Alergi Debu? Ketahui Gejala dan Penanganannya

Alergi Debu? Ketahui Gejala dan Penanganannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Debu adalah partikel yang bisa kita temukan di mana saja. Tidak hanya di luar rumah, di dalam rumah pun kita kerap berhadapan dengan debu saat membersihkan rumah atau mengoperasikan vacuum cleaner.

Debu sendiri terdiri dari berbagai kumpulan partikel termasuk kotoran, sel kulit mati, spora hingga tungau. Karena partikel-partikel di dalamnya inilah, debu bisa memicu reaksi alergi pada sebagian orang.

Orang yang memiliki alergi debu biasanya akan bersin-bersin ketika menghirup debu. Selanjutnya, mata akan memerah dan hidung akan berair. Untuk memahami lebih jauh mengenai alergi debu, penyebab, gejala dan cara penanganannya, simak penjelasan berikut ini!

Baca Juga: Antihistamin Alami Terbaik untuk Atasi Berbagai Masalah Alergi

Apa Itu Alergi Debu?

Alergi debu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan reaksi yang berlebihan saat terpapar partikel-partikel asing yang ada di dalam debu, seperti spora jamur, tungau, dan serangga lainnya. Alergi debu merupakan salah satu jenis alergi yang paling umum ditemukan.

Salah satu penyebab paling umum dari alergi debu adalah karena adanya tungau yang terhirup bersama debu. Tungau debu hidup dengan subur di lingkungan yang hangat dan bisa kita temukan di karpet atau tempat tidur.

Tungau debu memakan sel kulit mati yang menempel di permukaan seprei atau kasur. Oleh karena itu, orang yang memiliki alergi cenderung akan mengalami kekambuhan jika tempat tidur mereka dalam kondisi tidak bersih.

Penyebab Alergi Debu

Debu dan partikel yang ada di dalamnya merupakan salah satu jenis alergen (komponen atau substansi yang menyebabkan alergi).

Selain debu, ada banyak jenis alergen lain seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan sampai sabun pencuci piring atau deterjen. Lalu, bagaimana seseorang bisa mengalami alergi?

Sistem kekebalan tubuh kita menghasilkan protein yang dikenal sebagai antibodi. Antibodi ini bertugas melindungi kita dari ‘penyerang’ yang tidak diinginkan dari luar. ‘Penyerang’ ini biasanya bisa menyebabkan tubuh menjadi sakit atau mengalami alergi.

Ketika seseorang mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh akan membuat antibodi yang mengidentifikasi alergen tertentu sebagai sesuatu yang berbahaya meskipun sebenarnya tidak. Saat bersentuhan dengan alergen, sistem kekebalan tubuh menghasilkan respons peradangan di saluran hidung dan paru-paru Anda.

Paparan alergen yang terus-menerus atau berkepanjangan bisa menyebabkan peradangan kronis yang berkaitan dengan asma.

Baca Juga: 4 Jenis Gigitan Tungau dan Cara Mengobatinya

Gejala Alergi Debu

Gejala alergi debu bisa berkisar antara gejala ringan sampai berat. Ketika alergi debu menyebabkan radang di saluran hidung, maka gejala yang muncul akan berupa gatal, pilek, bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan batuk.

Jika Anda menderita asma, Anda mungkin akan mengalami gejala yang lebih parah. Misalnya nyeri dada, sulit tidur, mengi, dan sulit bernapas.

Orang yang alergi terhadap debu berisiko tinggi terkena infeksi sinus dan asma. Infeksi sinus terjadi ketika radang di saluran hidung menjadi kronis.

Jika Anda punya asma dan terpapar debu, akan lebih sulit untuk mengontrol gejala asma yang Anda alami.

Bagaimana Penanganan terhadap Alergi Debu?

Alergi termasuk alergi debu pada dasarnya adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Dibutuhkan pengelolaan khusus agar gejala dan risiko kekambuhannya bisa ditekan. Karena itulah, penderita alergi biasanya akan diminta untuk menjauhi alergen yang menyebabkan alerginya kambuh.

Walaupun begitu, karena debu cukup sulit dihindari, ada beberapa langkah penanganan yang mungkin akan dilakukan oleh dokter untuk meringankan gejala yang dialami oleh penderitanya antara lain:

  • Pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala. Beberapa jenis obat yang direkomendasikan antara lain adalah antihistamin, dekongestan, dan kortikosteroid
  • Imunoterapi. Terapi ini dilakukan untuk membuat tubuh lebih kebal terhadap debu yang menyebabkan alergi. Biasanya, imunoterapi menjadi opsi kedua jika konsumsi obat-obatan tidak bisa meringankan gejala yang ada
  • Suntikan epinefrin. Suntikan ini biasanya diberikan kepada penderita alergi yang memiliki riwayat gejala yang parah dan berisiko mengalami syok anafilaksis (reaksi alergi yang sangat parah).

Bagi Anda yang memiliki alergi debu, penting untuk menghindari paparan debu dengan cara membersihkan perabotan dan peralatan tidur secara rutin, membersihkan permukaan yang berdebu, mengelap meja, kursi dan rak dengan lap basah agar debu tidak berterbangan. Anda juga bisa menggunakan air purifier untuk memastikan udara di sekeliling Anda cukup bersih untuk dihirup.

Jika gejala alergi yang Anda alami muncul terlalu sering dan mengganggu, segera konsultasikan kondisi Anda pada dokter.

Baca Juga: 7 Tips Mengurangi Reaksi Alergi Debu

 

Sumber

ACAAI (2018). Dust Allergies. www.acaai.org

Cleveland Clinic (2022). Dust Mite Allergy. my.clevelandclinic.org

Coastal Allergy Asthma (2023). Overview of a Dust Allergy. www.coastalallergyasthma.com

Mayo Clinic (2021). Dust Mite Allergy. www.mayoclinic.org