Hiperemesis Gravidarum: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Hiperemesis Gravidarum: Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Novi | Editor: Handa

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah ekstrim yang terjadi selama masa kehamilan. Mual dan muntah yang disebabkan oleh hiperemesis gravidarum terjadi sepanjang hari dan dapat berisiko menyebabkan dehidrasi.

Mual dan muntah pada wanita hamil yang biasa disebut morning sickness, sangatlah berbeda dengan hiperemesis gravidarum. Morning sickness hanya terjadi pada awal kehamilan dan tidak menyebabkan dehidrasi, sedangkan hiperemesis gravidarum terjadi sepanjang masa kehamilan dan dapat menyebabkan dehidrasi.

Tidak hanya itu, hiperemesis gravidarum pun dapat menyebabkan ibu hamil turut mengalami penurunan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Jika terus dibiarkan, hiperemesis gravidarum akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan berikut.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Meski belum diketahui secara jelas penyebabnya, tetapi hiperemesis gravidarum sering kali dikaitkan dengan kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang tinggi di dalam darah. Hormon yang diproduksi oleh plasenta atau ari-ari ini, akan terus meningkat selama masa kehamilan berlangsung.

Selain HCG, ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan Anda berisiko mengalami hiperemesis gravidarum, di antaranya:

  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Memiliki riwayat keturunan hiperemesis gravidarum di dalam keluarga.
  • Faktor genetika.
  • Pengalaman hamil pertama kali.
  • Pernah mengalami hamil anggur (molar pregnancy).
  • Sempat mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
  • Janin yang ada di dalam kandungan lebih dari satu alias kembar.
  • Usia ibu yang lebih muda, risiko terjadinya hiperemesis gravidarum dapat menurun setelah usia 35 tahun.

Selain kondisi-kondisi tersebut, mual dan muntah pun dipengaruhi oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron di dalam darah. Kondisi lain yang juga dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum adalah peningkatan kadar tiroksin dalam darah. Menurut HER Foundation, sekitar 73 persen penderita hiperemesis gravidarum mengalami peningkatan kadar tiroksin di dalam darah.

Baca Juga : Prenagen Esensis : Manfaat untuk Program Kehamilan

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Berbeda dengan mual dan muntah karena morning sickness yang hanya terjadi pada pagi hari, gejala utama hiperemesis gravidarum, seperti mual dan muntah parah yang terjadi hingga lebih dari empat kali dalam sehari. Mual dan muntah parah tersebut dapat membuat Anda mengalami kehilangan nafsu makan yang berakibat pada turunnya berat badan.

Di samping itu, muntah parah yang diderita juga dapat menimbulkan masalah lain, seperti lemas dan dehidrasi. Hiperemesis gravidarum juga menunjukkan beberapa gejala lain, seperti:

  • Pusing dan sakit kepala.
  • Kulit kering.
  • Sulit menahan buang air kecil (inkontinensia urine).
  • Jarang buang air kecil.
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan.
  • Penurunan konsentrasi.
  • Ketidakseimbangan nutrisi dan elektrolit di dalam tubuh.
  • Terjadi peningkatan air liur.
  • Penurunan ketajaman indera pengecap hingga gangguan pada indera pengecap atau dysgeusia.
  • Sensitif terhadap bau atau hiper olfaksi.
  • Mengalami gangguan tidur.
  • Mengalami kecemasan hingga depresi.
  • Perubahan mood.
  • Mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi.
  • Denyut jantung cepat.

Pada kasus tertentu, hiperemesis gravidarum dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit kuning, yaitu warna kulit dan mata menjadi kekuningan. Jika Anda mengalami mual dan muntah parah serta beberapa gejala yang dipaparkan di atas, segera pergi ke dokter untuk mendapat perawatan dengan tepat.

Kapan Harus Ke Dokter?

Sebenarnya, Anda perlu melakukan pemeriksaan rutin sejak awal kehamilan ke dokter kandungan. Hal tersebut dilakukan agar kesehatan ibu dan janin yang ada dalam kandungan dapat terpantau. Di samping itu, Anda juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa kondisi, sepertit.

  • Mual dan muntah yang tidak kunjung reda, bahkan semakin parah.
  • Mengalami pusing dan sakit kepala parah.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Tidak mau minum dan makan selama 12 jam.
  • Mengalami gejala dehidrasi, seperti kulit kering, sulit jarang buang air kecil, merasa lemah dan lemas.
  • Mengalami penurunan berat badan secara drastis.
  • Mengalami muntah darah.
  • Mengalami jantung berdebar kencang.
  • Mengalami sakit pada bagian perut.

Hiperemesis gravidarum pada dasarnya memiliki risiko komplikasi yang cenderung rendah. Namun, Anda tetap perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter karena hiperemesis gravidarum yang terjadi secara berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan preeklamsia.

Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang dialami oleh ibu hamil. Terjadinya preeklamsia pada ibu hamil dapat memengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin, bahkan hingga menyebabkan keguguran.

 

Baca Juga : Cara Mengatasi Sakit Pinggang saat Hamil

Sumber

Cleveland Clinic. (2020). Hyperemesis Gravidarum (Severe Nausea & Vomiting During Pregnancy). my.clevelandclinic.org
Everyday Health. (2020). What Is Hyperemesis Gravidarum? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. www.everydayhealth.com
Grow by WebMD. (2020). What Is Hyperemesis Gravidarum?. www.webmd.com
Healthline Parenthood. (2018). Hyperemesis Gravidarum. www.healthline.com
MedlinePlus. (2018). Hyperemesis Gravidarum. medlineplus.gov
Medscape. 2017. Hyperemesis Gravidarum. emedicine.medscape.com
Nation Organization for Rare Disorder. (2020). Hyperemesis Gravidarum. rarediseases.org
NCBI NIH. (2020). Hyperemesis Gravidarum. www.ncbi.nlm.nih.gov