Apa Penyebab Bayi Jarang Pipis? Ini Penjelasannya!

Apa Penyebab Bayi Jarang Pipis? Ini Penjelasannya!

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

 

Bayi Anda yang jarang pipis atau buang air kecil, seringkali membuat Anda merasa khawatir. Normalnya, bayi Anda akan pipis setiap satu jam atau tiga jam sekali, sehingga bisa dikatakan umumnya bayi buang air kecil setiap 4-6 kali sehari, atau maksimal 4-6 jam sekali.

Tubuh seorang bayi terdiri dari sekitar 75% jumlah air, yang merupakan komponen dari setiap sel dalam tubuh. Namun, ketika bayi Anda sakit atau demam, atau ketika cuaca sedang panas. Maka jumlah urine yang keluar akan menurun setengah dari ukuran normalnya.

Penyebab

Beberapa faktor dapat merusak keseimbangan antara pembuangan dan pengisian cairan kembali. Banyak faktor yang berbeda dapat menyebabkan bayi Anda jarang pipis, beberapa memang dari bayi itu sendiri, tetapi beberapa membutuhkan perawatan medis.

Berikut adalah beberapa faktor yang mendasari mengapa bayi Anda jarang buang air kecil, antara lain:

1. Dehidrasi

Setiap hari, bayi Anda akan kehilangan cairan melalui berkeringat, menangis, buang air kecil, dan buang air besar. Cairan dalam tubuh tersebut diganti setiap kali bayi Anda menerima makanan atau minuman.

Tanda-tanda dehidrasi yang paling umum pada bayi meliputi:

  • Urin pekat yang terlihat sangat kuning atau oranye
  • Sembelit
  • Bibir dan mulut kering
  • Selaput lendir kering
  • Kantuk berlebihan
  • Suasana hati memburuk atau lebih sering menangis
  • Tidak tertarik minum botol atau ASI
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Kulit pucat
  • Titik lunak atau fontanelle di kepala cekung
  • Kulit keriput

Baca Juga: Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

2. Bayi Anda menolak ASI atau susu formula

Bayi Anda seringkali menolak ASI yang Anda berikan entah itu langsung atau dari botol, jika mereka merasa kesakitan atau tidak enak badan. Kondisi seperti hidung tersumbat, sakit telinga, atau sakit tenggorokan dapat mengganggu mengisap dan menelan. Sehingga bayi Anda dapat mengalami dehidrasi jika tidak menerima cukup makanan dari suplai ASI.

Bayi yang diberi susu botol juga dapat mengalami dehidrasi, jika mereka tidak minum cukup sering dengan botol atau mereka tidak minum cukup susu formula atau ASI yang dipompa setiap kali menyusui.

3. Diare

Banyak hal yang dapat menyebabkan diare pada bayi, termasuk infeksi virus, bakteri, atau parasit. Bayi Anda dapat tertular kuman penyebab diare ini melalui kontak dengan makanan atau air yang tidak bersih, atau ketika bayi Anda menyentuh permukaan atau benda yang terinfeksi kuman dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam mulut.

Selain itu, kepekaan atau alergi terhadap makanan juga merupakan salah satu faktor, sensitivitas terhadap obat-obatan, terlalu banyak minum jus buah, dan keracunan. Pada bayi yang mengalami diare dapat memiliki gejala seperti:

  • Demam tinggi
  • Sakit perut
  • Warna tinja berwarna hitam, putih, atau merah
  • Lesu
  • Muntah

4. Keluar banyak keringat karena suhu tinggi

Paparan panas yang berlebihan, kelembaban ekstrim atau terlalu lama menghabiskan waktu di luar ruangan atau dibawah terik matahari dapat menyebabkan keringat dan penguapan cairan melalui kulit bayi Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami dehidrasi, sehingga akan berdampak pada banyaknya jumlah air kencing yang dikeluarkan.

5. Infeksi saluran kencing (ISK)

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran kemih, yang meliputi ginjal, panggul ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih ke alat kelamin untuk mengeluarkan cairan.

Tidak ada gejala yang jelas untuk kondisi ini selain demam, dan bayi Anda mungkin akan mudah tersinggung karena merasa tidak nyaman. Selain itu, infeksi saluran kencing tidak dapat dideteksi hanya dari bau kencing, Anda mungkin melihat beberapa kelainan dari bau kencing bayi Anda yang menyengat.

Perawatan

Jika bayi Anda memiliki gejala yang ringan, kemungkinan dokter akan meminta Anda untuk memulai merawat bayi Anda di rumah, sambil terus memantau gejalanya dengan cermat. Dan Anda mungkin disarankan untuk mengikuti beberapa langkah berikut:

  • Memantau jadwal menyusui bayi Anda dan waktu mengganti popok bayi yang basah.
  • Pindahkan bayi Anda ke tempat yang sejuk dan lepaskan pakaian atau selimut berlebihan dari bayi, jika suhunya sangat hangat dan bayi Anda kepanasan.
  • Tawarkan ASI atau botol susu sesering mungkin, terutama jika bayi Anda tidak terlalu banyak minum setiap kali menyusu.
  • Jangan berikan cairan lain, seperti air atau susu pada bayi Anda, terutama jika bayi Anda sedang sakit seperti muntah atau diare tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu. Selain adanya fakta bahwa minuman tersebut mungkin tidak sesuai dengan usia.

Baca Juga: Waspadai Penyebab BAB Bayi Berlendir

Sumber

Verywell Family. (2021). Dehydration in Newborns and Infants. www.verywellfamily.com

WebMD. (2020). Diarrhea in Babies. www.webmd.com

University of Iowa Children’s Hospital. (2011). Urinary tract infections in children. uichildrens.org

Healthy Children. (2021). Baby’s First Days: Bowel Movements & Urination. www.healthychildren.org

KAO. Identifying Your Baby’s Health Condition through Diapers. web.kao.com