Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan untuk Hidrosefalus?

Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan untuk Hidrosefalus?

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 14 Juni 2023

 

Hidrosefalus adalah kondisi terjadinya penumpukan cairan serebrospinal secara berlebihan di dalam rongga (ventrikel) yang jauh di dalam otak. Cairan serebrospinal ini memiliki 3 fungsi penting yaitu melindungi sistem saraf, memelihara otak, dan membuang zat-zat yang tidak lagi digunakan tubuh. Dalam kondisi normal cairan serebrospinal mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang.

Namun, pada kondisi tertentu terjadi peningkatan jumlah cairan serebrospinal di dalam otak Anda. Peningkatan cairan disebabkan oleh adanya penurunan kemampuan pembuluh darah untuk menyerapnya, produksi yang terlalu banyak, dan berkembangnya penyumbatan sehingga mencegah cairan mengalir secara abnormal.

Terlalu banyaknya cairan mengakibatkan adanya tekanan pada otak. Hal tersebut memicu terjadinya pembengkakan otak yang dapat merusak jaringan otak.

Baca Juga: Penyebab dan Gejala Tortikolis (Kepala Miring) pada Bayi

Diagnosis untuk Hidrosefalus

Jika Anda menduga bahwa Anda atau anak Anda menderita hidrosefalus, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda hidrosefalus.

Pada anak-anak, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk memeriksa apakah terdapat tanda-tanda, seperti mata yang cekung, refleks lambat, fontanel menonjol, dan lingkar kepala yang lebih besar dari biasanya untuk usia mereka.

Dokter mungkin juga akan menggunakan tes pencitraan otak. Tes pencitraan ini dapat membantu mendiagnosa hidrosefalus dan mengidentifikasi penyebab gejala yang mendasari. Tes ini termasuk:

1. USG

Pencitraan ultrasonografi menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar. Tes ini sering kali digunakan untuk pemeriksaan awal pada bayi karena prosedurnya relatif sederhana dan berisiko rendah.

Alat USG ditempatkan di atas titik lunak (ubun-ubun) kepala bayi. Ultrasonografi juga dapat mendeteksi hidrosefalus sebelum kelahiran jika prosedur ini digunakan selama pemeriksaan prenatal (skrining kehamilan) rutin.

2. CT Scan

Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT Scan) dapat membantu mendiagnosis hidrosefalus pada anak-anak dan orang dewasa.

CT scan menggunakan beberapa radiasi sinar-X yang berbeda untuk menghasilkan gambaran kondisi otak. Pemindaian ini dapat menunjukkan ventrikel otak yang membesar akibat terlalu banyak cairan serebrospinal.

Sayangnya, gambar yang dihasilkan CT scan kurang detail dibandingkan dengan MRI, dan menyebabkan paparan radiasi meskipun dalam jumlah kecil. Karena itu, CT scan untuk hidrosefalus biasanya hanya digunakan untuk pemeriksaan darurat.

3. MRI

Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambar 3D atau gambar otak secara detail.

Pemindaian MRI dapat menunjukkan ventrikel yang membesar, yang disebabkan oleh penumpukan cairan serebrospinal (CFC) berlebih di otak dan tekanan yang meningkat. Tes ini juga dapat mengidentifikasi penyebab hidrosefalus atau kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gejala serupa.

Tidak seperti rontgen atau CT scan, MRI tidak menggunakan paparan radiasi sinar-X sehingga pemindaian MRI aman untuk pasien yang lebih tua maupun bayi yang baru lahir.  Namun, MRI lebih mahal daripada pencitraan x-ray atau CT scan.

Pengobatan Hidrosefalus

Hidrosefalus akan berakibat fatal bila tidak ditangani. Pengobatan yang Anda lakukan mungkin tidak akan mengembalikan fungsi otak seperti sedia kala. Namun, pengobatan dapat mencegah kerusakan otak lebih lanjut dengan cara membuat normal aliran cairan serebrospinal.

Dokter biasanya akan merekomendasikan salah satu dari prosedur operasi berikut:

  • Shunt

Pemasangan shunt merupakan prosedur paling umum yang dilakukan oleh para dokter dalam menangani hidrosefalus.

Prosedur ini dilakukan dengan cara memasang kateter ke dalam otak yang berfungsi untuk mengalirkan cairan berlebih dari otak ke bagian tubuh lainnya, seperti perut, rongga dada, atau bilik jantung. Pasien hidrosefalus umumnya membutuhkan shunt seumur hidup dan perlu dipantau secara rutin.

  • Ventrikulostomi

Pada prosedur operasi ini dokter bedah akan membuat lubang di bawah atau di antara ventrikel yang memungkinkan cairan serebrospinal keluar dari otak. Terkadang prosedur pembedahan ini dilakukan saat aliran cairan serebrospinal di antara ventrikel terhalang.

Baca Juga: Mengenal Penyebab dan Gejala Kanker Otak Glioblastoma

Kemungkinan Komplikasi akibat Pembedahan

Kedua prosedur pembedahan tersebut dapat mengakibatkan komplikasi. Misalnya saja, prosedur pemasangan shunt dapat berhenti menguras cairan serebrospinal karena kerusakan mekanis, penyumbatan, atau infeksi. Sedangkan komplikasi pada prosedur ventrikulostomi termasuk perdarahan dan infeksi.

Penting untuk Anda perhatikan bahwa setiap kegagalan membutuhkan perhatian, revisi bedah, atau penanganan lainnya segera. Selain itu, beberapa gejala juga dapat muncul akibat komplikasi berupa:

  • Demam
  • Mudah marah
  • Mengantuk
  • Mual atau muntah
  • Sakit kepala
  • Masalah penglihatan
  • Ruam merah dan rasa nyeri pada kulit di sepanjang jalur selang shunt
  • Sakit perut saat katup shunt berada di perut
  • Kambuhnya gejala awal hidrosefalus.

Perawatan Tambahan untuk Hidrosefalus

Beberapa pasien hidrosefalus (terutama anak-anak), mungkin memerlukan perawatan tambahan untuk menunjang pengobatan hidrosefalus. Perawatan tergantung pada tingkat keparahan komplikasi hidrosefalus jangka panjang. Perawatan ini termasuk:

  • Dokter anak atau ahli fisioterapi, yang mengawasi rencana perawatan dan perawatan medis.
  • Ahli saraf anak, yang bertugas dalam diagnosis dan pengobatan gangguan saraf pada anak-anak.
  • Terapis okupasi, yang membantu pasien hidrosefalus dalam melakukan terapi untuk mengembangkan keterampilan sehari-hari.
  • Terapis perkembangan, untuk membantu anak Anda mengembangkan perilaku yang sesuai dengan usia, keterampilan sosial, dan keterampilan interpersonal.
  • Penyedia kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.

Sedangkan untuk pasien dewasa dengan gejala hidrosefalus yang parah mungkin perlu bekerja sama dengan terapis okupasi. Beberapa pasien mungkin membutuhkan perawatan jangka panjang dan beberapa pasien lainnya mungkin memerlukan perawatan dari spesialis medis yang berfokus pada demensia.

Baca Juga: 7 Makanan Terbaik untuk Perkembangan Otak Anak

 

Sumber

Kids Health. (2019). Hydrocephalus. www.kidshealth.org

Healthline. (2017). Hydrocephalus (Water on the Brain). www.healthline.com

Medical News Today. (2017). What Is Hydrocephalus, or Water on the Brain?. www.medicalnewstoday.com

Mayo Clinic. (2019). Hydrocephalus. www.mayoclinic.org

NHS. (2020). Diagnosis Hydrocephalus. www.nhs.uk