Kenali Cara Kerja Obat Antijamur dan Berbagai Jenisnya

Kenali Cara Kerja Obat Antijamur dan Berbagai Jenisnya

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 7 Mei 2023

Infeksi jamur terjadi karena banyak faktor. Mulai dari kebersihan diri yang kurang terjaga, kebiasaan menggunakan pakaian ketat, kondisi kulit lembap, hingga menurunnya daya tahan tubuh akibat penyakit yang diderita, misalnya penyakit autoimun atau diabetes.

Obat antijamur pada umumnya bekerja dengan cara merusak dinding sel jamur yang membuatnya mati. Mengatasi infeksi jamur menggunakan obat antijamur cukup efektif, namun mungkin memakan waktu lebih lama untuk sembuh apabila dibandingkan dengan pengobatan infeksi bakteri.

Jika ingin mengobati infeksi jamur menggunakan obat antijamur, Anda sebaiknya menggunakannya sesuai dengan resep dokter untuk hasil terbaik.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Infeksi Jamur di Selangkangan Anda

Cara Kerja Antijamur

Obat antijamur umumnya bekerja dengan dua cara, yaitu:

• Membunuh sel jamur secara langsung.
• Mencegah sel jamur tumbuh dan berkembang.

Cara kerja ini mungkin dilakukan karena obat antijamur menyerang struktur dan fungsi penting pada sel jamur tanpa merusak sel-sel tubuh manusia.

Sel jamur akan pecah dan mati karena obat antijamur merusak dua struktur yang mengelilingi dan melindunginya, yaitu membran dan dinding sel.

Tergantung jenisnya, ada obat antijamur yang mampu membunuh sel jamur dan ada juga yang bekerja dengan cara mencegah sel jamur untuk tumbuh dan berkembang.

Infeksi Jamur

Infeksi jamur terdiri dari banyak jenis dan bisa Anda alami lewat bersentuhan dengan jamur atau spora jamur yang ada di lingkungan sekitar Anda. Berikut adalah beberapa contohnya:

• Kurap. Kurap adalah infeksi jamur kulit yang dapat terjadi pada kulit kepala, kaki (kaki atlet), di daerah selangkangan (jock itch), dan di beberapa area tubuh lainnya.
• Jamur kuku. Jenis infeksi yang pada umumnya terjadi di kuku kaki ini juga dapat terjadi di kuku jari tangan.
• Infeksi jamur vagina. Infeksi jamur vagina terjadi karena pertumbuhan berlebih dari jamur Candida di dalam dan area sekitar vagina.
• Sariawan mulut. Kondisi ini terjadi saat jamur Candida tumbuh berlebihan di mulut.

Jenis Obat Antijamur

Antijamur merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur dan tersedia dalam berbagai macam bentuk, seperti sampo, krim, salep, tablet, sabun, hingga bedak.

Jenis obat antijamur sangat beragam sehingga bisa dikonsumsi secara oral, digunakan sebagai pengobatan topikal, atau melalui infus. Berikut beberapa jenis obat antijamur:

• Poliena

Poliena merupakan obat antijamur yang berfungsi membunuh sel jamur dengan cara membuat dinding sel jamur lebih berpori sehingga sel jamur rentan pecah.

Obat antijamur poliena biasanya dipakai untuk mengobati aspergillosis, blastomycosis, cryptococcosis, histoplasmosis, infeksi Candida mukosa (invasif), coccidioidomycosis, hingga infeksi Candida pada kulit dan mulut.

• Echinocandin

Echinocandins merupakan jenis obat antijamur terbaru yang sekarang umum dipakai untuk mengobati infeksi fungal invasif.

Obat antijamur ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang terlibat dalam pembuatan dinding sel jamur, serta menawarkan berbagai kelebihan, seperti aman digunakan, resistensi rendah, interaksi dengan obat lain yang lebih sedikit, hingga efektif dalam mengatasi sebagian besar spesies Candida.

• Azoles

Azoles merupakan jenis obat antijamur yang paling umum digunakan.

Obat antijamur ini bekerja dengan cara mengganggu enzim penting yang berperan membuat membran sel jamur sehingga membran sel menjadi tidak stabil dan bocor dan akhirnya menyebabkan kematian sel.

• Ketoconazole

Termasuk dalam kelompok Azoles, ketoconazole utamanya dipakai untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan rambut.

Ketoconazole umum dipakai sebagai produk perawatan seperti sampo yang dirancang khusus untuk mengobati infeksi jamur yang ada di kulit kepala.

• Terbinafine

Terbinafine umum digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kuku atau kulit, tidak terkecuali kulit kepala.

Obat antijamur yang tersedia dalam bentuk tablet dan krim ini bisa dipakai untuk mengatasi sejumlah kondisi akibat infeksi jamur seperti panu, kutu air, dan kurap.

• Griseofulvin

Obat antijamur ini memiliki efektivitas tinggi untuk mengatasi infeksi dermatofit yang meluas dan tidak mudah diobati.

Biasanya griseofulvin dipakai untuk mengobati infeksi trichophyton pada anak. Waktu penyembuhan tergantung pada tempat infeksi dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan.

Efek Samping Obat Antijamur

Penggunaan obat antijamur mungkin memiliki efek samping. Pastikan Anda memeriksa informasi peringatan dan kemungkinan efek samping pada kemasan obat.

Berdasarkan jenis obatnya, antijamur mungkin memiliki beberapa efek samping berikut:

• Obat Antijamur Topikal

Pada umumnya obat antijamur topikal mudah digunakan dan tidak menimbulkan efek samping. Namun, sebagian orang mungkin mengalami sedikit kemerahan, rasa gatal atau terbakar di area obat antijamur dioleskan.

Sebaiknya Anda segera menghentikan pemakaian apabila efek samping obat antijamur ini menjadi semakin parah. Terdapat risiko iritasi di sekitar vagina setelah penggunaan produk antijamur vagina.

• Obat Antijamur Oral

Jenis obat antijamur oral yang paling sering dipakai adalah terbinafine yang digunakan untuk mengobati infeksi kuku, nistatin untuk sariawan, dan flukonazol untuk infeksi jamur pada vagina.

Umumnya pemakaian obat antijamur oral tidak menimbulkan efek samping dan Anda bahkan bisa mendapatkan flukonazol tanpa resep karena aman digunakan.

• Obat Antijamur Injeksi

Risiko menggunakan obat antijamur injeksi lebih banyak dan berkemungkinan menyebabkan efek samping dan masalah serius yang penting untuk diperhatikan.

Di samping risiko ini, obat antijamur injeksi bisa menjadi yang paling efektif untuk mengobati infeksi jamur serius sehingga risiko efek samping perlu diimbangi dengan kebutuhan pengobatan.

Berkonsultasilah dengan dokter sebelum Anda menggunakan jenis obat antijamur ini.

Baca Juga: Pahami Berbagai Obat Jamur Kulit yang Aman Dipakai