Bahaya Penyakit Rabies, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Bahaya Penyakit Rabies, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 24 Oktober 2022

Rabies merupakan virus zoonotik yang bersifat akut yang biasanya disebarkan melalui gigitan atau cakaran binatang. Saat seseorang tergigit hewan yang terinfeksi rabies, biasanya dapat diobati secara efektif jika mereka segera mencari pertolongan. Tanpa pengobatan yang segera, biasanya akan berakibat fatal.

Virus dapat mempengaruhi tubuh dengan salah satu dari dua cara berikut:

  • Virus memasuki sistem saraf perifer atau sistem saraf tepi, yang di dalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke dan dari sistem saraf pusat.
  • Virus bereplikasi di sel-sel otot myosit dan menyebar ke jaringan ikat neuromuskuler.

Jadi, rabies menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat. Rabies lebih umum menular melalui gigitan anjing yang terinfeksi, tetapi sangat jarang tertular dari kucing, kera atau hewan lainnya.

Gejala

Setelah gigitan atau terkena paparan rabies, virus rabies menyebar melalui tubuh ke otak sebelum gejala akhirnya muncul. Waktu antara paparan dan munculnya gejala ini disebut masa inkubasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, umumnya 3-8 minggu tergantung dari banyaknya virus, strain virus, jarak yang harus ditempuh oleh virus sebelum mencapai Sistem Saraf Pusat.

Gejala awal rabies mungkin sangat mirip dengan flu seperti rasa lemas, tidak enak badan, demam, dan sakit kepala. Gejala ini bisa berlangsung selama berhari-hari.

Mungkin ada juga ketidaknyamanan atau sensasi menusuk atau gatal di tempat gigitan atau tempat terkena liur hewan yang memiliki virus rabies, yang kemudian berkembang dalam beberapa hari menjadi gejala akut disfungsi otak, kecemasan, kebingungan, halusinasi, hidrofobia (takut air), dan insomnia. 

Pengobatan

Jika seseorang digigit atau dicakar oleh hewan yang mungkin menderita rabies, atau jika hewan itu menjilat luka terbuka, orang tersebut harus segera mencuci bagian yang tergigit atau tercakar selama 15 menit dengan air sabun atau antiseptik povidone iodine, sebagai upaya meminimalkan jumlah partikel virus. Kemudian langsung periksakan diri ke dokter.

Setelah terpapar virus rabies, Anda dapat menjalani serangkaian suntikan untuk mencegah masuknya infeksi. Rabies immunoglobulin, obat yang terbuat dari antibodi untuk melawan virus rabies untuk mencegah infeksi setelah terpapar akan diberikan. Kemudian, vaksin anti rabies (VAR) akan diberikan, khususnya jika rentan terkena rabies supaya terhindar dari risiko rabies.

Cara Mencegah

Rabies adalah penyakit yang serius, berikut cara untuk mengurangi risiko Anda bersentuhan dengan hewan rabies:

  • Vaksinasi hewan peliharaan Anda. Kucing dan anjing m dapat divaksinasi untuk melawan rabies. 
  • Pelihara hewan di dalam area rumah, dan awasi mereka saat berada di luar. Ini akan membantu mencegah hewan peliharaan Anda bersentuhan dengan hewan liar.
  • Lindungi hewan peliharaan kecil dari predator. Simpan kelinci dan hewan peliharaan kecil lainnya, seperti marmot, di dalam atau di dalam kandang yang terlindungi agar aman dari hewan liar yang mungkin membawa virus rabies. Terlebih, hewan peliharaan kecil ini tidak dapat divaksinasi rabies. 
  • Jangan mendekati hewan liar. Hewan liar dengan rabies mungkin tampak normal dan tidak takut pada manusia. 
  • Pertimbangkan vaksin rabies jika Anda bepergian ke wilayah dengan banyak anjing liar, atau hewan uang berisiko rabies. Khususnya jika ke daerah dengan keterbatasan fasilitas kesehatan. Tanyakan kepada dokter apakah Anda perlu menerima vaksin rabies.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin Imunisasi pada Anak

 

Sumber

Mayo Clinic. Rabies. www.mayoclinic.org

Health Line. 2018. Rabies. www.healthline.com

Medical News Today. 2017. What you need to know about rabies. www.medicalnewstoday.com

WHO. Rabies. www.who.int

CDC. Rabies. www.cdc.gov