Mengetahui Berbagai Jenis Obat Penenang

Mengetahui Berbagai Jenis Obat Penenang

Penulis: Justina | Editor: Agnes

Obat penenang bekerja dengan memperlambat aktivitas otak Anda sehingga membuat Anda lebih rileks dan tenang. Obat ini tidak dijual bebas dan hanya dapat dikonsumsi jika Anda mendapatkan resep dokter.

Biasanya obat ini diberikan pada pasien yang mengalami gangguan mental, gangguan kecemasan, dan gangguan tidur. Tak hanya itu, obat penenang juga sering digunakan sebagai anestesi umum.

Penggunaan obat penenang diatur dengan sangat ketat karena bisa membuat ketagihan dan ketergantungan. Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan mengonsumsi obat penenang tanpa resep dokter karena hal itu merupakan perbuatan ilegal.

Cara Kerja Obat Penenang

Obat penenang bekerja dengan cara memodifikasi komunikasi saraf tertentu di sistem saraf pusat (SSP) ke otak Anda. Obat ini mengandung zat yang berfungsi neurotransmitter yang disebut gamma-aminobutyric (GABA). GABA tersebut bertanggung jawab untuk memperlambat aktivitas otak Anda. Oleh karena itu, obat penenang membantu tubuh Anda menjadi rileks dengan memperlambat aktivitas otak.

Jenis Obat Penenang

Obat ini tidak dijual bebas dan penggunaannya diatur dalam undang-undang. Selain itu, obat ini terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing.

1. Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah obat penenang yang bekerja di sistem saraf pusat dan digunakan untuk berbagai kondisi medis. Benzodiazepin bekerja pada reseptor spesifik di otak yang disebut dengan reseptor gamma-aminobutyric acid-A (GABA-A).

Benzodiazepin menempel pada reseptor GABA tersebut dan membuat saraf di otak menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan, sehingga menimbulkan efek menenangkan. Benzodiazepin biasanya digunakan untuk mengobati:

  • ketergantungan konsumsi minuman beralkohol
  • gelisah
  • sebagai pelemas otot
  • gangguan panik
  • kejang-kejang.

2. Barbiturat

Barbiturat adalah jenis obat penenang yang sering digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan, insomnia, epilepsi, anestesi, dan kejang. Barbiturat kini jarang diresepkan kepada pasien karena sebagian besar telah digantikan oleh benzodiazepin yang jauh lebih aman, meskipun tetap berpotensi membuat ketagihan. Cara kerja obat barbiturat serupa dengan benzodiazepin yaitu dengan meningkatkan aksi reseptor GABA, sehingga menghambat aktivitas sel saraf di otak.

Baca Juga: Ketahui Bahaya Stroke Hemoragik dan Cara Pengobatannya

3. Hipnotik (non-benzodiazepin)

Contoh obat penenang jenis hipnotik adalah zolpidem (Ambien). Obat penenang jenis ini digunakan untuk mengobati gangguan tidur. Sama seperti obat penenang lainnya, obat hipnotik tidak dijual bebas. Obat ini hanya boleh diberikan untuk jangka pendek pada stres akut.

4. Opioid atau narkotika

Contoh obat penenang yang termasuk dalam jenis ini adalah hidrokodon (asetaminofen) dan oksikodon (asetaminofen). Obat penenang jenis opioid atau narkotika digunakan untuk mengobati rasa sakit. Selain itu, obat ini juga menimbulkan efek samping seperti mual, konstipasi, muntah, dan rasa mengantuk.

5. Phenytoin

Phenytoin atau fenitoin adalah obat yang berguna untuk meredakan epilepsi. Phenytoin sering disebut sebagai obat antikonvulsan, yang bekerja dengan cara memperlambat impuls di otak yang menyebabkan kejang. Meski bermanfaat sebagai antikonvulsan, konsumsi fenitoin juga memiliki efek samping yaitu:

  • kulit menjadi gatal-gatal
  • sulit bernapas
  • pembengkakan di wajah dan tenggorokan
  • kulit menjadi ruam
  • sakit kepala
  • mengantuk
  • pusing
  • gugup
  • mual atau muntah
  • sembelit
  • gusi menjadi sakit atau bengkak.

Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini jika memiliki alergi terhadap fenition atau pernah mengalami gangguan pada hati akibat fenitoin.

Efek Samping Penggunaan Obat Penenang

Penggunaan obat penenang baik untuk jangka pendek dan jangka panjang dapat memiliki efek samping yang harus Anda waspadai. Berikut efek samping langsung yang dapat timbul dari penggunaan obat penenang:

  • timbul rasa kantuk
  • kepala pusing
  • penglihatan menjadi kabur
  • tidak dapat melihat objek yang terletak pada jarak seperti biasanya
  • gangguan refleks atau waktu untuk merespon suatu rangsang menjadi lebih lambat
  • pernapasan lebih lambat
  • tidak merasakan sakit sebanyak atau seperti biasanya
  • mengalami kesulitan untuk fokus atau berpikir
  • berbicara lebih lambat atau melantur.

Penggunaan obat penenang dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan efek samping seperti berikut ini:

  • sering lupa atau hilang ingatan (amnesia)
  • timbul gejala depresi seperti kelelahan dan merasa putus asa
  • gangguan pada kesehatan mental seperti timbul kecemasan
  • disfungsi atau gagal hati akibat
  • ketergantungan yang dapat menyebabkan efek samping ireversibel, apalagi jika Anda berhenti menggunakan obat penenang secara tiba-tiba.

Obat penenang bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk menangani gangguan mental dan gangguan tidur. Akan tetapi, obat penenang juga dapat membuat ketagihan, terutama jika disalahgunakan.

Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter sebelum Anda menggunakan obat penenang. Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan obat sesuai resep dan tidak disarankan menambah dosis secara mandiri karena berisiko overdosis.

Sumber

Drugs. (2019). Benzodiazepines. www.drugs.com

Drugs. (2019). Barbiturates. www.drugs.com

Drugs. (2021). Phenytoin. www.drugs.com

Everyday Health. (2016). What Are Sedatives?. www.everydayhealth.com

Healthline. (2019). Everything You Want to Know About Sedatives. www.healthline.com