Bintik Merah dan Bernanah pada Kulit Waspadai Penyakit Berikut!

Bintik Merah dan Bernanah pada Kulit Waspadai Penyakit Berikut!

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Kulit yang mengalami bintik merah dan bernanah bisa disebabkan karena beberapa alasan misalnya reaksi alergi dan paparan panas. Bintik merah tersebut bisa muncul dalam berbagai ukuran, tekstur, dan warna. Terkadang bintik merah tersebut tidak berbahaya karena bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda membutuhkan perawatan medis apabila bintik merah tersebut menutupi tubuh, disertai demam, lecet, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, kejang, dan tidak responsif terhadap cahaya. Pada artikel ini, akan membahas tentang kemungkinan penyebab bintik merah dan bernanah pada kulit:

Baca Juga: Ketahui 9 Jenis Dermatitis yang Mengintai Kulit Anda

1. Miliaria

Miliaria atau ruam panas terjadi karena kelenjar keringat tersumbat dan menjebak keringat dalam lapisan kulit. Gejala miliaria yaitu berupa benjolan merah kecil, terasa keras, gatal, meradang, bersamaan dengan pusing dan mual. Gejala bintik merah dan bernanah karena miliaria dapat hilang dalam 24 jam. Anda bisa melakukan perawatan dengan menggunakan lotion, pereda gatal dan iritasi. Usahakan agar kulit tetap dingin dan jangan memakai pakaian ketat.

2. Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris merupakan kondisi kulit berupa benjolan kecil berwarna merah, putih, atau berwarna seperti daging. Kondisi tersebut mempengaruhi lengan dan punggung dengan gejala kulit terasa kasar dan kering, serta muncul bintik kecil berwarna merah dan bernanah yang terasa gatal. Gejala tersebut dapat diatasi dengan pelembab yang mengandung asam laktat, asam alfa hidroksi, retinoid, asam salisilat, atau laser.

3. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan reaksi alergi yang muncul saat seseorang bersentuhan dengan benda yang bisa mengiritasi kulit. Gejala dan tingkat keparahan dermatitis kontak tergantung pada zat pemicunya. Gejalanya berupa ruam pada kulit dengan pola tertentu, muncul bintik merah kecil yang terasa gatal dan sensasi terbakar, lepuh berisi cairan atau nanah, kulit menjadi lebih gelap dan tebal. Dermatitis kontak bisa Anda cegah dengan menghindari zat penyebab alergi yang dapat tersentuh kulit.

4. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksim, yaitu kondisi peradangan kulit kronis. Eksim terbagi menjadi beberapa jenis yaitu eksim folikel yang mempengaruhi folikel rambut dan eksim popular berupa benjolan merah kecil pada kulit. Eksim menyebabkan kulit sangat gatal, terasa panas, bengkak, kering, bersisik, dan benjolan merah yang berisi cairan. Dermatitis atopik dapat ditangani dengan minum obat steroid dan antihistamin, terapi cahaya, mengoleskan pelembap pada kulit kering, dan menghindari pemicu dermatitis.

5. Rosacea

Rosacea merupakan gangguan pada kulit yang menyebabkan iritasi, kemerahan, dan jerawat kecil. Semua orang berpotensi mengalami rosacea, namun paling sering terjadi pada orang dewasa berusia 30-60 tahun, terutama orang yang berkulit putih dan menjelang menopause. Gejala rosacea terdiri atas iritasi kemerahan dengan benjolan kecil pada dahi, hidung, pipi, atau dagu. Akibatnya wajah jadi terasa tebal, penglihatan kabur, dan radang kelopak mata. Rosacea Anda bisa mencegah rosacea dengan menghindari zat penyebabnya antara lain alkohol, zat kimia, sinar UV, dan alkohol. Anda juga harus mengaplikasikan pelembab dan tabir surya yang mengandung SPF tinggi, serta hindra mengonsumsi makanan pedas dan produk yang mengandung kafein.

Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Kulit yang Sering Terjadi pada Anak

Sumber

Medical News Today (2021). What can cause red dots to appear on the skin?. www.medicalnewstoday.com

Medicinenet (2019). Red Spots on the Skin: Symptoms & Signs. www.medicinet.com

Skinvision. Red spots on the skin, but not itchy? Find out 15 common causes. www.skinvision.com

Very Well Health (2022). An Overview of Red Spots on the Skin. www.verywellhealth.com