Pahami Penggunaan dan Efek Samping Antibiotik Co-trimoxazole (Kotrimoksazol)

Pahami Penggunaan dan Efek Samping Antibiotik Co-trimoxazole (Kotrimoksazol)

Penulis: Dea | Editor: Umi

Co-trimoxazole atau kotrimoksazol merupakan gabungan dua obat antibakteri, yaitu sulfonamida (sulfametoksazol) dan trimetoprim. Antibiotik ini berfungsi untuk menangani infeksi bakteri, seperti infeksi kandung kemih, infeksi kulit, atau infeksi saluran pernapasan. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan perkembangan bakteri yang memicu infeksi.

Walaupun obat ini sudah digunakan dalam waktu lama, terkadang kotrimoksazol sering dikaitkan dengan munculnya beberapa efek samping yang berbahaya. Maka dari itu, kotrimoksazol lebih sering digunakan untuk penanganan infeksi yang lebih serius daripada infeksi bakteri yang ringan.

Baca Juga: Antibiotik Clindamycin untuk Mengatasi Infeksi Bakteri

Efek Samping Co-trimoxazole

Seperti obat-obatan lainnya, co-trimoxazole bisa memicu munculnya efek samping. Sering kali efek samping membaik ketika tubuh Anda mulai terbiasa dengan penggunaannya.

Efek Samping yang Membutuhkan Perawatan Medis Secepatnya

Segera beritahu dokter apabila Anda mengalami efek samping reaksi alergi setelah mengonsumsi obat atau efek samping yang lebih berat, seperti:

  • Feses berubah menjadi hitam dan lembek
  • Panas dingin
  • Urin gelap
  • Demam
  • Kelelahan
  • Nyeri sendi atau otot
  • Warna kulit berubah
  • Tidak nafsu makan
  • Sulit buang air kecil
  • Kulit menjadi melepuh, mengelupas, atau longgar.

Baca Juga: Mengenal Infeksi MRSA (Methicilin-Resistant Staphylococcus Aureus)

Peringatan Co-trimoxazole

Co-trimoxazole tidak boleh digunakan sembarangan. Itulah mengapa penggunaan obat ini harus dengan resep dokter.

Pasalnya, Ada sebagian obat yang tidak bisa dikonsumsi oleh orang dengan kondisi tertentu. Karena itu, sebelum Anda mulai mengonsumsi co-trimoxazole, konsultasi dengan dokter bila Anda:

  • Sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui
  • Mengalami alergi terhadap co-trimoxazole, obat lain, atau bahan apa pun yang ada di co-trimoxazole
  • Mengidap trombositopenia akibat penggunaan sulfonamida atau trimetoprim, anemia megaloblastik akibat defisiensi folat, fenilketonuria, atau penyakit hati atau ginjal. Jangan berikan co-trimoxazole pada anak berusia di bawah 2 bulan
  • Mempunyai defisiensi enzim yang dikenal dengan nama defisiensi G6PD
  • Menderita asma
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, termasuk obat resep, non resep, vitamin, suplemen nutrisi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan
  • Terlalu banyak terpapar sinar matahari.

Cara Menggunakan Co-Trimoxazole

Co-trimoxazole tersedia dalam tablet dan cair (suspensi) yang dikonsumsi secara oral. Setiap pasien akan mendapatkan dosis kotrimoksazol berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan tujuan pengobatannya. Umumnya dosis kotrimoksazol adalah 160mg/800mg, 1–2 kali sehari.

Selalu ikuti petunjuk pada label dengan hati-hati. Bila perlu konsultasikan kembali dengan dokter atau apoteker pada bagian yang Anda bingung. Selalu gunakan obat sesuai dengan yang dianjurkan. Anda tidak boleh mengambil dosis yang terlalu banyak atau sedikit.

Bila Anda mengonsumsi co-trimoxazole cair, Anda perlu mengocoknya terlebih dahulu agar obat tercampur dengan rata. Gunakan sampai resep Anda selesai. Jangan menghentikannya secara mendadak tanpa memberitahu dokter.

Bila Anda terlalu cepat atau melewatkan dosis bisa membuat infeksi yang Anda alami tidak sembuh total dan bakteri menjadi kebal (resisten) dengan antibiotik.

Jika Anda lupa mengonsumsi co-trimoxazole pada waktu yang tepat, segera minum setelah Anda mengingatnya. Usahakan untuk selalu mengonsumsi dengan jumlah dosis yang benar setiap harinya, sisakan 12 jam di antara dosis. Jangan minum dua dosis sekaligus untuk mengganti dosis yang terlupa.

Interaksi Co-Trimoxazole

Co-trimoxazole bisa berinteraksi dengan sebagian jenis obat dan suplemen herbal. Tanyakan pada dokter atau apoteker sebelum menggunakan Co-Trimoxazole.

  • Amantadin: adanya efek delirium bila seseorang menggunakan amantadin dan co-trimoxazole secara berbarengan.
  • Antidepresan, trisiklik: bisa menurunkan fungsi antidepresan trisiklik bila dikonsumsi bersamaan dengan co-trimoxazole.
  • Siklosporin: ada penerima transplantasi ginjal yang mengalami nefrotoksisitas reversibel setelah mengonsumsi siklosporin dan co-trimoxazole secara berbarengan.
  • Digoksin: mengalami penambahan tingkat digoksin di dalam tubuh, terutama pada pasien lanjut usia.
  • Diuretik: berpotensi lebih tinggi mengalami trombositopenia dan purpura. Diuretik jenis tertentu, seperti tiazid dipakai secara bersamaan, terutama untuk pasien lanjut usia.
  • Hipoglikemik oral: berpotensi mengalami efek hipoglikemik.
  • Indometasin: berpotensi menambahkan kadar sulfametoksazol.
  • Fenitoin: co-trimoxazole bisa menghalangi metabolisme.
  • Pirimetamin: saat dipakai bersamaan dengan co-trimoxazole bisa memicu anemia megaloblastik.
  • Warfarin: bila digunakan berbarengan dengan co-trimoxazole bisa menyumbat pembersihan warfarin di dalam tubuh.

Baca Juga: Kenali Ragam Khasiat Hyaluronic Acid

Sumber

Drugs. (2021). Co-trimoxazole. www.drugs.com

Drugs. (2021). Co-trimoxazole Side Effects. www.drugs.com

Health Navigator. (2018). Co-trimoxazole. www.healthnavigator.org.nz

Medline Plus. (2017). Co-trimoxazole. www.medlineplus.gov

Patient. (2020). Co-trimoxazole For Infection. www.patient.info