Edema Paru: Diagnosis, Pengobatan, serta Cara Mencegahnya
Edema Paru: Diagnosis, Pengobatan, serta Cara Mencegahnya
Penulis: Audrie | Editor: Handa
Edema paru adalah penumpukan cairan dalam kantung udara paru-paru yang dikenal dengan alveolus. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gagal jantung kongestif yang mengakibatkan tekanan pada pembuluh darah di bagian paru-paru. Penekanan ini membuat dinding pembuluh darah bocor, sehingga cairan dapat masuk ke dalam alveolus melalui pembuluh darah.
Edema paru merupakan kondisi umum yang dialami banyak orang, namun dapat berakibat fatal jika tidak ditangani sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk menjalani diagnosis awal dan perawatan yang tepat agar kondisi ini dapat teratasi.
Selain itu, edema paru juga dapat dicegah, salah satunya melalui gaya hidup yang sehat. Berikut adalah informasi lengkap mengenai diagnosis, pengobatan, serta pencegahan edema paru yang perlu Anda pahami.
Diagnosis Edema Paru
Pasien akan menjalani pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk mendeteksi adanya gangguan pada pernapasan atau jantung. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru dan mencari tahu jika pasien memiliki bunyi napas yang bergerak dan detak jantung yang tidak teratur.
Dokter juga dapat memeriksa leher, kaki, dan perut pasien untuk mencari tahu jika terjadi pembengkakan dan warna kulit yang berubah menjadi pucat atau kebiruan. Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien agar dapat berdiskusi mengenai gejala-gejala yang dialami.
Sementara itu, dokter juga dapat menyarankan beberapa tes medis untuk mencari tahu penyebab edema paru secara lebih dalam. Beberapa tes medis yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis edema paru, yaitu:
- Rontgen dada, untuk melihat cairan di bagian paru-paru dan ukuran jantung
- Ultrasound paru-paru, untuk memeriksa aliran darah melalui paru-paru dan mendeteksi adanya penumpukan cairan atau efusi pleura
- Tes jantung seperti ekokardiografi (USG jantung) dan elektrokardiografi (EKG) untuk memeriksa kondisi jantung dan mencari tahu masalah jantung lainnya, seperti aliran darah yang lemah melalui jantung, katup jantung yang tidak normal, dan otot jantung yang tidak bekerja secara normal
- Tes darah, seperti analisa gas darah, untuk mencari tahu kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah
- Penggunaan oksimetri, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah
Baca Juga : 9 Fakta dan Mitos Kanker Paru-paru
Pengobatan Edema Paru
Mengingat pasien edema paru mempunyai gangguan pernapasan dan kadar oksigen yang rendah, pengobatan awal untuk kondisi ini adalah pemberian oksigen. Proses ini dilakukan dengan menggunakan masker oksigen atau nasal kanul, yaitu selang kecil dengan dua bukaan yang dapat menyalurkan oksigen ke masing-masing lubang hidung.
Jika diperlukan, dokter juga dapat memasang alat bantu pernapasan, seperti mesin ventilator, agar pasien dapat bernapas dengan lancar dan memantau kadar oksigen dalam tubuh mereka. Selain pemberian oksigen, dokter juga dapat meresepkan beberapa obat untuk membantu mengeluarkan cairan dari kantung udara paru-paru dan mengontrol tekanan darah. Beberapa di antaranya, yaitu:
- Diuretik, untuk mengurangi tekanan pada paru-paru dan jantung yang disebabkan oleh penumpukan cairan
- Morfin, obat ini dapat membantu meredakan sesak napas dan rasa cemas akibat kondisi ini. Namun, karena morfin mempunyai risiko yang cukup tinggi, dokter jarang menggunakannya untuk meredakan penyakit
- Obat untuk jantung yang dapat mengontrol detak jantung, meredakan tekanan darah tinggi, dan meredakan tekanan pada pembuluh darah
- Obat untuk tekanan darah, seperti nitrogliserin dan nitroprusid, terutama bagi pasien yang mempunyai tekanan darah tinggi atau rendah ketika menderita edema paru
- Inotropes, untuk melancarkan fungsi pompa jantung dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Obat ini umumnya digunakan oleh pasien dengan kondisi gagal jantung yang serius
Pemberian oksigen juga menjadi pertolongan pertama bagi penderita edema paru jenis HAPE. Jika oksigen tambahan tidak tersedia, pasien juga dapat menggunakan ruang hiperbarik portabel yang dapat memberikan efek penurunan dari dataran tinggi untuk beberapa jam.
Bagi Anda yang suka bepergian ke dataran tinggi dan mengalami gejala HAPE, lakukan perjalanan turun sekitar 300 hingga 1000 meter dari dataran tinggi secepatnya. Sebaiknya minta bantuan dari tim pertolongan yang bertanggung jawab di sana ketika hendak turun.
Selain itu, hindari aktivitas fisik, seperti olahraga serta suhu dingin. Pasalnya kedua faktor tersebut dapat memperparah kondisi edema paru. Anda juga dapat mengonsumsi obat resep, seperti acetazolamide atau nifedipine untuk mengurangi gejala HAPE. Namun, pastikan untuk mengonsumsinya sesuai dengan resep dokter atau dosis dalam kemasan.
Pencegahan Edema Paru
Salah satu cara untuk mencegah edema paru adalah mengurangi risiko penyakit jantung, yang menjadi penyebab umum dari kondisi ini. Untuk itu, Anda bisa mencoba mengelola gaya hidup yang sehat seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, terutama buah dan sayuran, olahraga secara rutin, menjaga berat badan yang sehat, dan tidak merokok.
Anda juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan garam dan kolesterol yang tinggi karena dapat memicu gagal jantung. Hal ini karena makanan dengan kandungan garam tinggi dapat menyebabkan retensi air atau kelebihan cairan, yang dapat meningkatkan kinerja jantung.
Sementara itu, kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan lemak pada pembuluh darah, terutama pada arteri. Jika pernah mengalami edema paru, pastikan Anda tetap mengonsumsi obat yang diresepkan dan menghubungi dokter sesuai jadwal yang ditetapkan. Dengan demikian, Anda dapat lebih menjaga kesehatan dan menghindari faktor yang dapat menyebabkan edema paru ke depannya.
Baca Juga : Mengenal Anatomi Paru-Paru
SumberHealthline. (2019). Pulmonary Edema: Symptoms, Causes, and Treatment. www.healthline.com
Mayo Clinic. (2020). Pulmonary edema – Symptoms and causes. www.mayoclinic.org
Medical News Today. (2017). Pulmonary edema: Treatment, causes, and symptoms. www.medicalnewstoday.com
WebMD. (2020). Pulmonary Edema. www.webmd.com