Benarkah Kopi Mengandung Zat Adiktif dan Membuat Ketagihan?

Benarkah Kopi Mengandung Zat Adiktif dan Membuat Ketagihan?

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 7 Oktober 2022

 

Minum kopi sudah menjadi kebiasaan warga Tanah Air yang menghabiskan miliaran rupiah per tahunnya. Tak heran, jumlah konsumsi kopi di Indonesia mencapai 370 ribu ton di tahun 2021.

Tidak hanya di Indonesia, kopi menjadi minuman favorit banyak orang di dunia. Apakah ini karena kopi mengandung zat adiktif yang membuat penikmatnya ketagihan?

Baca Juga: Bolehkah Minum Kopi Saat Hamil?

Benarkah Kopi Mengandung Zat Adiktif dan Membuat Ketagihan?

Banyak orang merasa membutuhkan kafein di pagi hari untuk meningkatkan kewaspadaan dan motivasi bekerja.

Kopi sendiri diketahui mengandung kafein, stimulan Sistem Saraf Pusat (SSP) yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan konsentrasi, metabolisme, dan mood.

Walaupun dapat memperbaiki suasana hati Anda, kebanyakan orang mengalami beberapa gejala saat minum kopi, ketika mereka mengurangi jumlah asupan kopi tersebut menjadi lebih sedikit dari biasanya. Gejala tersebut seperti:

  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Insomnia
  • Kecemasan
  • Lekas marah
  • Suasana hati yang tertekan
  • Kesulitan berkonsentrasi

Banyak juga yang mengaku “kecanduan” minum kopi di pagi hari. Jadi, apakah kafein membuat ketagihan?

Sebenarnya, “kecanduan” kafein lebih tepat digambarkan sebagai “ketergantungan”.

Hal ini disebabkan karena ketika mengonsumsi lebih sedikit kafein, Anda kemungkinan akan mengalami beberapa gejala ringan di atas. Namun, kafein tidak menyebabkan gejala parah atau perilaku berbahaya seperti saat Anda mengonsumsi narkoba.

Untuk alasan ini, para ahli tidak menganggap ketergantungan kafein sebagai kecanduan.

Seperti kebanyakan obat, kafein dapat meningkatkan pensinyalan dopamin di otak. Dopamin sendiri adalah bahan kimia yang dapat membantu Anda untuk:

  • Mengontrol gerakan
  • Mengontrol motivasi
  • Mengontrol emosi

Meningkatnya sinyal dopamin membuat seseorang merasa lebih terjaga dan waspada. Perasaan waspada ini membuat kafein diklasifikasikan sebagai stimulan.

Namun, meskipun kafein menghasilkan peningkatan dopamin, peningkatan tersebut tidak menyebabkan lonjakan besar yang merusak keseimbangan di otak dan membuatnya bisa disebut sebagai kecanduan.

Jadi, secara ilmiah, meskipun kata “kecanduan” sering dipakai, kafein tidak membuat seseorang memgalami ketagihan.

Efek Kafein pada Otak

Saat mengonsumsi kafein, kafein dengan cepat diserap oleh usus sebelum dibawa ke otak.

Kafein memiliki efek stimulasi langsung pada sel-sel otak, karena struktur kimia kafein menyerupai adenosin, yakni molekul yang memiliki efek relaksasi pada sistem saraf pusat.

Hal tersebut memungkinkan kafein masuk ke dalam reseptor adenosin di otak, menghalau dan mencegah adenosin menghasilkan perasaan lelah.

Reseptor yang diblokir merangsang pelepasan stimulan alami lain dan memungkinkan dopamin bekerja lebih efektif.

Sederhananya, kafein bekerja dengan dua cara, yakni:

  • Mencegah sel-sel otak memberi sinyal bahwa Anda lelah
  • Menyebabkan tubuh melepaskan stimulan alami lain dan meningkatkan efeknya

Hasil akhir dari efek kafein pada otak adalah:

  • Perasaan waspada
  • Sejahtera
  • Konsentrasi
  • Kepercayaan diri
  • Kemampuan bersosialisasi
  • Motivasi untuk bekerja

Manfaat Konsumsi Kopi

Tidak seperti kebanyakan zat adiktif lainnya, konsumsi kopi dan kafein dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu, di antaranya:

  • Peningkatan fungsi otak. Secara teratur minum kopi meningkatkan kewaspadaan dan ingatan jangka pendek. Termasuk juga mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.
  • Memperbaiki suasana hati. Konsumen kopi atau kafein umumnya memiliki risiko depresi dan bunuh diri yang lebih rendah.
  • Meningkatkan metabolisme tubuh. Metabolisme bisa meningkat hingga 11% dan pembakaran lemak meningkat hingga 13% jika Anda konsumsi kafein setiap hari.
  • Meningkatkan kinerja olahraga. Kafein dapat meningkatkan toleransi terhadap kelelahan, meningkatkan kinerja olahraga, dan membuat aktivitas olahraga terasa lebih mudah.
  • Melindungi dari penyakit jantung dan diabetes. Konsumsi minuman berkafein secara teratur seperti kopi dan teh dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2 pada beberapa individu.

Baca Juga: Anda Pecinta Kopi? Kenali Berbagai Manfaat Cold Brew Coffee

Membatasi Konsumsi Kopi

Terlepas dari berbagai manfaat minum kopi, terlalu banyak konsumsi kafein per hari bisa memberikan lebih banyak efek negatif daripada positif.

Untuk alasan ini, Anda disarankan agar membatasi asupan kopi hingga 400 mg kafein per hari, yang mana setara dengan 4-5 cangkir kopi.

Terlalu banyak konsumsi kopi sendiri dapat menyebabkan kondisi berikut:

  • Kecemasan
  • Kegelisahan
  • Insomnia
  • Jantung berdebar pada beberapa orang
  • Sakit kepala dan migrain

Catatan Penting Sebelum Mengonsumsi Kopi

Selain itu, Anda juga perlu tahu bahwa:

  • Individu yang memetabolisme kafein secara perlahan mungkin juga memiliki peningkatan risiko serangan jantung dari minum kopi
  • Hindari kafein jika Anda mengonsumsi pelemas otot Zanaflex atau antidepresan Luvox
  • Tekanan darah dapat sedikit meningkat karena konsumsi kopi, meskipun efek ini dapat hilang jika Anda mengonsumsi kafein secara teratur
  • Ibu hamil disarankan untuk membatasi asupan harian tidak lebih dari 200 mg kafein, yakni setara dengan 2-3 cangkir kopi

Baca Juga: Berbagai Manfaat Enema Kopi dan Risikonya

Sumber

Databoks. (2018). 2021, Konsumsi Kopi Indonesia Diprediksi Mencapai 370 Ribu Ton. www.databoks.katadata.co.id 

Healthline. (2017). Are Coffee and Caffeine Addictive? A Critical Look. www.healthline.com

Healthline. (2017). What Happens After I Cut Off Caffeine?. www.healthline.com

Addiction Center.  (2021). Caffeine Addiction And Abuse. www.addictioncenter.com

Verywellmind. (2021). Caffeine Addiction Symptoms and Withdrawal. www.verywellmind.com

ABC Everyday. (2019). Can you be addicted to coffee? And is it really that bad for you?. amp.abc.net.au

National Institute of Drug Abuse. (2016). Is Caffeine Really Addictive?. archives.drugabuse.gov