9 Penyebab Telinga Berdengung (Tinnitus)

9 Penyebab Telinga Berdengung (Tinnitus)

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 7 September 2022

 

Tinnitus merupakan istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan suara dengungan atau berisik di dalam telinga. Selain dengung, suara berisik ini kadang terdengar, seperti gemuruh, siulan, atau desisan.

Meskipun Anda seolah-olah mendengar suara, sebenarnya tidak ada sumbernya di sekitar. Artinya, tidak ada benda atau sesuatu di dekat telinga Anda yang mengeluarkan suara seperti yang Anda dengar. Karena itu, banyak orang yang juga menyebut tinnitus atau telinga berdenging dengan sebutan phantom sounds (suara hantu).

Anda bisa mengalami tinnitus pada satu sisi telinga saja atau pada keduanya. Semua orang di berbagai rentang usia bisa mengalami masalah ini. Namun, kasus terbanyak ditemukan pada orang yang sudah berusia lanjut. Lalu apa saja penyebab tinnitus? Berikut penjelasannya.

1. Paparan Suara Keras

Meski tinnitus jarang dihubungkan dengan penyakit yang fatal. Namun, mendengar suara keras terus-menerus di dalam telinga bisa mengganggu penderitanya.

Menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), paparan suara keras dapat merusak sel rambut bagian luar yang merupakan bagian dari telinga bagian dalam. Sel-sel rambut ini tidak akan tumbuh kembali setelah rusak. Bahkan paparan singkat terhadap suara yang sangat keras (seperti tembakan) dapat merusak telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

2. Pengobatan

Beberapa obat yang bersifat ototoksik juga dapat menyebabkan seseorang yang meminumnya mengalami tinnitus. Ototoksik sendiri merupakan sifat yang bisa mengganggu fungsi telinga.

Obat-obatan tersebut termasuk antibiotik tertentu, diuretik, beberapa antidepresan, dan aspirin. Meski obat-obatan tersebut dapat menyebabkan atau memperburuk gejala tinnitus Anda, biasanya tinitus akan hilang saat Anda berhenti meminum obat tersebut.

3. Kotoran Telinga Menghalangi Saluran Telinga

Jika terlalu banyak kotoran telinga yang menumpuk, kotoran akan menjadi terlalu sulit untuk dibersihkan secara alami, sehingga menyebabkan gangguan pendengaran atau iritasi pada gendang telinga, yang dapat menyebabkan tinitus.

Oleh karena itu, penting untuk rutin membersihkan telinga. Namun, Anda harus sangat berhati-hati saat mencoba mengeluarkan kotoran telinga sendiri. Mencari bantuan medis menjadi pilihan teraman yang bisa Anda lakukan untuk membersihkan kotoran telinga.

Baca Juga: Cara Membersihkan Telinga dengan Benar dan Aman

4. Gangguan Pendengaran Terkait Usia

Tinnitus juga cenderung terjadi seiring dengan pertambahan usia seseorang. Semakin tua usia Anda, semakin besar gangguan pendengaran Anda dan semakin besar kemungkinan Anda mengalami telinga berdengung.

Presbikusis atau gangguan pendengaran terkait usia ini biasanya terjadi di kedua telinga, sehingga memengaruhi keduanya secara merata. Hilangnya bertahap, sehingga seseorang dengan presbikusis mungkin tidak menyadari bahwa dia telah kehilangan sebagian dari kemampuannya untuk mendengar.

5. Infeksi Telinga

Infeksi telinga atau disebut juga otitis media, terjadi ketika kuman terperangkap di dalam tabung pendengaran, tabung kecil yang membentang dari telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan.

Kondisi ini biasanya terjadi karena tabung pendengaran menjadi tersumbat atau terhalang, sering kali oleh lendir. Infeksi telinga tengah lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa karena ukuran dan bentuk tabung pendengaran anak cenderung lebih kecil.

Baca Juga: Waspada Otitis Media: Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

6. Cedera

Tinnitus dapat dipicu oleh cedera kepala atau cedera leher yang dapat disebabkan oleh kecelakaan mobil atau bahkan kecelakaan saat berolahraga. Hal ini diperkuat dalam sebuah studi terhadap 2.400 pasien tinnitus di Oregon Health Science University, bahwa lebih dari 12 persen mencatat adanya hubungan dengan cedera kepala atau leher.

Cedera kepala atau leher ini dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran, yang biasanya menyebabkan tinnitus hanya di satu telinga.

7. Gangguan Aliran Darah

Gangguan pada aliran darah, seperti tekanan darah tinggi atau anemia, dapat menyebabkan telinga berdenging.

Dalam beberapa kasus, perubahan aliran darah dapat menyebabkan jenis telinga berdenging yang disebut pulsatile tinnitus, yang memiliki sensasi detak jantung di telinga Anda. Dalam kasus yang lebih jarang, pulsatile tinnitus juga bisa disebabkan oleh tumor di dalam atau sekitar telinga.

8. Gangguan Sendi Rahang

Masalah dengan rahang atau sendi temporomandibular (TMJ) dapat menyebabkan tinnitus. Anda mungkin merasakan nyeri pada sendi saat Anda mengunyah atau berbicara. Kondisi ini terjadi karena saraf dan ligamen pada sendi TMJ terhubung dengan telinga tengah.

9. Mengidap Penyakit Tertentu

Beberapa penyakit tertentu juga dapat menyebabkan gejala tinnitus. Misalnya saja salah satu penyakit telinga yang disebut Meniere yang dapat menyebabkan pusing dan sensasi “penuh” di telinga juga bisa disertai dengan tinnitus.

Sementara itu, penyakit lain yang disebut neuroma akustik juga bisa menyebabkan telinga berdenging. Penyakit ini sebenarnya merupakan jenis tumor otak yang berkembang di saraf saraf kranial yang membentang dari otak ke telinga bagian dalam dan mengontrol keseimbangan serta pendengaran. Kondisi ini umumnya menyebabkan tinnitus hanya di satu telinga.

Jika Anda mengalami tinnitus, penting untuk segera memeriksakan diri ke spesialis THT. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan pendengaran yang lengkap.

Baca Juga: Telinga Bindeng saat Flu? Berikut 8 Cara Mengatasinya!

Sumber

Activebeat. (2018). Ringing In 8 Causes of Tinnitus. www.activebeat.com

ASHA. Loud Noise Dangers. www.asha.org

National Institute on Aging. Hearing Loss: A Common Problem for Older Adults. www.nia.nih.gov

National Library of Medicine. Chronic tinnitus resulting from head or neck injuries. Pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

Verywell Health. (2020). Causes of Tinnitus or Ringing in the Ears. www.verywellhealth.com