Berbagai Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil

Berbagai Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil

Penulis: Devita | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 19 Juni 2023

 

Preeklamsia berisiko tinggi terhadap ibu hamil terutama pada trisemester ketiga menjelang persalinan. Bila Anda mengalami tekanan darah tinggi, kelebihan protein, dan bengkak pada tangan serta kaki patut waspada dan melakukan pemeriksaan karena bisa jadi merupakan gejala preeklamsia. 

Selain itu, gejala lain yang mungkin Anda rasakan ketika mengidap preeklamsia, seperti kepala pusing yang sangat hebat, penglihatan buram, bahkan kondisi yang lebih parah yaitu kehilangan kesadaran. 

Untuk memastikan apakah Anda mengidap preeklamsia atau tidak, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes, seperti:

  • Tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengecek kondisi trombosit yang membantu pembekuan darah, serta mengetahui fungsi hati dan ginjal.
  • Analisa urine. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada urine Anda. Ibu hamil yang mengalami preeklamsia memiliki protein yang berlebihan.
  • USG Janin. Dokter akan memantau perkembangan janin melalui USG dan memperkirakan berat janin serta jumlah cairan ketuban.
  • Tes Non Stres atau Profil Biofisik. Tes non-stres adalah prosedur sederhana yang memeriksa bagaimana detak jantung bayi Anda bereaksi saat bayi bergerak. Profil biofisik menggunakan USG untuk mengukur pernapasan bayi, tonus otot, gerakan, dan volume cairan ketuban di rahim Anda.

Baca Juga : 9 Manfaat Alpukat untuk Ibu Hamil dan Janin

Cara Mengatasi Preeklamsia

Cara mengatasi preeklamsia bisa dikategorikan berdasarkan keparahan gejala dan usia kandungannya. Terdapat preeklamsia tingkat ringan yang biasanya terjadi saat usia kandungan masih muda dan preeklamsia tingkat parah pada usia kandungan mencapai trisemester ketiga.

1. Preeklamsia Tingkat Ringan

Ketika usia kehamilan masih tergolong muda, perlu dilakukan perawatan untuk mencegah faktor risiko preeklamsia, seperti tekanan darah tinggi, kelebihan protein, kejang, dan pembengkakan di area wajah serta tangan.  Dokter akan melakukan perawatan preeklamsia ringan hingga bayi berkembang dan siap dilahirkan dengan aman. 

Selain itu, dokter juga akan memantau tekanan darah, berat badan, protein urin, enzim hati, fungsi ginjal, dan faktor pembekuan dalam darah Anda. Untuk kategori preeklamsia ringan dokter akan menyarankan beberapa tindakan  berikut ini:

  • Melakukan tes darah dan urin
  • Istirahat dengan lebih banyak merebahkan tubuh di sisi kiri. Kemungkinan dokter akan meminta Anda untuk dirawat di rumah sakit agar lebih mudah dipantau
  • Rutin melakukan detak jantung janin dan melakukan USG
  • Meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah, kejang, dan mencegah komplikasi
  • Memberikan suntikan steroid untuk membantu paru-paru bayi lebih berkembang
  • Menyuntikan magnesium sulfat untuk membantu mencegah dan mengatasi kejang terkait eklamsia

2. Preeklamsia Tingkat Parah

Untuk preeklamsia yang sudah parah, Anda dianjurkan segera melahirkan walaupun belum waktunya Hari Perkiraan Lahir (HPL). Pasalnya, salah satu cara untuk mengobati preeklamsia adalah melahirkan, jika usia kandungan sudah tua (trimester ketiga). 

Namun, sebelum dilakukan persalinan, dokter akan memeriksa kondisi bayi, kesiapan bayi untuk lahir, dan tingkat keparahan preeklamsia yang Anda alami. Persalinan lebih dini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang dapat membahayakan ibu serta janinnya. 

Setelah melahirkan, biasanya gejala preeklamsia akan menghilang dalam kurun waktu 1-6 minggu. Namun, beberapa kasus menunjukkan preeklamsia muncul beberapa saat setelah proses kelahiran. Oleh karena itu, pasca melahirkan sebaiknya Anda tetap melakukan pemeriksaan rutin ke dokter guna mengawasi dan menangani gejala preeklamsia yang mungkin muncul.

Pencegahan Preeklamsia

Jika Anda memiliki faktor risiko preeklamsia, seperti memiliki keluarga yang pernah mengidap preeklamsia, tekanan darah tinggi, diabetes, atau obesitas, ada baiknya melakukan pemeriksaan dini guna mencegah terkena preeklamsia. Lakukan beberapa hal berikut ini untuk mencegah preeklamsia:

  • Menurunkan berat badan dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi. Supaya lebih aman, berkonsultasilah terlebih dahulu ke dokter mengenai makanan apa yang cocok bagi ibu hamil.
  • Jika Anda perokok berhentilah merokok. Selain berisiko preeklamsia, merekok juga tidak baik bagi kesehatan janin Anda.
  • Berolahraga secara teratur. Anda bisa berenang atau melakukan senam ibu hamil. Hindari olahraga yang berat karena bisa membahayakan janin Anda.
  • Mengendalikan tekanan darah dan gula darah.
  • Mengonsumsi vitamin yang disarankan oleh dokter.
  • Minum aspirin dosis rendah sesuai resep dokter.

Sebaiknya sebelum memutuskan untuk hamil, Anda sebagai calon ibu perlu  mempersiapkan diri dengan matang demi mencegah gangguan yang mungkin muncul pada saat kehamilan termasuk preeklamsia. Jika saat kehamilan timbul gejala preeklamsia, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk penanganan dini karena yang terpenting adalah kesehatan ibu dan calon bayi.

Baca Juga : Dampak Ibu Hamil Kekurangan Kalsium (Hipokalsemia)

Sumber


Obstretics Gynecology. 2009. Resolution of hypertension and proteinuria after preeclampsia. www.pumed.ncbi.nlm.nih.gov
WebMD. Preeclampsia. www.webmd.com
Healthline. 2018. Preclampsia. www.healthline.com
Mayo Clinic. 2020. Preeclampsia. www.mayoclinic.org