mereka berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan untuk dosis awal. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian booster saat usia 18 bulan dan 5 tahun.

Selain itu, perawatan luka yang tepat juga dapat membantu mencegah infeksi. Jika Anda mengalami luka ringan, langkah-langkah berikut akan membantu mencegah tetanus:

1. Bersihkan Luka

Setelah pendarahan pada luka berhenti, bilas luka secara menyeluruh dengan air bersih yang mengalir dan gunakan sabun antiseptik saat membersihkan luka. Lalu, keringkan luka secara perlahan menggunakan handuk. Jika ada sesuatu yang tertanam di luka, segera temui dokter agar mendapatkan pertolongan medis.

2. Gunakan Salep Antibiotik

Setelah Anda membersihkan luka, oleskan sedikit salep antibiotik. Pemberian salep antibiotik ini tidak akan membuat luka sembuh lebih cepat, tetapi dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan infeksi.

3. Tutupi Luka

Luka yang terbuka memang dapat mempercepat penyembuhan. Namun, menutup luka dengan perban atau plester bisa menjaga luka tetap bersih dan mencegah masuknya bakteri berbahaya. Karena itu, penting untuk menjaga luka tetap tertutup sampai terbentuk keropeng (koreng).

4. Rutin Mengganti Perban atau Plester

Ganti perban atau plester setiap hari, terutama jika perban basah atau kotor. Cara ini bertujuan mencegah infeksi pada luka.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai tetanus atau riwayat vaksinasi untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Baca Juga: Polio Sangat Mudah Menular, Bagaimana Cara Mengatasinya?

 

Sumber

Healthline. (2018). Tetanus (Lockjaw). www.healthline.com

Medical News Today. (2017). Everything You Need to Know About Tetanus. www.medicalnewstoday.com

Mayo Clinic. (2019). Tetanus. www.mayoclinic.org

NHS. (2020). Tetanus. www.nhs.uk

Verywell Health. (2020). What Is Tetanus?. www.verywellhealth.com