Anak Mimisan Saat Tidur? Waspadai Hal Berikut!

Anak Mimisan Saat Tidur? Waspadai Hal Berikut!

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 29 Mei 2023

 

Dalam istilah medis mimisan disebut dengan epistaksis. Mimisan paling sering terjadi pada anak-anak akibat mengupil atau menggosok hidung terlalu keras saat tidur. Sebenarnya lapisan hidung dikelilingi dengan banyak pembuluh darah rapuh, ini sebabnya luka ringan pun dapat menyebabkan banyak pendarahan atau mimisan.

Mimisan yang terjadi sesekali umumnya tidak membahayakan, tetapi jika anak Anda sering mengalami mimisan, kemungkinan memiliki masalah kesehatan yang perlu diperiksa oleh dokter.

Faktor Penyebab

Penyebab mimisan malam hari sama dengan mimisan siang hari. Berikut adalah banyak faktor yang membuat hidung anak Anda mimisan di malam hari.

1. Udara atau lingkungan rumah yang kering

Udara kering dapat merusak kulit halus di dalam hidung, sehingga menyebabkannya berdarah. Mimisan lebih mungkin terjadi saat pergantian musim, dan jaringan hidung belum menyesuaikan diri dengan naik atau turunnya kelembaban udara.

Penggunaan pemanas atau AC mungkin saja membuat rumah Anda memiliki tingkat kelembaban yang rendah. Jika kelembaban udara turun dapat menyebabkan kekeringan kulit dan selaput lendir. Pembuluh darah dalam hidung sangat sensitif terhadap kekeringan. Saat selaput lendir di hidung mengering, pembuluh darah dapat terbuka dan menyebabkan mimisan.

Tanda-tanda saat udara di rumah Anda terlalu kering antara lain:

  • Mengalami bibir pecah-pecah.
  • Kulit kering dan gatal.
  • Sakit, tenggorokan kering terutama saat bangun tidur.
  • Muncul listrik statis pada kain dan rambut.
  • Mata kering atau gatal.

Anda dapat menggunakan higrometer, sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban. Anda juga dapat memakai humidifier untuk membantu kamar atau ruangan Anda mendapatkan tingkat kelembaban ruang yang ideal.

2. Mengupil

Mengupil adalah salah satu penyebab paling umum dari mimisan. Anak dapat melakukannya karena kebiasaan atau secara tidak sadar saat tidur. Kebiasaan ini dapat merusak hidung, karena ujung kuku bisa melukai pembuluh darah halus yang terletak tepat di bawah permukaan hidung Anda.

Ada beberapa metode yang dapat Anda lakukan bersama dengan anak untuk mengurangi kebiasaan mengupilnya, seperti:

  • Untuk menghindari kebiasaan mengupil, siapkan tisu di dekat tempat tidur anak, sehingga anak bisa membuang ingus sewaktu-waktu.
  • Jika kebiasaan mengupil anak saat tidur masih terjadi, kenakan sarung tangan saat tidur sehingga anak Anda tidak dapat memasukkan jarinya ke hidung.
  • Ajak anak untuk mencuci tangan setiap kali selesai mengupil. Anda harus memperhatikan kebiasaan tersebut untuk menjaga agar jari-jari anak tetap bersih, dan memperkecil kemungkinannya untuk memasukkan bakteri lewat jari saat mengupil.
  • Potong pendek kuku anak, untuk menghindari kemungkinannya melukai diri sendiri.

3. Pilek dan alergi

Pilek dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya dapat menyebabkan peningkatan lendir, serta sering mengeluarkan ingus dan bersin. Dan reaksi alergi juga dapat memiliki efek yang sama.

Kondisi tersebut dapat mengiritasi bagian dalam hidung, dan meningkatkan risiko pendarahan, terutama jika gejala pada anak memburuk di malam hari. Selain itu, hidung tersumbat dapat menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga lebih rentan terhadap cedera.

Alergi dapat menyebabkan mimisan dalam beberapa cara yang berbeda, termasuk:

  • Saat hidung anak gatal, dia akan menggaruknya dan mungkin dapat melukai pembuluh darah.
  • Meniup hidung saat membuang ingus berulang kali dapat membuat pembuluh darah di dalam hidung pecah.
  • Memperingatkan agar anak tidak membuang ingus terlalu keras.
  • Mengeliminasi pemicu alergi seperti serbuk sari, jamur, atau bulu hewan peliharaan.

4. Infeksi sinus

Saat menderita pilek, flu, atau infeksi sinus, saluran hidung anak Anda mungkin menjadi kering dan rusak, yang menyebabkan kemungkinan mimisan di malam hari. Bersin dan membuang ingus umumnya mencoba mengeluarkan semua lendir yang menyumbat saluran hidung. Infeksi tersebut dapat mengiritasi hidung hingga pembuluh darah pecah dan berdarah.

Tanda dan gejala saat anak mengalami infeksi meliputi:

  • Hidung tersumbat atau meler.
  • Bersin.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Tidak enak badan.
  • Meriang

Cara Mengobati Mimisan pada Anak

Anda dapat membantu memperlambat mimisan anak dengan mengikuti langkah-langkah seperti berikut:

  • Jaga tubuh anak agar tetap tegak dan sedikit condongkan kepala anak Anda ke depan. Sebaliknya, jika Anda mencondongkan kepala ke belakang dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan. Hal ini dapat membuat anak Anda batuk, atau bahkan muntah.
  • Tekan dengan lembut bagian lunak hidung di bawah jembatan hidung. Mintalah anak untuk bernapas melalui mulutnya untuk sementara Anda melakukannya.
  • Cobalah untuk mempertahankan tekanan selama sekitar 10 menit. Menghentikannya terlalu cepat dapat membuat hidung anak Anda mimisan lagi. Anda juga dapat menggunakan kompres es ke pangkal hidung, untuk mengurangi aliran darah.

Baca Juga: Lakukan Hal ini Ketika Mimisan

Sumber

Healthline. (2016). Nosebleeds in Children: Causes, Treatment, and Prevention. www.healthline.com

Healthline. (2019). What Causes Nose Bleeds at Night?. www.healthline.com

Cleveland Clinic. (2021). What Causes Nosebleeds While Sleeping?. health.clevelandclinic.org

Medical News Today. (2018). What causes a nosebleed at night?. www.medicalnewstoday.com