Antiseptik dan Desinfektan, Apa Perbedaannya?

Antiseptik dan Desinfektan, Apa Perbedaannya?

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Antiseptik dan desinfektan banyak digunakan untuk membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Antiseptik difungsikan untuk membunuh mikroorganisme pada kulit Anda, sedangkan desinfektan digunakan untuk membunuh kuman pada permukaan benda mati.

Kedua cairan ini mengandung bahan kimia yang disebut dengan biosida. Hidrogen peroksida merupakan contoh bahan umum dalam antiseptik dan desinfektan. Namun, antiseptik umumnya mengandung konsentrasi biosida yang lebih rendah daripada desinfektan.

Jenis Antiseptik

Antiseptik banyak digunakan dalam perawatan kesehatan untuk menghentikan atau membunuh pertumbuhan mikroba pada kulit. Antiseptik juga sering digunakan untuk perawatan luka ringan dan pembersih tangan.

Ada perbedaan penting antara antiseptik yang Anda gunakan dalam peraturan perawatan kesehatan maupun di luar peraturan medis. Pada kedua peraturan, antiseptik dapat digunakan pada kulit atau selaput lendir. Berikut adalah penggunaan khusus antiseptik meliputi:

  • Untuk cuci tangan, para tenaga medis yang bekerja di rumah sakit umumnya menggunakan antiseptik untuk scrub dan menggosok tangan.
  • Penggunaan pada selaput lendir, antiseptik digunakan sebelum memasukkan kateter ke uretra, kandung kemih, atau vagina untuk membersihkan area tersebut. Antiseptik juga dapat membantu mengobati area yang terinfeksi ini.
  • Membersihkan kulit sebelum prosedur operasi, antiseptik diaplikasikan ke kulit sebelum dilakukannya operasi apapun untuk melindungi dari mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada di kulit Anda.
  • Mengobati infeksi kulit, antiseptik OTC (Over The Counter) dapat Anda gunakan untuk mengurangi risiko infeksi pada luka kecil atau luka bakar.
  • Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut. Beberapa obat pelega tenggorokan mengandung antiseptik, yang bermanfaat untuk membantu meredakan sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri.

Antiseptik biasanya dikategorikan berdasarkan unsur kimianya, seluruh jenis antiseptik dapat digunakan untuk kulit, tetapi beberapa memiliki kegunaan tambahan. Jenis umum dari antiseptik dengan kegunaan yang bervariasi ini seperti:

  • Chlorhexidine dan sejenisnya digunakan pada luka terbuka dan untuk pembersihan kandung kemih.
  • Antibacterial dye, antiseptik yang bermanfaat untuk membantu mengobati luka biasa dan luka bakar.
  • Peroxide and permanganate seringkali digunakan dalam obat kumur antiseptik dan pada luka terbuka.
  • Senyawa turunan fenol terhalogenasi sering ada dalam sabun kelas medis dan larutan pembersih.

Jenis

Ada berbagai jenis desinfektan yang dapat digunakan pada gagang pintu, meja, dan lantai. Desinfektan biasanya dibuat untuk digunakan dengan cara tertentu, karena tidak semua jenis desinfektan dapat bekerja dengan baik pada semua mikroba. Misalnya, kebanyakan desinfektan tidak membunuh spora bakteri.

Beberapa desinfektan mengandung jenis bahan kimia yang sama dengan antiseptik, tetapi dalam konsentrasi yang lebih tinggi dan desinfektan tidak untuk digunakan pada kulit. Jenis-jenisnya meliputi:

  • Alkohol
  • Formaldehida
  • Glutaraldehyde
  • Senyawa amonium kuarter
  • Klorin dan senyawa klorin
  • Iodofor
  • Ortho-phthalaldehyde (OPA)
  • Fenolik
  • Hidrogen peroksida
  • Asam perasetat
  • Asam perasetat dan hidrogen peroksida

Desinfektan harus digunakan dengan benar, agar efektif. Umumnya perusahaan akan menyertakan instruksi untuk penggunaan yang benar. Dan beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan adalah:

  • Target desinfektasi
  • Jumlah takaran desinfektan yang tepat
  • Berapa lama desinfektan harus tetap berada di permukaan
  • Tanggal kadaluarsa desinfektan
  • Bersihkan area sebelum Anda melakukan desinfeksi
  • Tingkat pH dan suhu air yang tepat
  • Desinfektan aman digunakan pada permukaan yang akan Anda desinfeksi
  • Penggunaan alat pelindung diri untuk melindungi diri

Risiko Desinfektan dan Antiseptik

Bahan kimia yang digunakan dalam desinfektan dan antiseptik dapat membahayakan. Misalnya, jika amonia dan pemutih dicampur, maka dapat menghasilkan gas mematikan yang disebut kloramin. Jika pemutih dicampur dengan asam, akan membentuk gas klorin yang juga beracun.

Campuran pemutih dan hidrogen peroksida dapat menyebabkan ledakan. Paparan formaldehida dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kanker. Dan beberapa desinfektan dan antiseptik mudah terbakar.

Pastikan Anda selalu membaca dan mengikuti petunjuk pada kemasan antiseptik maupun desinfektan, untuk mengurangi risiko bahaya dari penggunaan kedua bahan kimia tersebut. Berikut adalah beberapa petunjuk umum, antara lain:

  • Tidak mencampur dua produk yang berbeda menjadi satu.
  • Jangan menggunakan antiseptik atau desinfektan lebih sering dari yang sudah disarankan.
  • Gunakan desinfektan di area yang berventilasi.
  • Pastikan untuk menjauhkan desinfektan dan antiseptik dari jangkauan anak-anak.
  • Simpan segala bentuk bahan kimia di tempat yang aman.
  • Hanya gunakan sanitizer saat air dan sabun tidak tersedia.

Baca Juga: Betadine Obat Kumur Antiseptik: Manfaat, Dosis, dan Aturan Pakai

Sumber

Web MD. (2021). Difference Between Disinfectants and Antiseptics. www.webmd.com

BYJUS. Antiseptics And Disinfectants. byjus.com

Healthline. (2019). A Guide to Antiseptics. www.healthline.com

Helix Solutions. (2021). What is the Difference Between Antiseptic and Disinfectant?. www.helixsolutions.net.au