Batuk Berdarah: Ketahui Penyebab dan Penanganannya

Batuk Berdarah: Ketahui Penyebab dan Penanganannya

Penulis: Audrie | Editor: Handa

Batuk kering maupun berdahak adalah salah satu gejala paling umum dari beberapa penyakit, terutama penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Namun, gejala tersebut dapat mengkhawatirkan jika batuk juga mengeluarkan darah. Kondisi ini dikenal dengan nama hemoptisis.

Darah yang keluar seringkali tercampur dengan dahak, sehingga mempunyai warna merah hingga merah muda dan efek berbusa. Hal ini karena darah tersebut berasal dari saluran pernapasan yang telah tercampur oleh udara dan lendir. Selain saluran pernapasan, darah yang keluar ketika batuk juga dapat berasal dari kerongkongan, perut, infeksi dada, atau ketika mimisan.

Hemoptisis umumnya termasuk gejala kanker paru-paru atau bronkitis yang membutuhkan perawatan serius. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga mempunyai penyebab lain yang lebih ringan. Berikut adalah rangkuman mengenai penyebab dan penanganan hemoptisis.

Penyebab Hemoptisis

Mengingat dahak yang berdarah dapat berasal dari bagian tubuh yang berbeda, perlu adanya pemeriksaan secara mendalam mengenai lokasi dari darah yang keluar. Dengan demikian, dokter dapat mendeteksi penyebab dari hemoptisis dengan mudah. Namun, kondisi ini biasanya merupakan gejala dari infeksi pada saluran pernapasan.

Meskipun mengkhawatirkan, beberapa penyebab dari hemoptisis tergolong ringan dan mudah diatasi. Beberapa penyebab dari hemoptisis yang umum dan ringan adalah:

  • Asma
  • Infeksi pada saluran pernapasan yang ringan
  • Infeksi pada dada, pada kondisi ini, dahak yang keluar biasanya diikuti oleh nanah. Terkadang, pasien juga akan mengalami demam atau rasa sesak di dada
  • Batuk yang keras dan berulang, kondisi ini juga dapat menyebabkan iritasi atau peradangan pada saluran pernapasan
  • Mimisan
  • Pendarahan mulut dan tenggorokan

Hemoptisis juga dapat disebabkan oleh infeksi atau penyakit yang lebih serius. Salah satunya adalah kanker paru-paru, di mana kondisi ini adalah gejala utamanya. Selain itu, beberapa penyebab dari hemoptisis yang membutuhkan pertolongan medis dengan segera adalah:

  • Bronkitis kronis atau bronkiektasis
  • Pneumonia
  • Tuberkulosis
  • Abses paru, yaitu infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah pada jaringan paru-paru
  • Fibrosis sistik
  • Gangguan pada pendarahan, di mana kondisi ini biasanya disebabkan oleh turunan atau reaksi obat
  • Granulomatosis dengan polyangiitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah
  • Trauma di bagian dada
  • Infeksi parasit
  • Stenosis mitral, yaitu penyempitan pada katup jantung mitral
  • Penggunaan narkoba
  • Menghirup partikel dari benda asing
  • Kanker tenggorokan
  • Edema paru, penumpukan cairan dalam paru-paru
  • Emboli paru, penyumbatan darah pada pembuluh darah di paru-paru
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Baca Juga : Penyebab dan Gejala Batuk Pilek

Selain penyebab di atas, hemoptisis juga dapat terjadi akibat efek samping dari tes atau operasi medis tertentu. Beberapa di antaranya adalah:

  • Operasi hidung
  • Biopsi saluran pernapasan di bagian atas
  • Bronkoskopi, tes medis untuk memeriksa bagian dalam saluran pernapasan
  • Spirometri, pemeriksaan kondisi dan fungsi paru-paru
  • Laringoskopi, pemeriksaan kotak suara atau laring
  • Tonsilektomi, operasi pengangkatan amandel

Penanganan Hemoptisis

Adapun langkah awal penanganan hemoptisis adalah menemukan dan mendeteksi penyebab dasarnya. Namun, ada kalanya ketika gejala tersebut harus segera diobati tanpa diketahui penyebabnya, terutama jika kondisinya sudah parah.

Jika pasien mengeluarkan darah yang banyak ketika batuk, dokter akan melakukan intubasi, yaitu proses memasukkan alat bantu pernapasan berupa tabung endotrakeal dalam tenggorokan. Namun, jika kondisi hemoptisis cukup ringan, seperti iritasi tenggorokan akibat batuk berlebihan, dokter dapat meresepkan obat untuk meredakannya.

Dokter juga dapat melakukan tes medis lain untuk mendeteksi dan mengobati penyebab dasar dari hemoptisis. Salah satu tes yang paling umum dilakukan adalah bronkoskopi, yaitu pemeriksaan bagian dalam saluran pernapasan dan paru-paru melalui alat berbentuk tabung tipis.

Selain bronkoskopi, tes medis lain untuk menangani hemoptisis adalah:

  • Embolisasi arteri bronkial, proses pemasukan kateter, atau selang kecil, dalam arteri bronkial yang diikuti oleh embolisasi, atau proses penyumbatan aliran darah
  • Biopsi paru-paru
  • CT scan pada bagian dada
  • VQ scan pada bagian paru-paru
  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Angiografi pulmoner, pemeriksaan pembuluh darah dan aliran darah pada paru-paru
  • Oksimetri nadi
  • Kultur dahak, pemeriksaan dahak untuk mendeteksi bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan
  • Operasi, terutama hemoptisis yang disebabkan oleh trauma

Baca Juga : Ketahui, Cara Meredakan Batuk di Malam Hari

Sumber

Healthline. (2019). Why Am I Coughing Up Blood?. www.healthline.com
Mayo Clinic. (2018). Coughing up blood. www.mayoclinic.org
National Health Service UK. (2018). Coughing up blood (blood in phlegm). www.nhs.uk
Verywell Health. (2020). When Is Coughing up Blood an Emergency?. www.verywellhealth.com