Diagnosis dan Pengobatan Sakit Saraf yang Perlu Diketahui

Diagnosis dan Pengobatan Sakit Saraf yang Perlu Diketahui

Penulis: Novi | Editor: Handa

Sakit saraf seringkali mengganggu aktivitas penderitanya. Hal ini karena penderita sakit saraf bisa kesulitan bergerak, bernapas, berbicara, menelan, bahkan berpikir. Oleh sebab itu, gangguan pada sistem saraf perlu segera diobati.

Penderita penyakit saraf tidak selalu menjalankan pengobatan yang sama dengan penderita penyakit saraf lainnya. Hal ini karena pengobatan penyakit saraf perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Sebelum melakukan perawatan, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu untuk mendiagnosa penyakit saraf yang dialami.

Diagnosis Sakit Saraf

Diagnosis sakit saraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Uji Laboratorium. Tes ini merupakan tahap pemeriksaan awal pada sakit saraf. Uji laboratorium dilakukan pada sampel beberapa jenis cairan tubuh, seperti darah dan urin.
  • Uji Genetik. Tes ini dilakukan pada pasien yang memiliki keturunan sakit saraf. Tes genetik dapat dilakukan pada orang dewasa, anak-anak, hingga janin dalam kandungan.
  • Pemindaian. Pemindaian merupakan cara mendiagnosis gangguan kesehatan, termasuk sakit saraf. Pemeriksaan ini menghasilkan gambar dua atau tiga dimensi dari bagian tubuh yang diperiksa. Contoh pemeriksaan melalui pemindaian adalah MRI, CT Scan, Foto Rontgen, dan fluoroskopi.
  • Pemeriksaan Neurologis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar fungsi saraf dan kondisi dari saraf tersebut.
  • Angiografi. Proses pemeriksaan ini menggunakan pemindaian melalui sinar X. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui ada atau tidaknya sumbatan pada pembuluh darah. Biasanya tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan, lokasi, dan tingkat keparahan.
  • Biopsi. Pemeriksaan jenis ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan yang terjadi pada saraf. Caranya dengan mengambil sampel jaringan yang kemudian dianalisis di laboratorium.
  • Elektroensefalografi (EEG). Pemeriksaan ini dilakukan dengan menempelkan sensor di kepala yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas otak. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui beberapa penyakit saraf yang disebabkan oleh kelainan psikiatrik, kelainan degeneratif pada otak, peradangan pada saraf tulang belakang dan otak, kelainan kejang, dan kerusakan otak karena cedera
  • Elektromiografi (EMG). Pemeriksaan ini dilakukan dengan menempelkan sensor pada otot. Pemeriksaan  jenis ini hanya dapat dilakukan di laboratorium khusus atau rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis adanya kelainan otot dan saraf juga penyakit saraf tulang belakang.
  • Electronystagmography (ENG). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi vertigo, gangguan saraf di sekitar mata, dan pergerakan abnormal pada mata. Prosedur pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan sensor di sekitar mata.
  • Analisis Cairan Serebrospinal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil cairan pada saraf tulang belakang dan cairan pelindung otak yang kemudian diperiksa Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui adanya gangguan saraf, pendarahan hingga infeksi. Pengambilan cairan dilakukan dengan cara pungsi lumbal.
  • Polisomnografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur aktivitas otak selama tidur. Caranya dengan menempelkan sensor atau elektroda di kepala, kelopak mata, dan atau dagu. Elektroda tersebut dapat merekam gerakan mata, gelombang otak, tekanan darah, detak jantung, pernapasan, serta gerakan otot kaki dan rangka. Pemeriksaan polisomnografi tidak menyebabkan dampak buruk dan tidak menimbulkan rasa sakit.
  • Evoked Potentials. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur sinyal elektrik pada otak yang dihasilkan dari sentuhan, penglihatan, dan pendengaran.
  • Termografi. Pemeriksaan ini dikenal  juga dengan pencitraan termal inframerah digital. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kompresi akar sara, gangguan saraf perifer, dan sindrom nyeri regional kompleks. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan efek samping sebab tidak menggunakan radiasi.
  • Diskografi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan foto rontgen ataupun CT Scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi nyeri pada punggung.

Baca Juga : Ketahui Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Mengatasinya

Pengobatan Sakit Saraf

Pada banyak kasus, sakit saraf atau gangguan saraf tidak dapat disembuhkan secara keseluruhan. Pengobatan dan perawatan yang dilakukan hanya berguna untuk mengurangi gejala dan menekan perkembangan gangguan ataupun kerusakan pada saraf.

Gangguan ataupun kerusakan saraf harus segera diobati, sebab kerusakan saraf dapat berkembang secara cepat. Dengan begitu, kerusakan saraf secara permanen pun dapat dihindari. Tujuan pertama pada pengobatan sakit saraf adalah untuk mengatasi kondisi medis yang menyebabkan terjadinya gangguan ataupun kerusakan pada saraf. Beberapa pengobatan tersebut, yaitu:

  • Mengonsumsi suplemen vitamin untuk mengatasi kekurangan nutrisi.
  • Mengganti jenis obat yang digunakan bila obat tersebut menyebabkan gangguan ataupun kerusakan saraf.
  • Mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes.
  • Melakukan pengobatan untuk mengobati autoimun.
  • Melakukan terapi fisik atau fisioterapi, seperti TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) atau stimulasi saraf listrik.
  • Menjalani pembedahan untuk mengatasi trauma maupun cedera pada saraf.
  • Meditasi
  • Akupunktur.
  • Hipnosis, yaitu salah satu jenis pengobatan alternatif yang dilakukan dengan memberikan sugesti pada pasien secara hipnotis.
  • Biofeedback, yaitu jenis terapi yang memiliki tujuan untuk mengontrol beberapa fungsi tubuh. Prosedur pelaksanaan biofeedback adalah dengan memberikan sensor listrik pada pasien.

Baca Juga : Sakit Saraf: Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Sumber

Healthline. (2019). Neurologist. www.healthline.com
John Hopkins Medicine. Overview of Nervous System Disorders. www.hopkinsmedicine.org
NIH. Neurological Diagnostic Test and Procedures Fact Sheet. www.ninds.nih.gov
Topdoctors UK. Nervous System. www.topdoctors.co.uk
US News. (2020). How to Treat Neurological Conditions with Physical Therapy. health.usnews.com
WebMD. (2020). Nerve Pain and Nerve Damage. www.webmd.com/