Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang Perlu Dipahami

Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang Perlu Dipahami

Penulis: Novi | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 20 Agustus 2023

 

Mengalami hernia nucleus pulposus (HNP) atau saraf terjepit, tentunya sangat mengganggu. Hal ini karena bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan tulang belakang. Penyakit yang sering disebut dengan saraf kejepit ini dapat menimbulkan gejala nyeri pinggang, punggung atas, atau leher, tergantung lokasi terjadinya HNP.

Meskipun demikian, dokter akan tetap melakukan beberapa pemeriksaan sebelum mendiagnosa seseorang mengalami HNP. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pengobatan yang tepat kepada penderita.

Diagnosis Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Berikut ini hal-hal yang biasanya dokter lakukan untuk mendiagnosa seseorang mengalami HNP, yaitu:

  • Anamnesis. Anamnesis merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan dengan cara menanyakan apa saja keluhan yang dialami oleh pasien. Melalui hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan memiliki diagnosis awal untuk memutuskan jenis pemeriksaan atau pengobatannya.
  • Pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menginstruksikan pasien untuk melakukan beberapa gerakan. Tahap ini akan dilakukan pemeriksaan kekuatan otot dan fungsi saraf. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui sumber rasa nyeri dan penyebabnya.
  • Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan dan mengidentifikasi area yang mengalami kerusakan. Pemeriksaan radiologi terdiri dari beberapa cara, seperti X-Ray, CT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Myelogram.

Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Sebagian besar seseorang yang mengidap HNP dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati HNP, yaitu:

1. Terapi Konservatif

Terapi konservatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Tirah baring. Tirah baring adalah terapi yang dilakukan dengan cara berbaring di atas kasur dalam beberapa waktu. Tirah baring untuk penderita HNP dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Posisi yang dianjurkan dalam melakukan tirah baring adalah dengan posisi tidur setengah duduk. Posisi tungkai agak sedikit ditekuk (sikap fleksi) pada sendi atau lutut tertentu.
  • Medikamentosa. Medikamentosa adalah jenis terapi dengan menggunakan obat. Jenis obat yang biasa digunakan adalah analgesik dan Non Steroid Anti Inflamation Drug (NSAID) serta kortikosteroid. Tujuan penggunaan analgesik dan NSAID adalah untuk mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya inflamasi sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Sedangkan kortikosteroid bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya inflamasi pada kasus HNP akut atau kronis.

2. Terapi Fisik (Fisioterapi)

Terapi fisik atau fisioterapi dilakukan dengan memberikan beberapa latihan fisik pada penderita HNP. Contoh terapi fisik yang biasa diberikan pada penderita HNP adalah latihan pemanasan ringan dan peregangan otot. Tujuan dari terapi fisik ini yaitu untuk mengurangi lordosis dan relaksasi otot.

3. Terapi Operatif (Prosedur Pembedahan)

Terapi operatif dilakukan jika terapi konservatif gagal menyembuhkan HNP. Terapi ini pun dilakukan pada penderita yang mengalami HNP atau saraf terjepit kronis, baik mengalami komplikasi maupun tidak.

Selain itu, terapi ini juga dilakukan pada penderita HNP yang mengalami penurunan fungsi saraf dan gangguan otonom, seperti buang air kecil, buang air besar, dan gangguan fungsi seksual. Terapi operatif pada penderita HNP dibagi menjadi empat, yaitu:

  • Laminektomi. Laminektomi adalah prosedur pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat tulang lamina, yaitu bagian paling belakang dari lengkung tulang punggung yang mengelilingi saluran tulang belakang. Dengan pengangkatan tulang lamina, tekanan pada saraf terjepit di sekitar tulang belakang akan hilang.
  • Disektomi. Disektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat serpihan herniasi atau cakram tulang belakang yang menghimpit saraf. Dengan tindakan disektomi, saraf kembali memiliki ruang sehingga tekanan pada saraf tidak terjadi kembali.
  • Disektomi dengan peleburan. Disektomi dengan peleburan adalah prosedur pembedahan dengan mengangkat dan melakukan transplantasi (cangkok) tulang belakang. Hal tersebut dilakukan untuk membebaskan saraf dari himpitan tulang belakang.

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi dilakukan setelah proses terapi pengobatan selesai. Tahap rehabilitasi ini bertujuan untuk membuat penderita yang telah menjalani proses pengobatan atau terapi dapat beraktivitas normal seperti sebelumnya.

Meski telah berhasil menjalani pengobatan ataupun terapi untuk HNP, tetapi rasa sakit maupun nyeri yang dirasakan selama menderita HNP tidak dapat hilang begitu saja. Nyeri ataupun sakit akan kembali muncul karena trauma yang dirasakan tubuh akibat HNP.

Oleh sebab itu, diperlukan rehabilitasi agar tubuh menjadi kembali terbiasa dengan aktivitas harian sehingga tidak bergantung pada orang lain. Tidak hanya itu saja, rehabilitasi juga bisa membuat nyeri yang biasanya muncul akan berangsur-angsur menghilang.

Selain berbagai cara pengobatan tersebut, Anda pun dapat melakukan pengobatan alternatif untuk mengurangi nyeri yang disebabkan karena HNP atau saraf terjepit. Contoh pengobatan alternatif yang dapat dilakukan untuk HNP adalah akupunktur, pijat dan chiropractic.

Baca Juga : Folavit: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Sumber

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Bahan Ajari Hernia Nucleus Pulposus. med.unhas.ac.id

Healthline. 2020. Slipped (Herniated) Disc. www.healthline.com

National Center for Biotechnology Information. 2020. Nucleus Pulposus Herniation. www.ncbi.nlm.nih.gov

National Center for Biotechnology Information. 2020. Disc Herniation. www.ncbi.nlm.nih.gov

Spine Universe. Herniated Disc: Symptoms, Causes, Diagnosis, and Treatment. www.spineuniverse.com

Synergy Orthopedics. Herniated Nucleus Pulposus (HNP) – Causes & Symptoms. synergyorthopedics.com