Captopril: Fungsi, Kegunaan, dan Efek Samping

Captopril: Fungsi, Kegunaan, dan Efek Samping

Penulis: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 3 Oktober 2022

 

Captopril termasuk dalam golongan obat inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) atau enzim pengubah angiotensin. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi bahan kimia tertentu untuk merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Captopril umumnya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung.

Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah stroke, serangan jantung, mengobati gagal jantung, melindungi ginjal dari bahaya akibat diabetes, dan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung.

Baca Juga: Ketahui Faktor Risiko Penyebab Serangan Jantung

Sebelum Penggunaan

Perhatikanlah hal-hal berikut untuk mencegah efek negatif sebelum Anda memutuskan mengonsumsi obat ini. Hal-hal tersebut, antara lain:

  • Pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap obat ini atau bahan- bahan lain yang terkandung pada obat.
  • Beritahu dokter tentang obat resep yang sedang Anda konsumsi. Konsultasikan juga jika Anda sedang atau berencana mengonsumsi vitamin, suplemen nutrisi dan obat herbal.
  • Beritahu dokter tentang riwayat kesehatan Anda, jika Anda memiliki riwayat reaksi alergi yang meliputi pembengkakan wajah, bibir,lidah, atau tenggorokan (angioedema), prosedur penyaringan darah (seperti apheresis LDL, dialisis), penyakit pembuluh darah kolagen (seperti lupus, scleroderma),dan kadar kalium yang tinggi dalam darah.
  • Beritahu juga jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal (atau jika Anda sedang menjalani dialisis atau terapi ginjal), penyakit hati, dan diabetes.
  • Obat ini dapat menyebabkan pusing. Hindari aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti menyetir, mengoperasikan mesin, dan lainnya.
  • Hindari minum alkohol saat mengonsumsi obat ini, karena dapat memperparah pusing Anda.
  • Beritahu dokter jika menggunakan obat ini sebelum melakukan operasi termasuk operasi gigi.
  • Konsultasi pada dokter jika sedang hamil atau program hamil. Obat ini dapat mempengaruhi janin. Segera hubungi dokter jika hamil saat mengonsumsi obat ini.
  • Hindari mengonsumsi obat ini jika Anda sedang menyusui. Obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan membahayakan janin Anda.
  • Obat ini dapat meningkatkan kadar kalium pada tubuh. Konsultasikan pada dokter jika Anda menggunakan suplemen kalium
  • Obat ini tidak disarankan untuk anak-anak, melainkan hanya digunakan untuk orang dewasa usia 18-64 tahun.

Dosis

Dosis pada obat ini berdasarkan pada usia, kondisi medis pasien, tingkat keparahan, dan kondisi medis lain yang dialami. Berikut ini dosis untuk orang dewasa (18-64 tahun) yang umumnya disarankan, antara lain:

Tekanan darah tinggi

  • Dosis awal: 25 mg, 2 sampai 3 kali sehari.
  • Dosis meningkat: 50 mg, 2 sampai 3 kali per hari.

Gagal jantung

  • Dosis awal: 25 mg, 3 kali sehari.
  • Meningkat: 50 mg, 3 kali sehari.
  • Maksimal: 450 mg per hari.

Disfungsi ventrikel kiri setelah serangan jantung

  • Dosis awal: 6,25 mg – 12,5 mg, 3 kali sehari.
  • Meningkat: 25 mg, 3 kali sehari. Dosis maksimal adalah 50 mg, 3 kali sehari.

Nefropati diabetes

  • Dosis umum: 25 mg, 3 kali sehari.

Cara Penggunaan

Berikut ini cara penggunaan obat ini, antara lain:

  • Konsumsi obat sesuai dengan petunjuk dari dokter. Anda juga dapat mengikuti instruksi pada kemasan obat.
  • Jangan menambah atau mengurangi dosis untuk menghindari obat kurang berfungsi dengan baik atau menghindari overdosis.
  • Umumnya diminum setidaknya 1 jam sebelum makan.
  • Sebaiknya konsumsi banyak air putih setelah meminum obat ini.
  • Usahakan meminumnya pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Minum obat sesuai dengan waktu yang dokter tentukan. Jangan berhenti sebelum waktunya meskipun Anda merasa telah sehat.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Efek Samping

Berikut ini beberapa efek samping umum yang mungkin Anda alami saat penggunaan obat ini, antara lain:

  • Pusing
  • Rasa asin atau logam, atau penurunan kemampuan untuk mengecap
  • Batuk
  • Detak jantung cepat
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Mati rasa, kesemutan, atau nyeri terbakar pada tangan atau kaki
  • Kulit gatal atau ruam ringan.

Obat ini juga dapat menyebabkan efek samping yang parah. Hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter apabila Anda mengalami gejala seperti berikut, antara lain:

  • Pingsan
  • Penurunan jumlah urin atau tidak buang air kecil sama sekali
  • Sesak nafas, bahkan dengan aktivitas ringan
  • Pembengkakan
  • Penambahan berat badan yang cepat
  • Nyeri atau tekanan dada
  • Peningkatan kalium, dengan gejala seperti mual, detak jantung lambat atau tidak biasa, kelemahan, dan kehilangan gerakan.
  • Demam, menggigil, sakit tenggorokan, nyeri mulut, nyeri saat menelan, luka kulit, dan gejala pilek atau flu.

Baca Juga: Ketahui Berbagai Jenis Obat Darah Tinggi dan Efek Sampingnya

Sumber

Drugs.com. 2019. Captopril. www.drugs.com

Healthline. 2018. Captopril, Oral Tablet. www.healthline.com

Medline Plus. 2017. Captopril. www.medlineplus.gov

WebMD. Captopril. www.webmd.com