Apa Saja Makanan Ultra-Proses? Ketahui Bahayanya pada Kesehatan

Apa Saja Makanan Ultra-Proses? Ketahui Bahayanya pada Kesehatan

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 6 November 2022

Anda mungkin sering mendengar nasihat untuk menghindari makanan ultra proses. Tapi apakah makanan ultra proses itu? Dalam hal ini, apakah makanan yang diproses secara minimal atau makanan yang diproses secara ultra? Dan bagaimana makanan tersebut memengaruhi kesehatan kita?

Makanan yang tidak diolah termasuk sayur yang tidak dimasak dan buah-buahan. Makanan yang diolah minimal adalah makanan alami yang sedikit pengolahannya, sehingga kandungan vitamin dan gizinya masih utuh. Makanan dalam keadaan alami atau hampir alami, mungkin sedikit diubah dengan menghilangkan bagian yang tidak dapat dimakan, mengeringkan, menghancurkan, memanggang, merebus, membekukan, atau pasteurisasi, agar sesuai untuk disimpan dan aman dikonsumsi. Processed food dan ultra processed food mengubah makanan dari keadaan aslinya.

Processed foods

Ketika bahan-bahan seperti minyak, gula atau garam ditambahkan ke makanan dan dikemas, hasilnya adalah makanan olahan processed food. Contohnya adalah roti, keju, tahu, susu uht dan tuna atau kacang-kacangan kalengan. Makanan ini telah diubah, tetapi tidak dengan cara yang merusak kesehatan. Jadi tidak semua processed food itu buruk.

Tetapi teknik persiapan dan pengawetan dasar tentu saja tidak mengubah makanan sehat (seperti biji-bijian atau sayuran beku) menjadi “junk food“. Hanya karena telah melalui proses, bukan berarti tidak sehat untuk dimakan.

Istilah ‘makanan olahan’ memiliki reputasi yang buruk, tetapi keju dan roti segar sama-sama dianggap sudah diproses.

Ultra-processed foods

Makanan ini melalui banyak proses (ekstrusi, pencetakan, penggilingan, dan lainnya.), Mengandung banyak bahan tambahan dan sangat dimanipulasi. Contohnya adalah minuman ringan, keripik, coklat, permen, es krim, sereal, sup kemasan, nugget, hotdog, kentang goreng, dan lainnya.

Makanan ultra-processed dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko obesitas dan kanker.

Perbedaan processed foods dan ‘ultra’ processed foods

Klasifikasi makanan berdasar pengolahannya bisa dibagi menjadi empat kelompok, dari tidak diproses hingga ultra-processed food. Memahami keempat kelompok ini dapat membantu Anda secara mandiri menentukan bagaimana makanan diproses dan seberapa aman untuk kesehatan.

Kelompok satu: Belum diproses dan diproses minimal

Makanan yang tidak diproses dan diproses secara minimal masuk dalam kelompok satu. Makanan yang tidak diolah termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, produk hewani alami seperti telur, ikan dan susu murni.

Makanan yang diproses minimal mungkin telah dikeringkan, dihancurkan, dipanggang, dibekukan, direbus atau dipasteurisasi, tetapi tidak mengandung bahan tambahan. Makanan tersebut termasuk buah-buahan dan sayuran beku, ikan beku, susu pasteurisasi, jus buah 100 persen, yogurt tanpa tambahan gula dan perasa ekstra.

Kelompok dua: Bahan kuliner olahan

Bahan olahan kuliner antara lain minyak, mentega, cuka, gula, dan garam. Makanan ini tidak dimaksudkan untuk dimakan sendiri, tetapi biasanya dengan makanan dalam kelompok satu. 

Kelompok tiga: Processed Food

Makanan olahan (processed food) adalah produk yang biasanya dibuat dengan menggunakan campuran kelompok satu dan dua. Pada kategori ini contohnya adalah daging asap dan daging yang diawetkan, keju, roti, dan buah kaleng dalam sirup.

Tujuan utama pemrosesan adalah untuk memperpanjang umur makanan atau meningkatkan rasanya.

Kelompok empat: Ultra Processed Food

Di kelompok ini, makanan biasanya mengandung bahan-bahan yang tidak akan Anda tambahkan saat memasak makanan buatan sendiri. Anda mungkin tidak mengenali nama-nama bahan-bahan ini karena banyak di antaranya adalah bahan kimia, pewarna, pemanis, dan pengawet.

Makanan ultra processed yang paling umum dikonsumsi seperti sereal sarapan, biskuit, soft drink, jus buah kemasan, keripik kemasan, sosis dan nugget. 

Dampak bagi kesehatan

Berhati-hatilah dengan pemasaran dan iklan makanan yang menipu. Makanan ultra proses sering dipasarkan sebagai “sehat”, “alami” dan “organik”. Meskipun kata-kata ini mungkin mendeskripsikan bahan-bahan aslinya, kata-kata ini tidak merujuk pada proses pembuatan makanan.  

Masalah muncul ketika makanan ultra proses mulai menggantikan makanan yang tidak diproses dan makanan yang diproses secara minimal, yang mengandung nutrisi penting, dalam makanan Anda.

Makan makanan segar dan minim pengolahan akan sangat bermanfaat bagi tubuh Anda – termasuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan stroke.

Menghindari Ultra Processed Food

Sulit untuk mengidentifikasi makanan yang telah diproses secara ultra karena dalam beberapa kasus, jenis makanan yang sama dapat diproses secara minimal, diproses “processed food” atau diproses secara ultra, tergantung pada cara pembuatannya.

Sebagai contoh: roti yang terbuat dari tepung terigu, air, garam dan ragi adalah processed food, tetapi ditambahkan pengemulsi atau pewarna dan itu menjadi ultra-processed.

Oat polos, corn flakes, dan parutan gandum diproses secara minimal, tetapi ketika produsen menambahkan gula, perasa, atau pewarna, mereka menjadi sereal sarapan yang diproses secara ultra.

Jadi, mulailah untuk lebih sering memasak sendiri di rumah, tanpa menggunakan bahan olahan ultra. Jika ingin nugget, buat sendiri saja secara lebih minim proses, tanpa tambahan zat kimia dan pengawet.

Jika berbelanja produk kemasan, baca komposisinya dengan teliti. Yoghurt biasa diproses sedikit, tetapi tambahkan pemanis, pengawet, penstabil atau pewarna membuatnya menjadi ultra-processed.

Bahan yang tidak bisa dikenali bisa jadi aditif. Kebanyakan dari zat tersebut mungkin aman dalam jangka pendek dan terbatas, tetapi efek negatif bisa juga terjadi seperti kolesterol, tekanan darah tinggi dan risiko kanker di masa depan.

Baca Juga: Bahaya Junk Food bagi Kesehatan Tubuh

Sumber