Anencephaly, Kondisi Bayi Terlahir Tanpa Tempurung Kepala

Anencephaly, Kondisi Bayi Terlahir Tanpa Tempurung Kepala

Penulis: Dita | Editor: Umi

Anencephaly atau anensefali adalah kondisi cacat lahir. Bayi yang terlahir dengan kondisi ini memiliki otak dan tulang tengkorak yang tidak terbentuk sempurna saat bayi berada dalam kandungan.

Efeknya, otak bayi (khususnya korteks serebral) tidak berkembang dengan optimal. Korteks serebral sendiri merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir, bergerak, merasakan, penglihatan, dan pendengaran.

Anencephaly dianggap sebagai cacat tabung saraf. Tabung saraf adalah poros sempit yang biasanya menutup selama perkembangan janin dan membentuk otak sekaligus tulang belakang. Proses penutupan ini umumnya terjadi pada minggu keempat kehamilan. Jika proses penutupan tersebut tidak terjadi, maka bayi akan terlahir dalam keadaan anencephaly.

Baca Juga: Mengenal Tes Apgar Score untuk Cek Kondisi Bayi Baru Lahir

Seberapa Umum Kondisi Anencephaly?

Anencephaly terjadi pada satu bayi dalam 5.000 sampai 10.000 kelahiran dan kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi perempuan.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sebanyak 75% bayi yang lahir dengan anencephaly akan meninggal dunia. Kalaupun bertahan, mungkin hanya dalam hitungan beberapa jam atau hari.

Dalam banyak kasus, kehamilan yang melibatkan anencephaly akan berakhir dengan keguguran.

Apa yang Menyebabkan Anencephaly?

Anencephaly diketahui bukan sesuatu yang terjadi karena genetik. Dalam kebanyakan kasus, anencephaly bisa terjadi meskipun keluarga dari bayi tidak ada yang memiliki riwayat yang serupa.

Namun, jika Anda pernah memiliki bayi dengan masalah cacat tabung saraf sebelumnya, kemungkinan memiliki bayi yang lahir dengan kondisi yang sama atau anencephaly akan lebih besar.

Selain itu, anencephaly dapat terjadi karena kombinasi faktor lingkungan, gen, dan nutrisi selama masa kehamilan. Obat-obatan tertentu dan faktor risiko lainnya bisa meningkatkan peluang seseorang melahirkan bayi dengan anencephaly atau cacat tabung saraf.

Adapun sejumlah risiko yang dapat meningkatkan bayi mengalami anencephaly antara lain:

1. Kekurangan asam folat

Ibu hamil yang tidak mendapatkan asupan asam folat (vitamin B9) dalam jumlah yang cukup memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan anencephaly. Bahkan kurangnya nutrisi penting ini dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf selain anencephaly, seperti spina bifida.

2. Diabetes

Diabetes yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan seorang ibu berisiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf. Hal ini karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi dan membahayakan perkembangan janin.

3. Suhu tubuh tinggi

Demam atau kebiasaan mandi berendam di air panas atau sauna selama masa kehamilan bisa meningkat risiko bayi lahir dengan cacat tabung saraf.

4. Obesitas

Wanita yang mengalami obesitas sebelum hamil berpeluang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan masalah anencephaly atau cacat tabung saraf lainnya.

5. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan, termasuk obat anti kejang bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat tabung saraf. Penggunaan opioid di bulan pertama kehamilan juga bisa menyebabkan anencephaly.

Baca Juga: Waspadai Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Bagaimana Mengetahui Bayi Mengalami Anencephaly?

Diagnosis anencephaly bisa dilakukan oleh dokter sebelum bayi lahir atau saat bayi lahir. Ketika bayi sudah lahir, anencephaly bisa langsung dikenali.

Tanda-tanda yang paling terlihat adalah adanya bagian tengkorak yang hilang (biasanya merupakan tulang di bagian belakang kepala). Beberapa tulang di sisi atau depan tengkorak mungkin juga hilang atau bentuknya tidak beraturan. Otak juga tidak terbentuk dengan baik.

Tanpa korteks serebral yang sehat, bayi tidak akan bertahan hidup. Itulah sebabnya mengapa tidak ada penanganan yang bisa dilakukan karena bayi dengan anencephaly biasanya akan langsung meninggal dalam beberapa jam atau hari setelah kelahiran. Bahkan banyak kehamilan dengan cacat tabung saraf akan berakhir dengan keguguran.

Sebelum kelahiran, adanya kelainan anencephaly juga bisa dicek dengan beberapa metode antara lain:

  • Tes darah. Tingginya kadar protein alfa-fetoprotein bisa mengindikasikan anencephaly
  • Amniocentesis. Pengujian terhadap cairan ketuban juga bisa menjadi informasi ada atau tidaknya perkembangan abnormal pada janin. Tingginya tingkat alfa-fetoprotein dan acetylcholinesterase berhubungan dengan cacat tabung saraf.
  • USG dan pemindaian MRI janin. Kedua tes ini bisa memperlihatkan tanda-tanda fisik anencephaly yang mungkin dialami oleh bayi. Pemindaian MRI biasanya akan memberikan hasil yang lebih detail.

Bagaimana Cara Mencegah Anencephaly?

Sayangnya, kondisi anencephaly tidak selalu dapat dicegah. Meski begitu, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko bayi Anda mengalaminya, seperti:

  • Konsumsi asam folat yang cukup sebelum dan selama masa kehamilan. Asupan asam folat harian yang direkomendasikan untuk wanita usia subur atau berencana untuk hamil adalah 400 mikrogram (mcg). Sementara ibu hamil membutuhkan asupan asam folat setidaknya 400–600 mcg per hari
  • Jika Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai risiko dan manfaat dari obat yang akan digunakan, termasuk suplemen makanan dan vitamin
  • Hindari mengonsumsi obat anti kejang dan opioid saat sedang hamil
  • Hindari pergi ke sauna atau berendam air panas jika Anda sedang hamil
  • Konsultasikan dengan dokter tentang cara meredakan demam saat Anda sedang hamil
  • Cobalah untuk menurunkan berat badan sebelum hamil jika Anda mengalami obesitas. Pertahankan berat badan yang sehat sebelum dan selama kehamilan
  • Jika Anda menderita diabetes, bicarakan dengan dokter tentang cara terbaik untuk mengelola kondisi Anda selama kehamilan.

Itu beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait anencephaly. Pastikan Anda memeriksakan kandungan secara berkala selama kehamilan agar berbagai masalah bisa dicari solusinya.

Baca Juga: 5 Kondisi Ubun-ubun Bayi yang Perlu Diwaspadai

 

Sumber

CDC (2022). Anencephaly. www.cdc.gov

Cleveland Clinic (2020). Anencephaly. www.clevelandclinic.org

Healthline (2018). What is Anencephaly? www.healthline.com

WebMD (2021). What is Anencephaly? www.webmd.com