Apa Itu Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV)?

Apa Itu Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV)?

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 14 Desember 2022

 

Pandemi yang terjadi sekarang ini rasanya seperti sebuah mimpi buruk atau film horror yang melanda satu dunia. Wabah Covid-19 mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat dan menyebabkan kerugian secara kesehatan maupun ekonomi.

Tapi, jauh sebelum Covid-19 unjuk gigi, ada satu penyakit yang juga menyerang sistem pernapasan dengan dampak yang lebih berbahaya, yaitu MERS CoV.

Middle East respiratory syndrome coronavirus atau MERS CoV pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012 dan melebarkan sayapnya ke benua lain, seperti Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. Sebanyak 866 orang meninggal akibat virus mematikan ini.

Tapi,sebenarnya apa itu Middle East respiratory syndrome coronavirus? Dan apakah MERS CoV lebih berbahaya daripada Covid-19? Simak jawabannya di bawah ini!

Baca Juga: Apa itu SARS?

Berkenalan dengan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus

Middle East respiratory syndrome coronavirus adalah suatu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus MERS CoV. Mikroba tersebut menular ke manusia melalui unta yang sudah terinfeksi.

Kemungkinan virus ini awalnya berasal dari kelelawar yang kemudian menularkannya pada unta. Virus penyebab penyakit MERS termasuk dalam keluarga coronavirus yang merupakan tipe virus yang menyerang bagian sistem pernapasan.

Kebanyakan kasus MERS terjadi karena kontak antara manusia dan unta. Penularan antar manusia bisa terjadi tetapi membutuhan kontak fisik yang sangat dekat. Akan tetapi, Anda bisa tertular virus MERS CoV apabila terkena percikan air liur penderita MERS yang sedang batuk atau bersin.

Lansia, orang dengan kondisi medis tertentu, seperti kanker, penyakit ginjal, diabetes, dan penyakit paru-paru yang kronis, dan orang dengan sistem imun yang rendah rentan tertular serta terinfeksi virus Middle East respiratory syndrome coronavirus.

Serupa dengan virus Covid-19, tes darah, tes antibodi, dan pemeriksaan sampel saluran pernapasan dapat mendeteksi virus MERS di dalam tubuh. Meskipun demikian, masih belum ada vaksin dan obat yang mampu mengatasi penyakit pernapasan ini.

MERS CoV dan Covid-19: Mana yang Lebih Berbahaya?

Keduanya memang berasal dari keluarga coronavirus, tetapi keduanya adalah jenis virus yang berbeda. Penyakit Middle East respiratory syndrome coronavirus dipicu oleh virus MERS CoV sedangkan Covid-19 ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2.

Dari segi tingkat kematian, penyakit MERS memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, yaitu sebesar 34,3 persen, sementara Covid-19 memiliki kisaran tingkat kematian dari 1,38 sampai 3,4 persen.

Meskipun lebih mematikan, MERS lebih sulit untuk menyebar daripada Covid-19 yang dengan cepat dapat menjangkiti banyak orang.

Penularan MERS antar manusia biasanya hanya terjadi antara pasien dan perawat. Virus MERS tidak dapat menyebar dengan cepat di tempat umum, seperti pusat perbelanjaan atau sekolah. Karenanya, kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus lebih jarang terjadi.

Apa Saja Gejala Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus?

Umumnya gejala dari penyakit MERS akan muncul dalam kurun waktu 2-14 hari setelah terinfeksi. Tanda dari penyakit MERS yang biasanya terjadi meliputi batuk, kesulitan bernapas, dan demam. Namun, penderita penyakit pernapasan ini juga dapat mengalami gejala lain, seperti muntah-muntah, mual, masalah pada pencernaan, dan diare.

Pada kasus yang parah, orang yang mengalami Middle East respiratory syndrome coronavirus dapat menderita pneumonia atau gagal organ. Sama seperti kasus Covid-19, Anda bisa saja tidak mengalami gejala apapun saat terinfeksi virus MERS CoV dan secara tidak sadar menularkannya ke orang lain.

Lindungi Diri Anda

Langkah terbaik dalam menjaga kesehatan adalah mencegah diri Anda agar tidak terjangkit penyakit. Tentunya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terinfeksi virus MERS CoV, seperti:

1. Menjaga Kebersihan Tubuh

Sangat penting untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air selama kurang lebih 20 detik, terutama saat Anda baru saja pulang dari pasar, menyentuh binatang, atau mengolah bahan hewani. Jika tidak ada sabun dan air, Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer.

2. Kelola Makanan Secara Higienis

Sebelum mengonsumsi sayur dan buah, sebaiknya cuci bahan makanan terlebih dahulu. Hindari memakan daging yang mentah atau belum matang dengan sempurna dan susu yang tidak dipasteurisasi.

Apabila Anda baru saja bepergian dari daerah Timur Tengah dan mengalami gejala MERS, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan secara menyeluruh.

Baca Juga: Apa Perbedaan Virus SARS dan Covid-19?

Sumber

Medical News Today. (2020).  How do SARS and MERS compare with COVID-19?. www.medicalnewstoday.com

Medical News Today. (2020). MERS-CoV: What you need to know. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2018). Middle East respiratory syndrome (MERS). www.nhs.uk

WebMD. (2015). MERS FAQ: What You Need to Know. www.webmd.com

WHO. (2019). Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). www.who.int