Gejala, Cara Mencegah, dan Penyembuhan Rabun Jauh (Miopi)

Gejala, Cara Mencegah, dan Penyembuhan Rabun Jauh (Miopi)

Penulis: Opie | Editor: Handa

Penglihatan adalah hal yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Baik secara langsung ataupun tidak, penglihatan dapat berpengaruh pada kualitas hidup Anda. Dewasa ini, seiring berkembangnya gaya hidup dan teknologi yang menyertai kehidupan sehari-hari, Anda menjadi lebih rentan terhadap paparan hal-hal yang dapat merusak mata Anda.

Permasalahan mata yang umum terjadi adalah rabun jauh atau miopi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa di tahun 2020, sejumlah 2,6 miliar orang di dunia yang berasal dari segala usia memiliki miopi. Miopi atau rabun jauh merupakan keadaan dimana cahaya yang datang pada mata Anda jatuh di depan retina, sehingga pandangan akan terasa kabur pada saat melihat objek yang terletak pada jarak yang jauh dari Anda.

Dengan kata lain, Anda memiliki kemampuan melihat objek-objek di sekitar dengan jelas, namun tampak kabur dan tidak jelas ketika melihat pada objek lain dengan jarak yang jauh dari posisi Anda. Beberapa ahli mata percaya bahwa sering melakukan aktivitas “dekat”, seperti membaca atau menggunakan smartphone dan komputer, dapat meningkatkan risiko rabun jauh. Gangguan penglihatan yang sangat umum terjadi ini biasanya Anda dapatkan sebelum Anda berusia 20 tahun.

Gejala Miopi

Gejala rabun jauh yang paling jelas adalah penglihatan kabur saat Anda melihat objek yang jauh. Anak-anak yang mengalami ini mungkin merasa kesulitan ketika melihat papan tulis di sekolah. Sedangkan Anda yang sudah dewasa mungkin tidak dapat melihat rambu jalan dengan jelas saat mengemudi. Selain itu, berikut ini adalah gejala rabun jauh yang perlu Anda pahami:

  • Merasa butuh untuk menyipitkan mata atau menutup sebagian kelopak mata ketika melihat  suatu objek agar terlihat lebih jelas
  • Sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan mata
  • Merasa kesulitan melihat dengan jelas saat mengemudikan kendaraan, terutama ketika hari sudah mulai gelap.

Rabun jauh biasanya pertama kali terdeteksi selama masa kanak-kanak. Seorang anak dengan rabun jauh umumnya mengalami hal-hal berikut ini:

  • Mata terlihat juling
  • Tampaknya tidak menyadari objek yang jauh
  • Berkedip berlebihan
  • Sering menggosok matanya
  • Rentang perhatian yang pendek
  • Sering memegang benda di dekat wajah.

Baca Juga : 11 Manfaat Binahong untuk Kesehatan

Cara Mencegah Miopi

Sayangnya Anda tidak dapat benar-benar mencegah rabun jauh, terlebih jika di dalam keluarga Anda memiliki riwayat rabun jauh secara turun temurun. Walaupun begitu, Anda dapat mencegah perkembangan miopi dengan melakukan hal-hal berikut ini:

  • Lakukan pemeriksaan mata secara rutin ke dokter mata Anda.
  • Pakailah kacamata yang diresepkan oleh dokter mata Anda.
  • Kenakan kacamata hitam dengan perlindungan radiasi ultraviolet (UV).
  • Gunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas berisiko, contohnya seperti ketika Anda sedang melakukan hal yang melibatkan bahan kimia beracun.
  • Beristirahatlah secara teratur dari pekerjaan terperinci, seperti melihat layar komputer dan jenis gawai berlayar lainnya.
  • Pelihara kesehatan Anda dengan baik, khususnya jika Anda memiliki kondisi-kondisi, seperti  tekanan darah tinggi dan diabetes.
  • Konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan asam lemak omega-3.
  • Hindari merokok.

Baca Juga : Kenali Anatomi Tubuh Manusia Beserta Fungsinya

Perawatan Miopi

Tujuan utama perawatan mata dengan miopi adalah untuk meningkatkan kemampuan penglihatan dengan cara membantu memfokuskan cahaya pada retina Anda melalui penggunaan lensa korektif atau operasi refraksi. Berikut ini adalah berbagai perawatan yang dapat menghilangkan dan meringankan miopi Anda:

1. Lensa Korektif

Penggunaan lensa korektif akan mengobati rabun jauh dengan cara menangkal peningkatan kelengkungan pada kornea atau bertambahnya panjang mata Anda. Jenis lensa resep, meliputi:

  • Kacamata. Memakai kacamata adalah cara yang paling sederhana dan aman untuk mempertajam penglihatan Anda. Terdapat berbagai macam jenis lensa kacamata, seperti lensa visi tunggal, bifokal, trifokal, dan multifokal progresif.
  • Kontak Lensa. Lensa jenis ini ditempelkan di mata Anda dengan bantuan jari tangan, atau alat bantu khusus sehingga membutuhkan waktu khusus untuk memasang kontak lensa bagi Anda yang masih pemula. Di sisi lain, ketika sudah terpasang, kontak lensa membuat Anda tidak tampak memiliki masalah mata apapun.

2. Operasi Mata Laser

Beberapa operasi mata laser yang biasa digunakan untuk mengatasi rabun jauh atau miopi, yaitu:

  • Laser in Situ Keratectomy (LASIK). Pada prosedur ini, laser digunakan untuk membentuk kembali bagian tengah kornea menjadi kubah yang lebih curam.
  • Laser epitel keratomileusis (LASEK). LASEK adalah sebuah tindakan dengan laser yang digunakan untuk membentuk kembali tepi luar kornea menjadi lengkungan yang lebih curam.
  • Photorefractive keratectomy (PRK). Pada prosedur ini, ahli bedah akan mengangkat lapisan luar kornea dan prosedur yang serupa dengan LASEK akan dilakukan. Lapisan luar tersebut kemudian akan tumbuh kembali dalam kurun waktu sekitar 10 hari.

3. Operasi Implan Lensa

Operasi implan lensa adalah jenis operasi yang relatif baru untuk menangani miopi. Prosedur ini melibatkan penanaman lensa buatan ke mata Anda melalui potongan kecil yang dibuat di kornea Anda. Berikut ini adalah dua jenis implan lensa yang perlu Anda ketahui:

  • implan phakic. Ini adalah metode pemasangan lensa buatan yang ditanam ke mata Anda tanpa melepaskan lensa alami Anda.
  • Implan lensa buatan. Metode ini mirip dengan operasi katarak, dimana lensa alami diangkat dan diganti dengan lensa buatan.

Baca Juga : Apa itu Vitamin B kompleks? serta Manfaatnya bagi Tubuh

Sumber

Healthline.2017.Nearsightedness (Myopia).www.healthline.com 
Mayo Clinic.Nearsightedness.www.mayoclinic.org 
National Health Service.Treatment for Short-sightedness (myopia).www.nhs.uk 
Rizky, E.N.A.K., Silvia, E. and Utami, D., 2014. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2009 Universitas Malahayati. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 1(2).www.ejurnalmalahayati.ac.id 
World Health Organitation.World report on vision Executive Summary.www.apps.who.int