Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Penulis: Faruq

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 23 Agustus 2023

 

Benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran kelenjar prostat hanya terjadi pada laki-laki. Prostat mengalami 2 siklus pertumbuhan, yaitu di awal pubertas ketika ukuran prostat 2 kali lebih besar dan di usia 25 tahun ke atas. Umumnya, BPH terjadi pada fase kedua.

Prostat yang membesar bisa menekan uretra sehingga membuat kandung kemih menjadi lebih tebal. Hal ini bisa membuat kandung kemih melemah dan kehilangan kemampuan untuk mengosongkan urin di kemih. Kondisi ini tentunya tidak nyaman bagi para pria.

BPH sebenarnya tidak berbahaya, tidak seperti kanker, dan tidak menyebabkan kanker. Akan tetapi, BPH dan kanker prostat bisa terjadi pada waktu bersamaan.

Gejala benign prostatic hyperplasia (BPH)

Prostat yang membesar bisa mengganggu kandung kemih. Gejala umum yang terjadi yaitu merasa ingin buang air kecil setiap 1-2 jam tiap malam. Adapun gejala lain yang muncul meliputi:

  • Kemih terasa penuh bahkan setelah buang air
  • Merasa tidak bisa menahan buang air kecil
  • Aliran urin yang tidak normal
  • Kencing terbata-bata, perlu berhenti dan memulainya kembali beberapa kali
  • Perlu meneteskan urin saat buang air kecil
  • Kesulitan buang air kecil
  • Memerlukan dorongan atau tekanan lebih untuk buang air kecil

Gejala lain yang berbahaya dan bisa muncul yaitu:

  • Infeksi aliran urin
  • Tidak bisa buang air kecil
  • Terdapat darah di urin

Jika mendapati gejala di atas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis sehingga segera mendapat penanganan.

Baca Juga : Mengenal Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya

Penyebab benign prostatic hyperplasia (BPH)

Kelenjar prostat berada di dalam kemih yang berfungsi untuk membawa urin dari kemih menuju ke penis (uretra). Ketika prostat membesar, dapat menghalangi saluran urin.

Penyebab BPH belum diketahui dengan pasti. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa faktor umur dan testis menjadi penyebab BPH.

Pria menghasilkan hormon testosteron dan sedikit estrogen sepanjang hidupnya. Seiring bertambahnya usia, jumlah hormon aktif akan menurun sehingga membuat kandungan estrogen lebih banyak. Kandungan estrogen berlebih pada prostat dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan sel prostat. Hal ini kemungkinan menjadi penyebab BPH.

Sementara itu, penyebab lain bisa merujuk pada dihidrotestosteron (DHT), hormon yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan prostat. Kadar testosteron yang menurun bisa membuat DHT menumpuk di prostat, sehingga mendorong prostat untuk terus tumbuh. Akan tetapi, pria yang tidak memproduksi DHT tidak mengembangkan BPH.

Faktor risiko

BPH bisa muncul karena beberapa faktor.

  • Usia. BPH jarang diderita pria berusia kurang dari 40 tahun. Umumnya, pembesaran kelenjar prostat terjadi di usia 60 tahun ke atas.
  • Riwayat keluarga. Jika keluarga Anda mempunyai masalah prostat, kemungkinan terjadi akan lebih besar.
  • Diabetes dan sakit jantung. Penderita diabetes dan penyakit jantung biasa menggunakan beta-blocker, sehingga meningkatkan risiko terjadi BPH.
  • Gaya hidup. Kelebihan berat badan juga bisa meningkatkan risiko BPH.

Baca Juga : Kenali Gangguan Prostat dan Penyebabnya

Diagnosa

Dokter biasanya mendiagnosa BPH dengan pertanyaan detail dan beberapa cek fisik.

  • Riwayat personal dan keluarga. Hal ini untuk mengidentifikasi faktor risiko BPH, apakah dari gaya hidup atau riwayat keluarga pernah penderita BPH.
  • Tes fisik. Dokter mungkin akan memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa pembesaran prostat.
  • Tes medis. Biasanya, dokter akan menganalisis kandungan urin (tes urin) dan tes darah untuk melihat indikasi kanker.

Selain itu, dokter juga menggunakan tes darah PSA (prostate specific antigen). PSA adalah zat yang diproduksi di prostat. Ketika Anda menderita BPH, kadar PSA akan meningkat.

American Urological Association (AMA) menciptakan BPH Symptom Score Index atau indeks gejala BPH. Di dalamnya berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi bagaimana gejala muncul. Hasil skor akan menunjukkan gejala ringan hingga parah. Anda mungkin bisa melakukan tes tersebut kemudian menunjukkan hasilnya ke dokter.

Komplikasi

Berikut adalah beberapa penyakit komplikasi yang biasa muncul pada penderita BPH.

  • Tiba-tiba tidak bisa buang air kecil (retensi urin). Penderita mungkin perlu memakai alat selang (kateter) ke dalam kemih untuk mengalirkan urin. Untuk meredakan retensi urin, dokter akan melakukan pembedahan.
  • Infeksi saluran kemih (ISK). Kondisi ini membuat penderita tidak mampu mengosongkan kemih, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Jika hal ini terjadi, Anda mungkin dianjurkan untuk melakukan operasi pengangkatan sebagian prostat.
  • Batu kandung kemih. Umumnya terjadi karena ketidakmampuan untuk mengosongkan kemih, sehingga mengendap dan membatu. Hal ini dapat menimbulkan infeksi, iritasi kemih, darah dalam urin, dan menghambat aliran urin.
  • Kerusakan kemih. Kandung kemih yang tidak bisa kosong sepenuhnya dapat meregang dan melemah. Akibatnya, dinding otot kandung kemih tidak bisa berkontraksi dengan baik serta urin tidak bisa keluar sepenuhnya.
  • Kerusakan ginjal. Tekanan di kandung kemih dapat langsung merusak ginjal atau memunculkan infeksi kemih hingga ginjal.

Perawatan benign prostatic hyperplasia (BPH)

Perawatan pembesaran kelenjar prostat bergantung pada tingkat keparahan. Jika Anda memiliki gejala ringan, Anda tidak perlu mendapatkan perawatan segera. Akan tetapi, Anda lebih baik melakukan pemeriksaan secara teratur.

Selain itu, perubahan gaya hidup bisa berikut ini dapat mengurangi risiko BPH.

  • Mengurangi konsumsi alkohol, kafein, atau minuman karbonasi dan pemanis buatan. Beberapa hal tersebut dapat menyebabkan iritasi kemih dan menimbulkan gangguan pada kencing.
  • Olahraga secara teratur
  • Mengurangi minum di malam hari, sehingga mengurangi kemungkinan buang air kecil di malam hari.

Baca Juga : Perawatan dan Penanganan Pembesaran Prostat

Beberapa gangguan prostat dan urin bisa menjadi masalah serius, serta bisa berdampak buruk pada tubuh. Jika Anda mengalami gangguan pada sistem urin, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter.

Sumber

Health Line. (2018). What Do You Want to Know About Enlarged Prostate? www.healthline.com

Mayo Clinic. (2019). Benign prostatic hyperplasia (BPH). www.mayoclinic.org

NHS. (2020). Benign prostate enlargement. www.nhs.uk

Urology Care Foundation. (2021). Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). www.urologyhealth.org

Web MD. (2020).Can I prevent BPH? www.webmd.com