Obat Mata Merah pada Anak Berdasarkan Penyebabnya

Obat Mata Merah pada Anak Berdasarkan Penyebabnya

Penulis: Audrie | Editor: Handa

Konjungtivitis atau mata merah adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva, yaitu lapisan bening yang menutupi bagian dalam kelopak mata dan bagian putih mata atau sklera. Ketika peradangan terjadi, pembuluh darah pada mata semakin terlihat, sehingga mata menjadi merah.

Konjungtivitis seringkali terjadi di kalangan anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan infeksi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa. Infeksi ini termasuk ringan dan mudah disembuhkan, namun pengobatannya harus disesuaikan dengan penyebab dasarnya agar lebih efektif.

Berikut penyebab konjungtivitis dan obat mata yang dapat digunakan, terutama pada anak-anak.

Penyebab konjungtivitis

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti:

1. Virus

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus yang juga menyebabkan flu atau infeksi lain yang berasal dari virus, seperti infeksi paru-paru. Oleh karena itu, jenis konjungtivitis ini dapat terjadi secara bersamaan dengan infeksi lain.

Konjungtivitis virus dapat menular ketika orang lain melakukan kontak langsung dengan penderita, termasuk menyentuh barang yang telah digunakan oleh penderita, atau melalui batuk dan bersin. Penderita dengan infeksi ini juga mengeluarkan cairan bening yang encer.

2. Bakteri

Serupa dengan konjungtivitis virus, konjungtivitis bakteri juga disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan infeksi umum lain, seperti infeksi pada telinga. Infeksi ini dapat menular ke orang lain. Penderita dengan konjungtivitis bakteri mengeluarkan cairan kental yang mengandung nanah, sehingga membuat kelopak mata membengkak atau saling menempel.

3. Alergi

Konjungtivitis dapat terjadi akibat reaksi alergi, di mana penderita melakukan kontak langsung dengan alergen atau zat pemicu, yang menyebabkan mata menjadi merah, gatal, bengkak, maupun berair. Konjungtivitis ini juga dapat diikuti oleh hidung berair. Ada empat jenis konjungtivitis alergi, yaitu:

  • Seasonal allergic conjunctivitis (konjungtivitis alergi musiman), reaksi alergi yang biasanya terjadi akibat serbuk sari
  • Perennial allergic conjunctivitis (konjungtivitis alergi berkelanjutan), reaksi alergi yang biasanya terjadi akibat debu, tungau debu atau bulu binatang peliharaan
  • Contact dermatoconjunctivitis (kontak dermatokonjungtivitis), disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat tetes mata atau kosmetik
  • Giant papillary conjunctivitis (konjungtivitis papiler raksasa), disebabkan oleh reaksi alergi terhadap lensa kontak

4. Iritasi

Ketika mata terkena sesuatu yang dapat membuat iritasi, konjungtivitis juga dapat terjadi. Beberapa iritasi yang kerap membuat mata merah adalah berenang di kolam yang penuh dengan kandungan klorin, bulu mata yang jatuh dan menempel pada kelopak mata, sampo, asap, dan lain sebagainya.

Baca Juga : Mata Silindris: Penyebab, Tanda dan Diagnosis

Pengobatan konjungtivitis

Obat untuk meredakan mata merah tergantung pada penyebab dasar dari infeksi ini. Oleh karena itu, pastikan untuk memeriksa jenis konjungtivitis pada anak Anda sebelum memberikan obat apapun agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan lancar. Berikut adalah obat untuk konjungtivitis sesuai dengan penyebab dasarnya:

1. Konjungtivitis Akibat Virus

Konjungtivitis virus biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam seminggu hingga dua minggu. Meskipun tidak memerlukan perawatan medis, Anda dapat melakukan perawatan rumah kepada anak, seperti membersihkan matanya dengan kain yang telah dibasahi atau menggunakan kompres hangat pada matanya untuk meredakan gejala dari kondisi ini.

2. Konjungtivitis Akibat Bakteri

Untuk mata merah yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan obat tetes atau salep antibiotik untuk buah hati Anda. Ada dua jenis antibiotik yang dapat diberikan, yaitu kloramfenikol dan asam fusidat.

Kloramfenikol digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri, termasuk konjungtivitis. Obat tetes mata ini dapat dibeli tanpa resep dokter, namun pastikan untuk membaca aturan pakai terlebih dahulu agar Anda dapat memberikan dosis yang sesuai kepada anak.

Sementara itu, asam fusidat adalah obat antibiotik alternatif jika kloramfenikol belum sesuai dengan pengobatan anak Anda. Serupa dengan kloramfenikol, asam fusidat tersedia dalam bentuk tetes mata.

3. Konjungtivitis Akibat Alergi

Pengobatan untuk konjungtivitis alergi umumnya disesuaikan dengan jenisnya. Untuk konjungtivitis musiman maupun berkelanjutan, dokter dapat meresepkan obat alergi seperti antihistamin dan mast cell stabilizer dalam bentuk tetes mata atau krim kortikosteroid jika reaksi alergi semakin parah.

Sementara itu, untuk kontak dermatokonjungtivitis dan konjungtivitis papiler raksasa, gejala dapat mereda jika pemakaian terhadap benda yang memicu reaksi alergi, yaitu obat tetes mata atau kosmetik dan lensa kontak, dihentikan. Anda juga dapat menggunakan kompres hangat pada mata anak untuk meredakan gejalanya.

4. Konjungtivitis Akibat Iritasi

Mata merah akibat iritasi biasanya dapat hilang dengan sendirinya. Anda cukup membantu anak untuk mengeluarkan atau membersihkan benda yang mengiritasi mata mereka. Namun, jika benda yang mengiritasi mata merupakan zat yang berbahaya, seperti pemutih, segera bawa anak Anda ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis.

Selain obat-obat di atas, Anda juga dapat memberikan obat pereda nyeri kepada anak untuk mengurangi rasa nyeri dan kurang nyaman akibat konjungtivitis. Beberapa obat pereda nyeri yang dapat Anda berikan adalah asetaminofen dan ibuprofen. Sebelum menggunakannya, pastikan untuk membaca kemasan terlebih dahulu agar dapat memberikan dosis yang sesuai.

Baca Juga : Penyebab, Gejala, dan Diagnosis Kanker Mata

Sumber

Healthline. (2018). Pink Eye in Toddlers: Identification, Treatment, How It’s Spread. www.healthline.com
KidsHealth. (2017). Pinkeye (Conjunctivitis) (for Parents) – Nemours KidsHealth. www.kidshealth.org
Mayo Clinic. (2020). Pink eye (conjunctivitis) – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
National Health Service Inform. (2021). Conjunctivitis symptoms and treatments. www.nhsinform.scot