9 Jenis Pemeriksaan Penunjang yang Umum Dilakukan 

9 Jenis Pemeriksaan Penunjang yang Umum Dilakukan 

Penulis: Shania | Editor: Ratna

Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Skrining ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan pengecekan keluhan atau riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan  diagnostik adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk memastikan diagnosis pasien dan tingkat keparahan penyakitnya.

Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan bila pasien berkonsultasi dengan dokter karena keluhan atau gejala tertentu. Selain diagnosis penyakit pemeriksaan tambahan juga dilakukan untuk menentukan langkah pengobatan yang tepat dan memantau keberhasilan terapi pada pasien.

Berbagai Jenis Pemeriksaan Penunjang

Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Melalui pemeriksaan ini dokter dapat memantau beberapa komponen darah dan fungsi organ antara lain:

  • Sel darah seperti sel darah merah sel darah putih dan trombosit atau trombosit.
  • Kesehatan plasma
  • Kandungan kimia darah seperti gula darah atau glukosa kolesterol  asam urat zat besi dan elektrolit.
  • Analisis gas darah
  • Fungsi organ tertentu seperti ginjal hati pankreas empedu dan  tiroid.
  •  Tanda-tanda tumor

 2. Tes urin

Urinalisis adalah jenis tes tambahan yang sering dilakukan untuk menentukan kesehatan fungsi ginjal, riwayat konsumsi obat, dan pengecekan pada masa kehamilan. Tes urin dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan fisik rutin atau bila dokter Anda mencurigai kondisi tertentu seperti penyakit ginjal infeksi saluran kemih atau batu ginjal.

3. Elektrokardiogram (EKG)

Tes ini sering digunakan untuk memantau aktivitas jantung terutama irama detak jantung dan aliran listrik jantung. Elektrokardiogram juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung seperti aritmia serangan jantung pembengkakan jantung kelainan katup jantung dan penyakit arteri koroner. Selama tes elektrokardiogram pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan semua pakaian dan perhiasan yang mereka kenakan dan elektroda kemudian akan dipasang di dada lengan dan kaki pasien. Ketika pemeriksaan berlangsung pasien disarankan untuk tidak banyak bergerak agar mendapat hasil  pemeriksaan yang optimal.

4. Foto Rontgen

Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi sinar X atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan tubuh. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi:

  • Kelainan tulang dan sendi termasuk patah tulang radang sendi dan pergeseran sendi (dislokasi)
  • Kelainan gigi
  • Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
  • Batu saluran kemih
  • Infeksi seperti pneumonia tuberkulosis dan usus buntu

Pada kasus tertentu dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien melalui suntikan atau per oral (diminum) agar hasil foto Rontgen lebih jelas. Meski demikian zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek samping seperti reaksi alergi pusing mual lidah terasa pahit hingga gangguan ginjal.

5. Ultrasound (USG)

Ultrasound adalah tes tambahan yang menggunakan gelombang suara untuk memuat gambar organ dan jaringan dalam tubuh. Pemeriksaan  ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam seperti tumor batu atau infeksi pada ginjal pankreas hati dan empedu. Tidak hanya itu USG juga biasa dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi janin dan memandu dokter saat melakukan  biopsi.

6. Computerized tomography (CT) scan

CT scan adalah pemeriksaan tambahan yang menggunakan sinar-X dengan mesin khusus untuk memuat gambar jaringan dan organ  dalam tubuh. Gambar yang dihasilkan oleh pemindai lebih jernih daripada sinar-X iasa. Pemindaian biasanya memakan waktu sekitar 20 hingga 60 menit. Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik, dokter Anda mungkin menggunakan bahan kontras saat melakukan  CT scan.

7. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Sekilas MRI  mirip dengan CT scan tetapi pemeriksaan ini tidak menggunakan sinar-X atau radiasi melainkan gelomang magnetik dan radio. Daya tinggi untuk menggambarkan keadaan organ dan jaringan  dalam tubuh. Pemindaian MRI biasanya memakan waktu 15 hingga 90 menit.   MRI dapat dilakukan untuk melihat sebagian besar tubuh, otak, sistem saraf tulang, persendian, payudara, jantung, dan pembuluh darah serta organ dalam lainnya seperti hati, rahim, dan prostat.

8. Fluoroskopi

Fluoroskopi adalah pemeriksaan sinar-X yang menggunakan sinar-X untuk memuat serangkaian gambar seperti video. Pemeriksaan  ini sering dikombinasikan dengan agen kontras sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas. Fluoroskopi biasanya digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan. Fluoroskopi juga dapat dilakukan untuk membantu dokter saat melakukan kateterisasi jantung atau memasang cincin jantung.

9. Endoskop

Endoskopi yang bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop adalah instrumen berbentuk tabung kecil yang elastis dengan kamera di ujungnya. Alat ini dihubungkan dengan monitor atau layar televisi sehingga dokter dapat melihat kondisi organ dalam tubuh. Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan mendiagnosis kondisi tertentu seperti gastritis atau peradangan tukak lambung, GERD, disfagia perdarahan gastrointestinal, dan kanker lambung.

Baca Juga: Ketahui Lebih Dalam Pemeriksaan Fisik Head to Toe

Sumber

Healthline.(2021).  All About Blood Tests. www.healthline.com

Healthline.(2018).  Electrocardiogram. www.healthline.com

Medical News Today.(2020). All about blood tests. www.medicalnewstoday.com

Mayo Clonic. Xray. www.mayoclinic.org

Mayo Clonic. Urinalysis. www.mayoclinic.org